Berbelas Kasihan
Teks ini merupakan
kesimpulan dari pelayanan-pelayanan Yesus yang dijelaskan dalam bagian-bagian
sebelumnya. Kata “demikianlah” menunjukkan hal itu.
Pada ayat-ayat sebelumnya diceritakan bagaimana Tuhan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa untuk mengajar dalam rumah-rumah ibadat, memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan orang-orang yang dijumpainya.
Di banyak kota dan desa yang dimasuki Tuhan Yesus bersama para muridNya, ada begitu banyak orang yang memerlukan 'pelayanan', sementara yang dapat melayani hanya sedikit. Tergerak oleh belas kasihan, Tuhan Yesus menyampaikan kepada para pengikutNya untuk berdoa; meminta kepada Bapa di Sorga agar mengirimkan lebih banyak lagi para pelayan.
Penjelasan
Ayat 35
Kesimpulan pelayanan
Yesus ini bisa dijelaskan dalam beberapa jenis kegiatan, antara lain:
a. Yesus
berkeliling ke semua kota dan desa. Maksudnya bukan ke semua kota dan desa di
dunia, melainkan semua kota dan desa Israel, atau lebih tepatnya Yehuda. Yesus
tidak hanya mengunjungi kota, tetapi juga desa. Artinya Yesus tidak hanya
datang bagi mereka yang punya kesejahteraan hidup, kekayaan dan kehormatan,
tetapi juga bagi orang yang kecil, miskin dan tidak terhormat. Kedatangan Yesus
membawa pengharapan kepada mereka yang ada di kota maupun desa, kaya maupun
miskin. Yesus mengunjungi desa dan kota ini, tanpa terkecuali, dengan cara
berkeliling. Artinya, Yesus terus bergerak. Dia terus menggerakkan Injil. Dia
tidak bertahan di satu tempat sampai seluruhnya bertobat. Dia harus
berpindah-pindah untuk mencapai sebanyak mungkin pendengar yang bisa diraihNya.
Yesus datang untuk memberitakan Injil tidak pada satu tempat, tetapi pada
tempat-tempat lain (Markus 1:38-39).
b. Ia mengajar
dalam rumah-rumah ibadat. Sebagai seorang guru Yahudi (rabbi), Dia mempunyai
kebiasaan beribadah pada hari Sabat dan mengajar di rumah ibadat (sinagoge).
Memang sinagoge-sinagoge telah menjadi tempat ibadah lokal yang banyak dijumpai
bagi daerah-daerah di luar Yerusalem. Walaupun menyadari bahwa rumah-rumah
ibadat Yahudi dipenuhi dengan ajaran formalistik dan ritualistik, penuh dengan
orang munafik, Yesus tetap memanfaatkan peluang untuk mengajar di situ.
c. Yesus
memberitakan Injil Kerajaan Sorga. Kedatangan Yesus adalah untuk memberitakan
Injil (euggelion) atau kabar
sukacita. Injil yang diberitakan Yesus adalah Injil Kerajaan Sorga. Injil
Kerajaan Sorga adalah Injil tentang Kerajaan Allah dimana Allah memerintah dan
kehendakNya terjadi. Sehingga pesan Injil Kerajaan Allah adalah undangan untuk
bertobat kepada Allah: “bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” (Mat.
4:17). Dengan kedatangan Yesus, Kerajaan Sorga telah datang. Kerajaan Sorga
menjadi injil (kabar sukacita) karena di dalamnya orang yang bertobat
mendapatkan belas kasihan dari Allah.
d. Yesus
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Pelayanan Yesus tidak hanya untuk
memberi kesembuhan rohani, tetapi juga kesembuhan fisik. Pemberitaan kerajaan
sorga sering diikuti dengan peristiwa penyembuhan. Ini juga sebabnya banyak
orang yang berbondong-bondong mengikuti Yesus, yaitu untuk melihat tanda-tanda
atau mujizat yang dikerjakanNya.
Ayat 36
Kesimpulan pelayanan
Yesus tidak hanya berkaitan dengan apa yang Yesus lakukan. Teks ini juga
menceritakan tentang bagaimana Yesus memandang orang banyak yang mengikutiNya.
Yesus tidak memandang orang banyak itu sebagai objek mencari ketenaran. Yesus
memandang mereka dengan belas kasihan. Mengapa? Karena mereka lelah dan
terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Mereka tidak hanya lelah secara
fisik, tetapi juga secara rohani. Selama ini mereka dibebani oleh ajaran-ajaran
legalistik oleh para guru-guru Yahudi. Mereka lelah karena mereka harus
memenuhi segala perintah dan menjauhi larangan yang terdapat dalam peraturan
agama Yahudi. Kelelahan ini diperparah lagi karena pada akhirnya mereka tidak
mendapatkan keselamatan. Mereka itu seperti domba yang tidak bergembala, karena
gembala mereka yaitu para guru-guru Yahudi menyesatkan mereka. Mereka tidak
digembalakan dengan baik sehingga tidak tahu arah jalan yang dituju. Karena
itu, Yesus memandang mereka dengan belas kasihan. Hati Yesus tergerak oleh
belas kasihan terhadap orang banyak itu. Dia mempedulikan dan mengasihi mereka.
Dia sendiri adalah gembala yang baik (Yoh. 10).
Ayat 37-38
Melihat orang banyak
itu, Yesus berbicara dengan para muridNya. Dia mengatakan bahwa tuaian banyak,
tetapi pekerja sedikit. Dia sedang memposisikan orang banyak dalam analogi
pertanian yaitu sebagai tuaian. Orang banyak itu adalah panen yang banyak.
Artinya, Yesus sedang mengatakan bahwa mereka tidak kekurangan orang yang
dilayani. Banyak orang yang bisa dilayani. Yang menjadi masalah adalah
kekurangan pekerja/pelayan. Karena itu, Yesus mendorong para muridNya untuk
meminta kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja
untuk tuaian itu. Yesus sedang menunjuk pada Allah sebagai tuan yang empunya
tuaian. Allahlah yang mempunyai orang banyak itu sebagai panen rohani.
Keterpanggilan menjadi pelayan sebenarnya adalah pekerjaan Allah yang
mengirimnya. Allahlah yang mempunyai jemaat, bukan pelayan. Pelayan adalah
pekerja, bukan pemilik. Allahlah pemilik dari jemaat. Para murid diminta untuk
meminta kepada Allah supaya mengirim pekerja untuk pelayanan.
Refleksi
1. Minggu ini dinamai ‘Misericordias Domini’
yang berarti “Nyanyikanlah
segala belas kasih Allah”. Di dalam minggu ini kita diingatkan untuk mengingat
segala belas kasih Allah dan mensyukurinya. Belas kasih Allah adalah kasihNya
yang menyelamatkan dan melayani. Belas kasih Yesus sebagaimana digambarkan
dalam teks ini adalah kepedulianNya kepada kita dan orang lain. Yesus memandang
setiap kita dengan belas kasihan. Belas kasihNya menjadi dasar kekuatan bagi
kita untuk mengarungi kelelahan dan ketertelantaran kita. Kita masing-masing
mempunyai kelelahan saat kita merasakan kepenatan dalam mengarungi kehidupan.
Ketertelantaran terjadi saat kita merasa tidak tahu arah yang dituju, bingung akan
kehidupan dan merasa tersesat. Di dalam kelelahan dan ketertelantaran itu,
Tuhan Yesus berbelas kasih kepada kita.
Bahan
epistel dari Yehezkiel 34:11-16 menceritakan bahwa Allah sendiri yang akan
menggembalakan kita. Belas kasihNya menggerakkanNya berlaku sebagai gembala
yang baik yang memperhatikan domba-dombaNya dan mencari domba yang tersesat.
Yang hilang akan dicariNya, yang tersesat akan dibawa pulang, yang luka akan
dibalutNya, yang sakit akan dikuatkanNya, serta yang gemuk dan yang kuat akan dilindungiNya.
2. Belas kasih
Yesus menggerakkanNya untuk melayani setiap orang. Belas kasih Yesus karenanya
menjadi teladan bagi kita untuk melayani setiap orang, dari semua latar
belakang, umur, kondisi ekonomi dan sosial. Dengan belas kasih Tuhan kita
dimampukan untuk berbelas kasih kepada orang lain.
3. Gereja/kita
harus menyadari bahwa kita tidak kekurangan orang untuk dilayani. Malah, masih
banyak orang-orang terpinggirkan yang belum kita layani. Karena itu, kita
kiranya membiasakan diri untuk mendoakan supaya Tuhan mengutus para pekerjaNya
dan memperlengkapi terus pekerja yang sudah ada.
Pdt. Walsen Napitu, MA
0 komentar:
Posting Komentar