Gereja Adalah
Persekutuan Pendamaian
Dalam benak orang-orang Yahudi zaman itu telah
tertanam sebuah konsep bahwa mereka adalah umat yang kudus, umat pilihan Allah.
Sehingga sulit bagi mereka untuk menerima orang luar (non Yahudi) untuk masuk
ke dalam komunitas mereka. Bahkan mereka menganggap najis untuk masuk ke dalam
rumah orang non Yahudi. Kalaupun orang Yahudi bersedia menerima orang non
Yahudi, tentu dengan syarat mereka harus mau mengikuti tata cara Yahudi seperti
sunat dan hukum-hukum lainnya.
Konsep pemahaman seperti itu telah
menimbulkan persoalan di dalam gereja, sebab anggota jemaat di Efesus terdiri
dari bukan saja orang-orang Yahudi melainkan juga orang-orang non Yahudi.
Selain menimbulkan kebingungan, hal ini juga telah memunculkan perselisihan di
antara mereka. Itulah sebabnya di dalam surat-suratnya, Rasul Paulus merasa
perlu membahas tentang persatuan orang Yahudi dan non Yahudi. Salah satu surat
Paulus yang menekankan hal ini adalah surat Efesus. Salah satu pesan sentral
surat ini adalah bahwa Kristus telah melakukan rekonsiliasi antara jemaat
Yahudi dan non Yahudi ke dalam satu tubuh melalui karyaNya di kayu salib.