“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Minggu, 07 April 2013

Wahyu 1:4-8

Allah Sendiri Yang Menghibur dan Meneguhkan Umat-Nya

Pendahuluan
Ketika kitab ini ditulis, gereja perdana berada dalam situasi yang sulit. Domitian, Kaisar Romawi waktu itu, memerintahkan seluruh penduduk dalam wilayah pemerintahannya untuk menyembah dan mengakui Kaisar sebagai Tuhan. Orang-orang Kristen tidak mau menaatinya, karena hanya Kristuslah Tuhan dan hanya Dia yang layak disembah. Akibatnya, mereka mengalami tekanan dan penganiayaan bahkan tidak sedikit yang mati martir karena iman mereka. Melihat kenyataan yang demikian banyak yang mulai meragukan pribadi dan kuasa Tuhan Yesus.

Di tengah badai aniaya yang melanda umat-Nya, Tuhan Yesus memberikan wahyu kepada hamba-Nya, Yohanes untuk menghibur dan meneguhkan mereka. Dengan setia Yohanes bersaksi tentang wahyu yang telah diterimanya. Ia menuliskannya bagi ‘hamba-hamba Kristus’ (ay. 1) yang sedang menjalani masa ujian dalam rangka pemurnian menjelang pemuliaan. Bagi “ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya” disebut berbahagia atau terberkati. Maksudnya jelas, menekuni dan mengamalkan Kitab Wahyu akan mendatangkan berkat bagi orang percaya dan jemaat, yakni ketangguhan menjalani masa uji yang penuh penderitaan, dan kemuliaan surgawi sebagai orang-orang yang menang.

Penjelasan
Ayat 4a.
Kitab Wahyu dialamatkan kepada tujuh jemaat di Asia Kecil. Asia Kecil pada zaman itu merupakan salah satu dari propinsi Kerajaan Romawi (di sekitar daerah Turki barat yang sekarang). Setiap jemaat tertentu terdiri atas berbagai kumpulan jemaat. Barangkali jemaat-jemaat ini telah dipilih karena mereka mewakili keseluruhan jemaat pada masa itu, karena kata "tujuh" bermakna suatu keseluruhan yang lengkap. Apa yang telah difirmankan kepada mereka dimaksudkan untuk segenap jemaat. Dengan kata lain, "tujuh jemaat" itu mewakili semua jemaat sepanjang zaman gereja ini.

‘Kasih karunia’ adalah kebaikan Allah yang diberikan kepada mereka yang tidak layak mendapatkannya. Sebagai orang berdosa kita layaknya langsung dimasukkan ke neraka selama-lamanya. Kalau kita masih dibiarkan hidup, sebetulnya itu merupakan kasih karunia semata.

‘Damai sejahtera’ merupakan hasil  atau akibat dari pemberian kasih karunia, dan ‘damai’ ini menunjuk pada:
-    Damai antara manusia dengan Allah melalui Kristus.
-   Keadaan hati orang yang telah didamaikan dengan Allah melalui Yesus Kristus. Padahal penerima  Kitab Wahyu ini adalah gereja yang menderita penganiayaan. Jelas bahwa ‘damai dalam badai’  adalah sesuatu yang memungkinkan! (Band. Fil 4:6-7).

Ayat 4b-5.
Ayat ini mencakup ketiga pribadi dari Allah Tritunggal. Jadi salam dalam ay 4b-5a itu diberikan oleh ke-3 pribadi dari Allah Tritunggal. Berkat, kasih karunia dan damai sejahtera berasal dari Dia... dan dari ketujuh Roh... dan dari Yesus Kristus.... Seperti juga dalam 2 Kor. 13:14, Allah yang Tritunggal adalah sumber berkat yang diucapkan Rasul Yohanes.

Bilangan 7 tidak menunjukkan bahwa ada 7 Roh Kudus, tetapi melambangkan kesempurnaan. Tentu saja sebetulnya Roh Kudus hanya satu (1 Kor. 12:4, 7-11). Bisa jadi "tujuh roh" itu mewakili kesempurnaan dan pelayanan Roh Kudus kepada jemaat.

Ayat 5b-6.
Merupakan ajakan untuk memuji Tuhan meskipun umat sedang mengalami penderitaan. Alasan memuji Tuhan adalah karena di dalam Yesus Kristus, Ia telah mengasihi dan menebus kita. Dia  telah melepaskan kita dari dosa. Kata ‘mengasihi’ ada dalam present tense, sedangkan ‘melepaskan’ ada dalam past tense. Artinya Kasih Kristus adalah suatu hubungan terus menerus. Kristus melepaskan kita sekali untuk selamanya, tetapi selalu mengasihi kita (Ibr. 9:28). Kata melepaskan dalam bahasa Yuanani disebut LUEIN yang artinya identik dengan mencuci atau membebaskan. Artinya darah Kristus berfungsi untuk mencuci/menghapus/ mengampuni dosa kita. Itulah fungsi yang benar dari darah Kristus. Oleh sebab itu dalam penderitaan, keadaan ditindas, dihina oleh dunia, miskin, sakit, dsb, kita harus senantiasa menyadari kedudukan kita yang tinggi di hadapan Allah ini. Orang percaya di dalam Kristus disebut sebagai ”kerajaaan“ bukan “raja-raja“ artinya hidup dalam persekutuan yang fungsional bukan penekanan pada posisi (struktur sosial), orang percaya adalah “imam“ yang senantiasa mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan.

Ayat 7-8.
Ayat 7 ini menunjuk pada kedatangan Kristus yang keduakalinya. Ini merupakan thema besar dalam Kitab Wahyu dan merupakan sumber penghiburan dan penguatan bagi orang kristen yang tertindas dan dianiaya, tetapi sebaliknya merupakan ancaman bagi orang jahat/tak percaya. Sebutan kata “awan“ dapat memiliki arti kehadiran dan kemuliaan Tuhan [awan dalam pemikiran Ibrani pada umumnya dihubungkan dengan kehadiran ilahi (Kel. 13:21;  16:10; Mat. 17:5; Kis. 1:9)]. Jadi, ‘Yesus akan datang keduakalinya dengan awan-awan’ maksudnya adalah bahwa ‘Ia akan datang keduakalinya dengan kemuliaanNya’. Dulu, pada kedatanganNya yang pertama Ia datang dengan kehinaan karena Ia merendahkan diri menjadi seorang manusia/bayi yang lemah dan miskin, sehingga banyak orang yang tidak mengenaliNya atau mempercayaiNya sebagai Allah/Tuhan. Tetapi pada kedatanganNya yang keduakalinya Ia datang dengan seluruh kemuliaanNya, sehingga semua orang akan mengenaliNya sebagai Allah/Tuhan (band. Fil 2:10-11). Pengaharapn orang percaya kepada Tuhan yang disebut sebagai Alpa dan Omega, menegaskan bahwa Yesus adalah Allah, Dia adalah yang Awal dan terakhir, hal itu kembali menegaskan penghiburan bagi jemaat kristen yang menderita. Pengakuan Alpa dan Omega menegaskan bahwa Dia adalah Tuhan dan Allah kita sebagai mana pengakuan Thomas (Yoh. 20:28).

Refleksi
Pernahkah Anda diperhadapkan dengan pilihan sulit yang berkaitan dengan iman Anda kepada Tuhan Yesus? Apakah Anda bersedia untuk membayar harga atau menanggung resiko seberat apa pun demi mempertahankan iman kepada Tuhan? Bisa jadi bahwa karena iman kepada Tuhan Yesus, Anda harus kehilangan pekerjaan, atau ditinggalkan teman-teman. Anda dibenci, diejek, dihina, dianiaya, bahkan diancam untuk dibunuh.

Di tengah pergumulan dan penderitaan seberat apa pun, Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan Anda. Sebab, Kristus yang diwahyukan disini adalah Kristus yang ada, dan yang sudah ada dan yang akan datang (ay. 4). Pada masa lalu Kristus adalah Saksi yang setia dan yang pertama bangkit dari antara orang mati; pada masa kini Dia adalah yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita (ay. 5); dan pada masa yang akan datang. Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia ... Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia.

Ungkapan ‘Kasih karunia’ dan ‘damai sejahtera’, menyiratkan kebenaran mendasar dalam keselamatan kita, bahwa sekali kita berada dalam kasih karunia Allah, selamanya kita berada dalam kasih karunia tersebut. Damai sejahtera, yang berarti kedamaian dan kesentosaan jiwa karena kepastian telah diperolehnya damai dengan Allah, juga dikatakan selalu beserta umat-Nya. Itu berarti, bagi orang-orang yang berada dalam kasih karunia Allah, damai sejahtera hadir, dan di saat-saat topan kesengsaraan mengamuk, kedua hal itu menjadi bekal sekaligus titik berangkat pengharapan.

Pendeknya, dengan ‘kasih karunia dan damai sejahtera’ bagi umat-Nya, Allah bersama-sama dengan umat-Nya dalam menghadapi masa uji yang paling berat sekalipun. Ya, Allah mengasihi umat-Nya dan tidak membiarkan mereka berjuang sendirian. Allah sendiri tampil sebagai Penghibur dan Peneguh umatNya. Amin

Dari berbagai sumber

Postingan Terkait



0 komentar: