Sukacita Atas
Pertobatan Orang Berdosa
Pedahuluan
Pandangan Tuhan Yesus terhadap orang-orang
berdosa berbeda dari pandangan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Farisi dan
ahli Taurat keberatan atas tindakan Tuhan Yesus terhadap para pemnungut cukai
dan orang-orang berdosa (ay. 1). Bagi orang Farisi dan para ahli Taurat, mereka
adalah orang-orang yang berstatus “tidak masuk hitungan” di tengah-tengah
masyarakat, dan yang harus disingkirkan. Siapa saja yang berpihak pada
orang-orang seperti itu pantas dicurigai. Itulah sebabnya orang Farisi dan ahli
Taurat bersungut-sungut karena Yesus seakan-akan memanjakan orang-orang itu
(ay. 2). Padahal bagi Yesus kehadiran orang-orang tersingkir itu, yang dianggap
tidak layak bergaul dengan orang-orang benar termasuk dalam ‘program
kerja’-Nya. Karena kedatangan Tuhan Yesus justru mau mencari orang-orang yang
hilang, orang-orang tersingkir, atau dalam istilah teologinya disebut; orang-orang
berdosa. Tuhan Yesus adalah Juruselamat, yang menghapus dosa, yang mencari
orang yang hilang, orang yang kehilangan status anak agar menjadi anak kembali
dalam Kerajaan Allah.
Perumpamaan ini memberikan jawaban atas
sikap dan pandangan orang Farisi dan para ahli Taurat terhadap orang-orang
berdosa. Perumpamaan ini jelas dapat dimengerti oleh siapa pun. Yang hilang
pantas dicari sampai dapat. Jika yang hilang itu ditemukan menimbulkan
sukacita. Di dunia ini berlaku hal seperti itu, demikian juga di surga.
Penjelasan
Pertobatan adalah istilah yang tepat bagi
ditemukannya atau kembalinya orang-orang yang hilang. Tuhan Yesus, karena
kasihNya telah mencari orang-orang berdosa dan berhasil menemukan dan
mengembalikan mereka ke dalam Kerajaan Allah.
Tuhan Yesus selalu mencari yang hilang dan
tetap siap sedia menerima pertobatan kita, walaupun ada yang tidak tidak setuju
atas hal itu seperti halnya orang Farisi dan ahli-hali Taurat dalam nas ini.
Namun bagi Tuhan Yesus tidak ada dosa yang terlalu besar sehingga tidak memberi
kemungkinan untuk bertobat. Jika kita datang kepadaNya, mau mendengarkanNya,
kita akan disambut olehNya. Sampai sekarang usaha Tuhan Yesus mencari
orang-orang berdosa yang telah hilang masih berlangsung. Dengan perantaraan
gereja dan pemberitaan firman Allah.
Ada yang mengatakan bahwa perumpamaan ini
sebenarnya cukup sampai ayat 24 saja. tapi kalau hanya sampai ayat 24, maka
tujuannya hanya mencakup pertobatan orang-orang yang telah jauh dari Allah.
Namun dengan adanya lanjutan perumpamaan ini, maka tujuannya juga lebih luas.
Bukan hanya menyangkut kembalinya atau
bertobatnya mereka yang telah hilang, tapi juga sampai pada sukacita surgawi
akibat pertobatan orang yang hilang itu.
Dengan adanya pertobatan itu, maka warga
Kerajaan Allah semakin bertambah dan sukacita pun tidak dapat dihambat. Orang
yang tadinya hilang telah kembali, sama artinya dengan orang yang tadinya telah
mati kini hidup kembali. Tentu wajar sekali jika terjadi sukacita dan
kegembiraan yang luar biasa.
Sukacita itu bukan hanya ada di pihak Allah
Bapa atau Tuhan Yesus yang telah berhasil menyelamatkan orang-orang percaya,
tapi juga berlaku bagi seluruh “penghuni” Kerajaan Allah atau mereka yang telah
berada di dalam Kerajaan Allah itu. tidak ada iri atau cemburu atas kehadiran
‘orang lain’, yang pernah dianggap golongan rendahan atau setingkat pemungut
cukai atau orang-orang berdosa.
Tugas orang beriman yang telah lebih dulu
masuk ke dalam Kerajaan Allah ialah menyambut orang-orang berdosa yang bertobat
dengan penuh sukacita tanpa kritik! Kita tidak perlu menelusuri secara rinci
riwayat hidup seorang petobat baru. Justru karena dosa-dosanya yang beraneka
ragam itulah maka Tuhan Yesus datang. Tuhan Yesus mencari semua yang hilang,
yang sesat, yang tidak tahu jalan masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Refleksi
Banyak orang yang dianggap sebagai “sampah
masyarakat”, tetapi karena kuat kuasa Roh Kudus dan pemberitaan Firman Tuhan,
mereka bertobat dan memohon supaya dibaptis. Setelah melalui pelajaran
pemahaman akan firman Tuhan dan memenuhi peraturan yang sesuai dengan itu,
tentu tidak ada lagi halangan baginya untuk menjadi anggota gereja. Apakah
masih pantas kita ungkit-ungkit masa lalunya?
Sesungguhnya jika ada seorang petobat baru,
atau seorang yang menerima baptisan kudus, seluruh jemaat patut bersukacita.
Bila perlu seluruh jemaat menyambut pendatang baru itu dengan pesta khusus
untuk itu. Kalau ada keluarga mengadakan pesta perjamuan atas dibaptisnya salah
satu anggota keluarganya, sukacita itu bukan hanya sukacita keluarga yang
bersangkutan, melainkan sukacita seluruh jemaat. Bahkan juga sukacita para
malaikat di surga (ay. 10). Karena satu orang berdosa yang bertobat sudah cukup
menjadi alasan untuk bersukacita, apalagi kalau terjadi pertobatan massal,
tentu tidak ada lagi lasan untuk tidak bersukacita.
Orang-orang yang tidak bersukacita atau
bergembira karena “pertambahan anggota” Kerajaan Allah, pasti tidak merasa ‘at home’ di dalam Kerajaan Allah, karena setiap hari
ada saja pertambahan petobat-petobat baru yang berasal dari sehgala jenis
kesesatan. Kalau Raja dari Kerajaan Allah itu sendiri telah menyambutnya,
mengapa kita tidak menyambutnya juga? Tugas orang-orang yang tellah berada di
dalam Kerajaan Allah itu adalah menyiarkan berita pertobatan, memanggil
orang-orang agar masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Kita ditugaskan memberitakan Injil Tuhan ke
seluruh dunia. Masih banyak sekali orang yang belum mengenal berita tentang
Kerajaan Allah. Masih banyak orang yang berada dalam kegelapan dan sesungguhnya
mereka mendambakan terang Kerajaan Allah.
Kalau sekiranya kita tidak mampu membawa
seseorang ke dalam Kerajaan Allah dengan perantaraan Injil, biarlah kita tidak
menjadi ‘penghalang’ bagi mereka.
Kasih Allah yang mau menerima orang-orang
bertobat adalah dasar sukacita kita. itulah sebabnya ada yang menyebut
perumpamaan ini; perumpamaan tentang
kasih Bapa, bukan hanya perumpamaan tentang anak yang hilang. Penekanannya
terletak pada ‘tindakan kasih’ Bapa, yang menyambut kembali anak-anakNya yang
sempat hilang. Pantaslah sukacita Allah menjadi sukacita kita semua. Amin.
Sumber: Pdt. A. Munthe (Kabar Baik Dalam
Perumpamaan Yesus)
0 komentar:
Posting Komentar