Persiapkan Jalan Untuk Tuhan
Pendahuluan
Injil Matius
dikenal sebagai Injil yang sangat dekat dengan tradisi Perjanjian lama dan
struktur Injil Matius juga dikenal sangat sistematis, dengan tema-tema yang
terkait satu dengan yang lain. Sehingga memudahkan pembaca untuk memahami
hubungan satu kisah dengan kisah-kisah berikutnya. Hal itu misalnya dapat
dilihat dari bagian pendahuluan Injil Matius (Pasal 1-4) yang menjelaskan
kelahiran Yesus Kristus sebagai penggenapan janji Allah tentang kedatangan
Mesias dari keturunan Daud, kisah kelahiranNya sesuai dengan nubuat PL.
Penggenapan akan janji Allah tentang kedatangan Mesias, itu dipersiapkan
sendiri oleh Allah dalam perjalanan sejarah umatNya ditengah-tengah dunia. Hal
ini sangat jelas kelihatan dalam nats khotbash ini, khususnya dengan penampilan
Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea. Pelayanan Yohanes Pembaptis adalah
bagian yang task terpisahkan dari rencana pelayanan Yesus kepada Penduduk
Yerusalem dan seluruh Yudea, dengan melayankan Baptisan pertobatan kepada
mereka, sungguh menjadi titik awal pelayanan Yesus Kristus dalam sejarah
keselamatan dunia. Singkat kata pelayanan Yohanes Pembaptis adalah pintu masuk
bagi karya keselamatan di dalam hidup dan pelayanan Yesus Kristus.
Penjelasan
1.
Hidup dan pelayanan Yohanes Pembaptis adalah Pintu masuk bagi Yesus Kristus
memulai karya keselamatan dunia. (ay 1-3),
Penampilan Yohanes Pembaptis
di padang gurun menjadi sangat fenomenal karena :
Ø Masyarakat yang haus akan
perobahan sosial dan agama tiba-tiba terbangun dari mimpi lama akan kedatangan
Mesias, hampir semua kalangan melihat sudah tiba saatnya janji itu digenapi.
Ø Pilihan tempat pelayanan
Yohanes Pembaptis di padang gurun, kemudian menegaskan betapa dalamnya
kerinduan masyarakat akan kedatangan zaman pembaruan itu, sehingga jarak yang
jauh dari kota ke padang gurun, serta segala kesulitan dan ancaman yang tidak
sedikit di padang gurun pun sama sekali tidak dihiraukan penduduk Yerusalem dan
seluruh Yudea.
Ø Tema khotbah Yohanes Pembaptis
benar-benar menantang seluruh umat yang merindukan kembali persekutuan yang
intim dan tulus dengan Allah, sebab tidak ada orang yang boleh datang bersekutu
denganNya di dalam kenajisan oleh satu titik dosa pun. Oleh karena itu, seruan
Yohanes Pemnbaptis yang mengatakan :“Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah
dekat“ ay 2, memang menggetarkan hati seluruh umat itu dan menggerakkan jiwa
mereka dengan tidak ragu-ragu memberi diri mereka dibaptis.
2.
Profil Yohanes
Pembaptis sebagai perintis kedatangan Mesias meyakinkan umat akan penggenapan
firman Tuhan (ay 4-6).
Penulis injil Matius
meyakinkan pembaca Injil ini, bahwa kedatangan penduduk Yerusalem dan seluruh
Yudea ke padang gurun untuk menerima baptisan pertobatan secara tidak langsung
dipengaruhi oleh penampilan Yohanes Pembaptis. Masyarakat luas dengan cermat
memerhatikan penampilan Yohanes Pembaptis, baik dari tata busana dan pola makan
serta gagasan yang diucapkannya. Penampilan Yohanes dilihat sebagai penampakan
kembali sosok Elia, nabi legendaris Israel. Elia yang penuh kharisma
mendemonstrasikan kepada seluruh umat Israel bahwa Yahwe adalah satu-satunya
Allah yang hidup, tidak ada Allah lain kecuali Yahwe (1 Raja 18:20-39), seakan
hidup kembali. Artinya profil Yohanes Pembaptis memiliki andil yang besar juga
dalam meyakinkan umat akan kebenaran khotbah pertobatan yang disampaikannya.
3.
Yohanes
Pembaptis pemimpin gembala yang menggunakan tongkat dan gadanya dengan baik (ay
7-10).
Sebagaimana yang diperlihatkan
Yohanes Pembaptis, bahwa teguran keras justru pertama-tama dialamatkan kepada
para pemimpin umat yang dinilai korup, tidak setia dan munafik, yaitu
orang-orang Farisi dan Saduki. Yohanes Pembaptis tidak ragu-ragu menegur mereka
sebagai keturunan ”Ular beludak” (ay 7) dan juga teguran disampaikan kepada
seluruh umat, bahwa rasa nyaman berdiri dibalik kebesaran nama Abraham secara
genealogis sama sekali tidak bisa mengubah kehidupan dan masa depan mereka.
Oleh karena itu Yohanes pembaptis berseru agar mereka berhenti dari rasa nyaman
dan kebanggaan masa lalu yang semu, tetapi mereka harus benar-benar menanam dan
memelihara pohon yang baik dan yang menghasilkan buah yang baik. Sebab nama
besar Abraham tidak menghalangi ”kapak” penghukuman Tuhan untuk menebang habis
orang-orang yang tidak menghasilkan buah yang baik (ay 8).
4.
Pemimpin gembala
mengarahkan seluruh hidup dan pelayanannya kepada kemuliaan nama Tuhan Yesus
Kristus (ay 11-12).
Apapun yang dilakukan dan
hasil yang dicapai oleh seseorang pemimpin dalam pelayanannya harus diukur dari
siapakah yang mendapat kemuliaan dan kehormatan melalui pelayanan tersebut ?
Yohanes Pembaptis dengan jelas menunjukkan bahwa seluruh hidup dan pelayanannya
bermuara pada pengagungan nama Yesus Kristus, Mesias yang dinanti-nantikan
seluruh umat. Yohanes Pembaptis dengan
rendah hati menempatkan posisi dan seluruh pencapaiannya jauh dibawah apa yang
dikerjakan dan dicapai oleh Yesus Kristus. Hal itu jelas sekali dari pernyataan
simbolis ”aku membaptis kamu
dengan air”, lalu memperhadapkannya dengan apa yang akan dilakukan Yesus Kristus ”Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan Api” (ay 11). Apa yang dilakukan Yohanes
Pembaptis sama sekali tidak sebanding dengan apa yang dilakukan Yesus Kristus,
hasila khir yang dicapai oleh pelayanan Yohanes Pembaptis hanya sebatas menjadi
anggota komunitas Yahudi dddalam agama
Yahudi yang fana, tetapi apa yang dihasilkan oleh pelayanan Yesus Kristus
menjadi jalan menuntun setiap orang percaya masuk ke dalam Kerajaan Allah yang
kekal.
Renungan
Oleh Karena itu firman Tuhan
yang menjadi khotbah dalam minggu Advent yang ke IV ini, mengajak seluruh umat
untuk meneladani Yohanes Pembaptis agar hidup dan melakukan tugas panggilan
masing-masing untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan membangun KerajaanNya
didunia ini, dimana nama Tuhan Yesus Kristus akan diagungkan dan dimuliakan
sepanjang masa. Melalui firman ini juga kita diingatkan untuk merenungkan
sejauhmana kita telah merespon kerinduan warga gereja dan masyarakat melihat
wujud Kerajaan Allah ditengah-tengah situasi yang kering saat ini. Gereja harus
lebih konkrit memikirkan pelayanan yang sungguh-sungguh menarik perhatian dan
mendorong warga jemaat melibatkan diri bagi terciptanya pertobatan sosial
sebagai wujud dari pengenalan akan datangnya Kerajaan Allah.
Firman ini juga mengajak para
pelayan gereja untuk memberikan keteladanan bagaimana hidup sederhana dan
bertanggungjawab, dimana perkataan dan pengakuan verbal benar-benar sama dan
sebangun dengan perilaku dan pelayanannya.
Yohanes memberitakan
penghakiman dan undangan pertobatan. Dua hal ini disampaikan Yohanes supaya
kita bisa menyiapkan diri untuk menyambut kerajaan Surga. Pertama, penghakiman,
Tuhan pasti melakukan penghakiman kepada umat-Nya. Penghakiman dimulai dari
gereja, orang-orang yang terdekat, pemimpin agama. Kita sebagai orang Kristen
harus berhati-hati karena kita dibenarkan bukan karena jabatan ataupun latar
belakang kita secara keturunan. Banyak orang Kristen terjebak dalam tradisi
kekristenan, tetapi tidak ada pertobatan sungguh-sungguh. Yohanes menginginkan
pertobatan yang sejati. Ia seorang yang jujur dan berani sehingga umurnya pendek.
Banyak orang Kristen ingin seperti Ayub (kekayaan), Daud (kekuasaan), ataupun
Salomo (kebijaksanaan), tetapi jarang dari kita yang ingin menjadi Yohanes
Pembaptis yang penuh dengan kejujuran dalam memberitakan firman Tuhan.
Pdt. W.S. Napitu, MA
0 komentar:
Posting Komentar