“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Jumat, 21 September 2012

Yeremia 11:18-20 (Khotbah Minggu, 23 September 2012)

Serahkan Perkaramu Pada Allah

Pendahuluan
Nyawa Yeremia terancam karena penduduk Anatot berusaha membunuhnya. Penduduk Anatot – yang sebenarnya juga merupakan saudara sekampung dari Yeremia (lih. Yer. 1:1) – berencana untuk membunuh Yeremia karena ia terus menyingkapkan dosa-dosa dan penyembahan berhala yang mereka lakukan serta bernubuat tentang hukuman Allah atas mereka. Rencana ini mau dilaksanakan dengan diam-diam. Akan tetapi, Allah mengungkapkan hal ini kepadanya sehingga Yeremia mengetahuinya dan rencana jahat itu pun gagal. Bahkan, Allah sendiri yang akan menghukum penduduk Anatot.

Pengalaman Yeremia ini merupakan salah satu dari pengalaman pahit yang dialaminya sebagai nabi. Berulangkali ia mendapatkan kesulitan dan penderitaan karena panggilannya itu. Sampai-sampai ia melayangkan keluhan protes keras kepada Allah yang telah memanggilnya (lih. Yer. 20:7). Akan tetapi ada sesuatu di dalam dirinya yang membuat ia tetap berani, bertahan dan melayani sebagai seorang nabi.

Markus 9:30-37 (Khotbah Epistel)

Pemimpin Yang Rendah Hati

Pendahuluan
Konsep kepemimpinan umum biasanya dikaitkan dengan konsep power (kuasa), sehingga muncul opini publik yang mengatakan bahwa seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki kuasa. Praktik kepemimpinan dengan mengandalkan kuasa seringkali identik dengan gila hormat, minta dilayani, tirani, sombong, sewenang-wenang, dll.

Pemahaman dan praktik kepemimpinan umum sangat berbeda dengan konsep kepemimpinan yang pernah diajarkan dan didemonstrasikan oleh Yesus Kristus. Penting digarisbawahi di sini bahwa Tuhan Yesus tidak meniadakan kuasa. Namun Ia memutarbalikkan konsep dan praktik kuasa. Tekanan Tuhan Yesus sama sekali bukan pada kuasa seorang pemimpin, namun kerendahan hati seorang pelayan.

Sabtu, 08 September 2012

Markus 8:27-38 (Khotbah Minggu, 16 September 2012)

Mesias Yang Menderita

Pendahuluan
Tuhan Yesus sudah menyebarkan amanatnya dengan sungguh-sungguh di Galilea sehingga dalam seluruh perjalanan hidup mereka orang Galilea sadar akan pelayanan-Nya. Di antara banyak rakyat biasa, popularitas-Nya demikian tinggi sehingga mereka siap untuk mengangkat Dia sebagai raja mereka dengan paksa. Kejengkelan para pemimpin agama yahudi sudah hampir mencapai puncaknya. Dan Herodes sekarang menjadi gusar terhadap popularitas Kristus. Situasi menjadi semakin menjurus kepada krisis yang terlalu dini, sedangkan pelayanan Kristus belum selesai. Akibatnya Yesus menyingkir empat kali dari Galilea, satu ke pantai timur Danau itu (6:31-56), satu lagi ke wilayah Tirus dan Sidon (7:24-30), satu ke Dekapolis (7:31-8:9), dan terakhir ke Kaisarea Filipi (8:10-9:50). Di sini kegiatan utama Kristus adalah kembali mengajar murid-murid-Nya mengenai pokok-pokok seperti diri-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, pemuridan mereka dan kedatangan-Nya dalam kemuliaan.

Yesaya 50:4-9a (Khotbah Epistel)

Hamba Yang Sejati

Pendahuluan
Nas ini termasuk dalam kumpulan “Nyanyian-nyanyian Hamba Tuhan” yang juga terdapat di pasal 42:1-6; 49:1-6; dan 52:13-53:12. Dalam bagian ini memang tidak digunakan istilah ‘Hamba Tuhan”, namun istilah ‘murid’. Di sini kita akan memperhatikan isi syairnya untuk mempelajari bagaimana ‘profil’ seorang murid Tuhan yang dipaparkan.
-  Ayat 4-5a: Bagaimana kehidupan seorang murid dalam hal persekutuannya dengan Tuhan?
-  Ayat 5-6: Bagaimana penghayatan dan sikap seorang murid dalam menghadapi penderitaan?
-  Ayat 7a, 8a, 9a: Bagaimana keyakinan seorang murid terhadap Tuhannya?
-  Ayat 7b, 8b, 9b: Bagaimana keyakinan itu berdampak khusus dalam diri murid itu sendiri: baik dalam kaitannya langsung dengan Tuhan, maupun dengan sesama?

Kitab Yesaya berisi banyak nubuat tentang "Hamba Tuhan", terutama pada pasal-pasal 49:1-57:21 yang pada akhirnya bermuara pada Yesus Kristus. Pelayanan-Nya membawa pendamaian bagi dosa, keselamatan bagi semua bangsa, pemulihan Israel, dan hukuman atas orang fasik.

Jumat, 07 September 2012

Mazmur 46:2-12 (Khotbah Epistel)


Aman Dalam Perlindungan Allah

Pendahuluan
Mazmur 46 ini ditulis pada saat kesukaran melanda Israel, di mana Yerusalem sedang dikepung oleh Sanherib, raja Asyur, namun Tuhan sanggup melepaskan mereka dari kesesakan. 

Mazmur ini menjunjung tinggi keperkasaan Allah serta mengajak umat Israel mengandalkan-Nya di tengah ketidakstabilan dan ketidakpastian. Ayat 2-8 memberi kesaksian tentang keandalan Allah, dan ayat 9-11 mengajak pendengar untuk merenungkan kesaksian itu. Allah adalah tempat perlindungan dan sumber penyegaran di tengah kesesakan, dan Dia juga bermaksud untuk menghapus segala kekacauan dalam dunia politik manusia (ayat 10) supaya seluruh bumi meninggikan Dia.