“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Senin, 09 Desember 2013

Mazmur 118:1-9 (Khotbah Malam Akhir Tahun, 31 Desember 2013)

Mengucap Syukur

Pendahuluan
Kita baru saja merayakan kelahiran Yesus Kristus, dan kita sudah seharusnya bisa merasakan betapa besar kasih Allah kepada kita dengan mengutus AnakNya. Selain itu, kita juga telah melewati tahun 2013 ini dengan berbagai moment hidup baik itu suka maupun duka. Sepanjang tahun ini pasti banyak berkat yang sudah kita terima dari Tuhan, misalnya kesembuhan dari penyakit, lepas dari pencobaan, berhasul dalam usaha dan pendidikan. Tidak ada yang mampu meberikan semuanya itu kecuali Tuhan kita yang maha besar. Dengan demikian sudah sepatutnya kita mengucap syukur untuk semuanya itu, untuk penyelamatan Yesus Kristus dan untuk berkat Tuhan yang tidak terhitung. Kita bersyukur bukan supaya kita mendapatkan sesuatu dari Tuhan tetapi karena kita sudah mendapatkan sesuatu dan banyak hal dari Tuhan.

Kolose 3:15-17 (Khotbah Minggu, 29 Desember 2013)

Damai Sejahtera Kristus Memerintah dalam hatimu

Pendahuluan
Untuk mengetahui tujuan penulisan surat, kita perlu tahu kondisi jemaat yang dikirimi surat, keduanya saling berkaitan. Dari pembacaan ayat-ayat di atas, kita mengetahui adanya pengaruh ajaran yang salah dalam jemaat Tuhan. Ajaran-ajaran Yunani berusaha masuk ke dalam gereja. Ajaran-ajaran tersebut salah karena tidak kembali kepada Kristus. Jemaat Kolose sudah merendahkan diri, beribadah kepada malaikat dan mendapatkan penglihatan, tapi menurut Paulus semuanya itu salah karena tidak kembali kepada Kristus. Paulus dalam surat Kolose berkali-kali menekankan untuk kembali kepada Kristus. Kolose 1 adalah salah satu pengajaran yang penting mengenai Kristologi.
·         Kolose 1:3-5 : Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu, karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil.
·         Kolose 1:8 : Dialah juga yang telah menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh.
·         Kolose 2:16 : Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;
·         Kolose 2:18-19 : Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.
·         Kolose 2:23 : Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.

Matius 1:18-25 (Khotbah Natal, 25 Desember 2013)

KELAHIRAN YESUS KRISTUS

Natal adalah sesuatu yang khusus bagi setiap orang percaya, dan identitas yang tidak dapat dipisahkan dari kekristenan. Ada  banyak orang atau tetangga yang tidak pernah kita lihat pergi ke gereja, tiba-tiba di bulan Desember, ada pohon Natal di rumahnya, bahkan dia sendiri pergi ke gereja. Memang, Natal adalah identitas kekristenan, tetapi seringkali kita hanya disibukkan dengan hal-hal lahiriah, sehingga tidak dapat memahami makna Natal yang sebenarnya. Melalui Matius 1:18-25, ada tiga perkara penting yang harus selalu kita ingat saat merayakan Natal:

Yohanes 1:1-14 (Khotbah Malam Natal, 24 Desember 2013)

YESUS ADALAH FIRMAN ALLAH DAN ANAK ALLAH

Natal arti katanya adalah kelahiran dari bahasa Portugis. Karena kata natal adalah kelahiran sehingga orang bisa salah memahami merayakan natal, kelahiran Kristsus itu, sama dengan merayakan perayaan ulang tahun manusia, yaitu bertambahnya usia kita. Sehingga ada yang menghitung umur Tuhan Yesus, dan mengucapkan “Happy Birthday Tuhan Yesus”. Ini salah pengertian. Yesus kekal adanya. Dia sudah ada sebelum penciptaan. Kita merayakan Natal bukan karena umur Yesus bertambah lagi, tapi suatu ungkapan syukur bahwa Allah telah bersedia menjadi manusia, tinggal diantara kita, dekat kita, untuk menyelamatkan kita dari dosa. Kita merayakan Natal bukan untuk pesta pora, makan dan minum, karena Yesus ulang tahun.

Matius 3:1-12 (Khotbah Minggu Advent IV, 22 Desember 2013)

Persiapkan Jalan Untuk Tuhan

Pendahuluan
Injil Matius dikenal sebagai Injil yang sangat dekat dengan tradisi Perjanjian lama dan struktur Injil Matius juga dikenal sangat sistematis, dengan tema-tema yang terkait satu dengan yang lain. Sehingga memudahkan pembaca untuk memahami hubungan satu kisah dengan kisah-kisah berikutnya. Hal itu misalnya dapat dilihat dari bagian pendahuluan Injil Matius (Pasal 1-4) yang menjelaskan kelahiran Yesus Kristus sebagai penggenapan janji Allah tentang kedatangan Mesias dari keturunan Daud, kisah kelahiranNya sesuai dengan nubuat PL. Penggenapan akan janji Allah tentang kedatangan Mesias, itu dipersiapkan sendiri oleh Allah dalam perjalanan sejarah umatNya ditengah-tengah dunia. Hal ini sangat jelas kelihatan dalam nats khotbash ini, khususnya dengan penampilan Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea. Pelayanan Yohanes Pembaptis adalah bagian yang task terpisahkan dari rencana pelayanan Yesus kepada Penduduk Yerusalem dan seluruh Yudea, dengan melayankan Baptisan pertobatan kepada mereka, sungguh menjadi titik awal pelayanan Yesus Kristus dalam sejarah keselamatan dunia. Singkat kata pelayanan Yohanes Pembaptis adalah pintu masuk bagi karya keselamatan di dalam hidup dan pelayanan Yesus Kristus.

Yesaya 35:1-10

Lihatlah Allahmu Akan Datang

Pendahuluan
Pasal 1-39 dari kitab Yesaya (Proto Yesaya) ini diyakini berasal dari zaman ketika Yehuda (kerajaan selatan), diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada Allah. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan. Diakui memang bahwa dalam banyak aspek bangsa Israel melakonkan peran nyata bukan lagi seperti umat pilihan Allah. Mereka malah menjadi pemberontak, krisis terjadi di mana-mana, seperti krisis politik, ekonomi dan bahkan agama. Kemerosotan-kemerosotan moral dan kehidupan spiritual sudah sangat memprihatinkan, malah dalam arti tertentu bangsa Israel mungkin lebih bobrok dan bebal dari bangsa-bangsa lain di sekitarnya; dan konsekuensinya adalah hukuman yang datang bersamaan dengan hilangnya pengharapan akan keselamatan dan pembaharuan.

Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Allah dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan TUHAN.

Dalam nats ini, Yesaya ingin meyakinkan bangsa itu bahwa jika mereka mau mendengarkan Tuhan, maka bangsa-bangsa yang ingin menyerang mereka akan dihukum oleh Allah (pasal 34) dan dan keselamatan akan diperoleh oleh umat pilihan Allah tersebut.

Jadi, selain menyampaikan peringatan-peringatan Tuhan, Yesaya juga menyampaikan janji-janji Allah tentang keselamatan. Dan ketika janji itu digenapi maka Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga (Ay. 1).

Penjelasan
Ay. 1-3, Hukuman atas dosa berakibat fatal. Padang gurun dan padang tandus merupakan gambaran kengerian hidup. Namun, Allah yang menghukum itu adalah juga Allah sumber hidup yang menerbitkan dan mengembalikan segala sesuatu menjadi baru dan indah. Kengerian akan diganti dengan kesukaan, kebinasaan akan ditaklukkan oleh kehidupan baru.

Ay. 4, dengan kalimat : “Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati”, artinya pesan ini ditujukan kepada orang-orang yang sedang ketakutan, putus asa dan kecil hati karena menghadapi ancaman serangan musuh yang sangat kuat (Asyur). Kepada mereka dikatakan: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!". Kata “Ia sendiri datang” menyatakan bahwa Allah yang berinisitif, Allah yang memulai, Allah yang tidak tega atas keberadaan umatNya yang hidup oleh berbagai penderitaan yang terjadi. Yesaya meyakinkan mereka bahwa Allah sendiri yang akan datang menyelamatkan bangsa itu dari ancaman bangsa-bangsa asing. Hal yang kurang lebih sama pernah disampaikan Allah kepada bangsa itu melalui Musa : “TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Kel. 14:14).

Ay. 5, “Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka”. Sesungguhnya apa yang dialami oleh bangsa Israel adalah akibat dari dosa mereka sendiri yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, namun oleh karena kasih setiaNya, Allah berkenan untuk menyelamatkan mereka. Itu sebabnya Yesaya mengatakan bahwa pada waktu Allah bertindak untuk menyelamatkan mereka, maka akan terjadi pemulihan dalam kehidupan bangsa itu. Mereka yang selama ini buta/tidak melihat perbuatan-perbuatan Allah dalam kehidupannya dan yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, akhirnya akan terbuka mata dan telinga mereka dan menyadari betapa kasih setia Allah senantiasa menyertai kehidupannya.

Ay. 6, “Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara”; Pemulihan tersebut akan berlanjut, mereka akan bersukacita, bukan hanya dalam kehidupan pribadi-pribadi tetapi juga dalam kehidupan masyarakat secara umum. Sumber-sumber penghidupan akan kembali terbuka dan mujizat akan terjadi. Sehingga sukacita besar akan mewarnai kehidupan mereka. Sukacita besar terjadi karena Allah sendiri akan membuat suatu perubahan dan pembaharuan yang sangat signifikan dalam diri umat manusia, yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia. Sukacita itu digambarkan secara jelas dalam Ay. 10 : ”dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh”.

Ay. 7, “tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air”. Keselamatan yang dari Allah itu juga akan membawa mereka kepada kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari. Allah akan memulihkan tanah mereka, sehingga bisa kembali subur dan menjadi sumber penghidupan yang layak. Sukacita besar karena Allah sendiri akan membuat alam menjadi sumber kehidupan dan kesejahteraan.

Ay. 8-10, Umat yang ditebus akan hidup menurut jalan kudus, di mana kekotoran moral akan ditiadakan, demikian juga singa-singa rakus yang melambangkan kejahatan Iblis. Di jalan itu orang bodoh atau yang tidak berhati-hati pun, jika mereka telah ditebus dan lahir baru, bisa lewat dan tidak tersesat. Orang-orang yang pergi ke Kota Kudus melalui jalan raya ini dari Babel, yaitu Kota Kebinasaan, akan ditandai oleh sukacita khusus yang tidak dikenal oleh dunia, mereka akan menyanyikan pujian syukur yang tidak pernah bisa dinyanyikan oleh orang yang tidak diselamatkan.

Refleksi
Dalam menghadapi situasi kehidupan saat sulit, seringkali kita menjadi tawar hati dan takut bahkan cenderung menjadi putus asa dan apatis, mungkin karena tekanan kondisi ekonomi yang sulit, rumah tangga yang hancur, tekanan pekerjaan, tekanan sosial, dll. Kita hidup di tengah-tengah situasi yang tidak menentu, penuh ancaman, bahaya dan penderitaan, bekerja di bawah tekanan orang lain, dan dihantui oleh ancaman mutasi yang tidak jelas alasannya, hidup bergereja dan beribadah di tengah-tengah ketidakpastian keamanan di negara kita ini, melihat orang-orang yang dengan jelas-jelas menyalahgunakan kekuasaan, wewenang dan jabatan demi kepentingan diri sendiri, orang-orang yang memperjual-belikan hukum di negara kita ini. Masih banyak lagi hal-hal yang bisa kita alami dalam hidup ini, bahkan dalam hidup berkelompok, bergereja, bermasyarakat dan berbangsa. Banyak hal yang dapat menyebabkan kita kehilangan sukacita dan pesimistis, seperti: dukacita dan kesedihan karena kehilangan orang-orang yang dikasihi, perasaan tertolak, marah, iri hati, kebencian, dendam, permusuhan, kekecewaan, dll. Namun dalam kondisi demikian firman Tuhan mengingatkan kita: “Jangan Takut, kuatkan hatimu”, sebab ada Tuhan kita yang baik sanggup melepaskan kita dari segala macam tekanan apapun, asal kita mau membuka mata untuk melihat perbuatan-perbuatanNya yang ajaib dan mau mendengar firmanNya setiap waktu.

Keselamatan yang dari Allah akan membawa pemulihan bagi kita, bukan hanya secara pribadi, tetapi lebih luas lagi Allah sanggup memulihkan bangsa kita, mencelikkan mata rohani yang buta, membuka telinga yang tidak mau mendengar kebenaran firman Tuhan, setelah itu maka sumber-sumber kehidupan akan dipulihkan dan kita akan bersukacita menikmati kesejahteraan dan kehidupan sebagai masyarakat madani yang makmur dan sejahtera.


Untuk itu mari kita menaruh pengharapan kita senantaisa kepada Tuhan, dan jangan khawatir akan situasi hidup kita hari ini. Sebab Allah kita yang besar sanggup melakukan segala hal untuk membawa kita kepada keselamatan. Gereja juga tidak perlu secara membabi buta mempertahankan dirinya atas tekanan pihak lain, karena Allah akan berperang di pihak kita.    Amin.

Zakaria 9:9-10 (Khotbah Minggu Advent II, 8 Desember 2013)

Menanti Dengan Hati Damai

1.     Zakaria dan Nabi Hagai hidup di zaman yang sama, yaitu zaman bangsa Israel sudah kembali dari masa pembuangan di Babel. Ketika pulang ke Yerusalem, mereka mendapati Bait Allah sudah hancur dan mereka memang akan membangunnya kembali.

Arti nama Zakaria adalah Allah mengingat. Zakaria membawa pesan bahwa meskipun keadaan Yerusalem tengah porak poranda, Allah tetap mengingat umat-Nya. Allah akan menggenapi janji-Nya walaupun karena penghukuman Allah keadaan, tengah hancur lebur. Tetapi harapan tetap ada karena Allah menyertai umat-Nya yang bertobat.

Zakaria bahkan memberikan janji tentang kedatangan Mesias yang sangat unik. Mesias itu adalah raja yang akan datang dengan menunggang keledai. Ia lemah lembut dan membawa berita damai yang akan diberitakan sampai kepada semua bangsa. Seorang raja tidak biasa menunggang keledai. Biasanya raja menunggang kuda yang gagah perkasa dan dengan kekuatannya akan mengalahkan musuh-musuhnya. Tetapi ternyata cara Allah lain dengan cara manusia.

Jumat, 05 Juli 2013

Kolose 4:1-6 (Khotbah Minggu, 7 Juli 2013)

Hidup Dalam Hikmat Dan Kasih

Pendahuluan                                        
Interaksi dengan orang lain adalah hal yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan kita sehari-hari, baik kepada keluarga, lingkungan sekitar rumah, sesama jemaat ataupun rekan kerja. Namun tanpa kita sadari bahwa ternyata interaksi tersebut mempunyai dampak yang besar dalam kehidupan kita terlebih kepada pemberitaan Injil tergantung bagaimana kita untuk menempatkan diri kita dalam interaksi kepada orang lain, bisa membawa dampak yang positif dan dapat juga membawa dampak yang negatif. Dalam Kolose 3:23 dikatakan: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”. Nasehat Paulus ini sangat jelas memberikan kepada kita pengertian akan hubungan kita dengan orang lain bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam interaksi dengan orang lain itu adalah melakukan segenap hati untuk Tuhan dan bukan unuk manusia.

Jumat, 03 Mei 2013

Matius 7:7-10

Jangan Berhenti Berdoa
 
Pendahuluan
Doa adalah ‘nafas hidup’ orang Kristen, sebab dalam doalah orang Kristen bersekutu dengan Allah. Jadi, jika orang Kristen tidak lagi berdoa kepada Allah, maka tidak ada lagi persekutuannya dengan Allah. Biasanya orang Kristen yang tidak mau lagi berdoa, disebabkan oleh kebosanan & kejenuhan karena doa-doanya tidak dikabulkan Allah. Lalu bagaimana agar doa-doa kita dikabulkan Allah? Apakah karena kita memintanya terus-menerus? Ataukah hanya tergantung pada belas kasihan Allah, kalau dikasih, OK… anggak dikasih ya.. nggak apa-apa? Atau selama ini permintaan kita yang salah, memangnya ada ‘doa’ yang salah?

Nas ini merupakan salah satu pengajaran Tuhan Yesus tentang hal berdoa. Yang mengajarkan bahwa kita tidak boleh menyerah di dalam doa, meminta apa yang perlu dalam kehidupan sesuai dengan kehendak Allah. Agar kita dapat mengerti lebih jelas tentang perikop ini, ada baiknya jika lebih dahulu membaca Lukas 11:5-8 yang mengawali Lukas 11:9-13, yang pararel penulisannya dengan perikop ini. Baca juga Lukas 18:1-8.

Jumat, 26 April 2013

Mazmur 148:1-14

Langit, Bumi Bernyanyi Bersama Memuji Allah

Mazmur ini adalah sebuah pujian dan pengagungan terhadap Allah, Sang Pencipta. Bukan berupa pujian pribadi namun justru sebuah ajakan kepada seluruh ciptaan baik yang bernafas maupun tidak, baik yang ada di surga, langit, bumi maupun yang di bawah bumi untuk memadukan puji-pujian bagi Allah.

Senin, 08 April 2013

Yehezkiel 34:11-16

Tuhan Yesus Gembala Kita

Pendahuluan
Akibat dosa dan ketidaksetiaan bangsa Israel kepada Allah, mereka dihukum melalui tangan bangsa lain. Bangsa-bangsa memerangi Israel, mereka ditangkap dan disiksa, terjadi multikrisis, sampai akhirnya, Israel tertawan dan dibawa ke negeri orang Babel. Bangsa itu telah kehilangan kebebasan dan kebahagiaannya menjalani hidup.

Nabi Yehezkiel turut terbuang bersama-sama bangsa Irael ke negeri Babel. Ia adalah seorang imam yang setia kepada Allah. Setelah kurang lebih 15 tahun berada di negeri pembuangan Babel, Allah memanggilnya menjadi seorang nabi di tengah-tengah bangsa Israel untuk menyampaikan firman dan rencana Allah bagi bangsa itu.

Yehezkiel yang berarti "Allah menguatkan", suatu nama yang dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan Israel di pembuangan. Lewat nubuat nabi Yehezkiel, Allah ingin agar Israel tetap berharap serta bersabar menantikan kasih dan pembebasan Allah.

Minggu, 07 April 2013

Wahyu 1:4-8

Allah Sendiri Yang Menghibur dan Meneguhkan Umat-Nya

Pendahuluan
Ketika kitab ini ditulis, gereja perdana berada dalam situasi yang sulit. Domitian, Kaisar Romawi waktu itu, memerintahkan seluruh penduduk dalam wilayah pemerintahannya untuk menyembah dan mengakui Kaisar sebagai Tuhan. Orang-orang Kristen tidak mau menaatinya, karena hanya Kristuslah Tuhan dan hanya Dia yang layak disembah. Akibatnya, mereka mengalami tekanan dan penganiayaan bahkan tidak sedikit yang mati martir karena iman mereka. Melihat kenyataan yang demikian banyak yang mulai meragukan pribadi dan kuasa Tuhan Yesus.

Di tengah badai aniaya yang melanda umat-Nya, Tuhan Yesus memberikan wahyu kepada hamba-Nya, Yohanes untuk menghibur dan meneguhkan mereka. Dengan setia Yohanes bersaksi tentang wahyu yang telah diterimanya. Ia menuliskannya bagi ‘hamba-hamba Kristus’ (ay. 1) yang sedang menjalani masa ujian dalam rangka pemurnian menjelang pemuliaan. Bagi “ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya” disebut berbahagia atau terberkati. Maksudnya jelas, menekuni dan mengamalkan Kitab Wahyu akan mendatangkan berkat bagi orang percaya dan jemaat, yakni ketangguhan menjalani masa uji yang penuh penderitaan, dan kemuliaan surgawi sebagai orang-orang yang menang.

Selasa, 02 April 2013

Kisah Para Rasul 11:15-18 (Khotbah Minggu, 28 April 2013)

Memuliakan Allah melalui Pekabaran Injil

Pendahuluan
Dalam Kisah Para Rasul 10 diceritakan bahwa Petrus membaptis Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. Kejadian ini terjadi di Kaisarea, ibukota Yudea di bawah pemerintahan Romawi. Kota ini merupakan kota perdagangan yang baik, dihias dengan istana-istana, gedung-gedung umum dan suatu amfiteater yang besar. Kaisarea mempunyai penduduk campuran. Kornelius merupakan seorang non-Yahudi yang dikenal sebagai ‘orang-orang yang takut akan Allah’, yang dalam konteks ini mengacu pada orang nonYahudi yang beribadah kepada Allah Israel. Mereka melakukan praktik-praktik keagamaan Yahudi, misalnya memberi sedekah dan berdoa. Setelah berkhotbah kepada Kornelius di rumahnya, Petrus menyuruh mereka dibaptis.

Mazmur 66:1-7 (Khotbah Minggu, 21 April 2013)

Sudahkah Anda Mengucap Syukur Hari Ini?


Pendahuluan
Minggu ini dinamai Jubilate, artinya: “Semuanya bersukacita kepada Allah”. Kata semua, berarti tanpa kecuali. Yang tua, yang muda, yang hidupnya susah, yang hidupnya senang, yang sedang berpesta maupun yang sedang menghadapi kemalangan. Yang bebas bekerja maupun yang sedang ada di penjara, tanpa kecuali!
           
Dalam nats ini, pemazmur mengajak umat Israel mengucap syukur bahkan dengan sorak-sorai (seperti menonton sebuah pertandingan sepak bola) mengingat kebaikan Allah yang telah menyelamatkan mereka dari tanah perbudakan Mesir, yang menjauhkan mereka dari kematian hingga tiba di Tanah Perjanjian.

Melalui nats ini kita juga diingatkan agar tidak melupakan peranan Allah yang begitu besar dalam mengiringi perjalanan hidup kita, baik suka maupun duka.

Matius 9:35-38 (Khotbah Minggu, 14 April 2013)

Berbelas Kasihan

Pendahuluan
Teks ini merupakan kesimpulan dari pelayanan-pelayanan Yesus yang dijelaskan dalam bagian-bagian sebelumnya. Kata “demikianlah” menunjukkan hal itu.

Pada ayat-ayat sebelumnya diceritakan bagaimana Tuhan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa untuk mengajar dalam rumah-rumah ibadat, memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan orang-orang yang dijumpainya.

Di banyak kota dan desa yang dimasuki Tuhan Yesus bersama para muridNya, ada begitu banyak orang yang memerlukan 'pelayanan', sementara yang dapat melayani hanya sedikit. Tergerak oleh belas kasihan, Tuhan Yesus menyampaikan kepada para pengikutNya untuk berdoa; meminta kepada Bapa di Sorga agar mengirimkan lebih banyak lagi para pelayan.

Kisah Para Rasul 5:27-32 (Khotbah Minggu, 7 April 2013)

Menjadi Saksi Kristus

Pendahuluan
Setelah Yesus dibangkitkan, Dia naik ke sorga dan mengutus Roh Kudus untuk menolong manusia dalam hidupnya. Amanat agung Tuhan Yesus untuk menjadikan segala bangsa menjadi muridNya, ditambah lagi peneguhanNya atas diri para rasul untuk menjadi saksiNya (1:8) menjadikan teks ini mengacu pada tugas memanggil orang lain datang pada Yesus. Tugas pekabaran injil oleh para rasul pada permulaannya dialamatkan kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem. Teks ini merupakan rangkaian dari peristiwa pekabaran injil yang para rasul lakukan di Yerusalem.

Minggu, 24 Maret 2013

Filipi 2:5-11 (Khotbah Minggu, 24 Maret 2013)

Ketaatan Mendatangkan Kemuliaan

Pengantar
Kala itu, ada gejolak dalam kehidupan Gereja Filipi. Dari luar, jemaat menghadapi penganiayaan dari orang-orang yang tidak menyukai keberadaan mereka. Dari dalam, ada beberapa orang anggota jemaat yang saling berseteru satu sama lain (Flp. 4:2). Belum lagi guru-guru palsu yang membingungkan Gereja dengan ajaran-ajarannya yang menyesatkan (Flp. 3:2). Gejolak kehidupan gereja seperti itu bisa saja menggoda jemaat untuk tidak lagi taat iman. Oleh sebab itu menjadi perlu, jemaat ini mengingat kembali “ketaatan yang berkorban”, yang telah ditunjukkan oleh Kristus, agar mereka dapat berdamai dengan Allah, dengan diri sendiri dan dengan orang lain.

Jumat, 08 Maret 2013

Lukas 15:11-32 (Khotbah Minggu, 10 Maret 2013)

Sukacita Atas Pertobatan Orang Berdosa

Pedahuluan
Pandangan Tuhan Yesus terhadap orang-orang berdosa berbeda dari pandangan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Farisi dan ahli Taurat keberatan atas tindakan Tuhan Yesus terhadap para pemnungut cukai dan orang-orang berdosa (ay. 1). Bagi orang Farisi dan para ahli Taurat, mereka adalah orang-orang yang berstatus “tidak masuk hitungan” di tengah-tengah masyarakat, dan yang harus disingkirkan. Siapa saja yang berpihak pada orang-orang seperti itu pantas dicurigai. Itulah sebabnya orang Farisi dan ahli Taurat bersungut-sungut karena Yesus seakan-akan memanjakan orang-orang itu (ay. 2). Padahal bagi Yesus kehadiran orang-orang tersingkir itu, yang dianggap tidak layak bergaul dengan orang-orang benar termasuk dalam ‘program kerja’-Nya. Karena kedatangan Tuhan Yesus justru mau mencari orang-orang yang hilang, orang-orang tersingkir, atau dalam istilah teologinya disebut; orang-orang berdosa. Tuhan Yesus adalah Juruselamat, yang menghapus dosa, yang mencari orang yang hilang, orang yang kehilangan status anak agar menjadi anak kembali dalam Kerajaan Allah.