“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Jumat, 03 Mei 2013

Matius 7:7-10

Jangan Berhenti Berdoa
 
Pendahuluan
Doa adalah ‘nafas hidup’ orang Kristen, sebab dalam doalah orang Kristen bersekutu dengan Allah. Jadi, jika orang Kristen tidak lagi berdoa kepada Allah, maka tidak ada lagi persekutuannya dengan Allah. Biasanya orang Kristen yang tidak mau lagi berdoa, disebabkan oleh kebosanan & kejenuhan karena doa-doanya tidak dikabulkan Allah. Lalu bagaimana agar doa-doa kita dikabulkan Allah? Apakah karena kita memintanya terus-menerus? Ataukah hanya tergantung pada belas kasihan Allah, kalau dikasih, OK… anggak dikasih ya.. nggak apa-apa? Atau selama ini permintaan kita yang salah, memangnya ada ‘doa’ yang salah?

Nas ini merupakan salah satu pengajaran Tuhan Yesus tentang hal berdoa. Yang mengajarkan bahwa kita tidak boleh menyerah di dalam doa, meminta apa yang perlu dalam kehidupan sesuai dengan kehendak Allah. Agar kita dapat mengerti lebih jelas tentang perikop ini, ada baiknya jika lebih dahulu membaca Lukas 11:5-8 yang mengawali Lukas 11:9-13, yang pararel penulisannya dengan perikop ini. Baca juga Lukas 18:1-8.

Penjelasan
(Ayat 7-8)
Mealui 3 kata kerja minta, cari, ketuk, Tuhan Yesus mengajarkan: pertama,  bahwa si pendoa berada dalam posisi sebagai “pemohon” atau pihak “yang membutuhkan”, sedangkan Allah sebagai pihak “yang mengabulkan”. Dalam posisi demikian tentu yang menjadi penentu bukanlah si pemohon tetapi Allah. Kedua, hal berdoa memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh, tidak gampang menyerah, dan berlangsung terus-menerus.

Berdoa kepada Allah bukanlah dalam posisi dapat ‘memaksa’-kan kehendak tetapi justru ‘memohon’ dengan memposisikan diri sebagai yang membutuhan pertolonganNya. Berdoa kepada Allah juga harus dengan iman, yaitu keyakinan bahwa Allah pasti akan mengabulkan; sekarang, nanti atau dikabulkan dalam bentuk yang tidak sesuai seperti apa yang kita bayangkan.

(Ayat 9-10)
Tuhan Yesus memperbandingkan Allah sebagai ‘Bapa si sorga’ dengan ‘Bapa dunia’, kalau bapa dunia yang jelas-jelas berkelakuan jahat saja tahu memberi yang terbaik bagi anak-anaknya, apalagi Allah, Bapa di sorga sumber segala hal yang baik itu. Dalam hal ini Tuhan Yesus mau agar kita selalu meminta segala keperluan hidup ini hanya kepada Allah saja. Agar kita selalu mengandalkan kasih karunia Allah saja bukan ‘pengasihan’ dunia ini. Sebab Allah, sumber segala pengetahuan itu tahu betul apa saja yang kita perlukan dan butuhkan.

Tuhan Yesus memakai gambaran roti  dan ikan sebagai kebutuhan pokok manusia yaitu makanan. Jika permohonan dalam doa itu adalah kebutuhan pokok kita, tidak mungkin Allah tidak mau memberikannya, malah jauh sebelum kita memintanya, Allah sudah sediakan. Demikian juga dengan doa-doa kita, mintalah hal-hal yang pokok bagi kebutuhan hidup kita kepada Allah.

Seandainya orang yang mengetuk pintu rumah sahabatnya itu (Luk. 11:5-8) meminta golok untuk membunuh orang malam itu, tentu pemilik rumah tidak akan membuka pintunya dan menggubris permintaan sahabatnya itu, sekalipun ia mengetuk pintu rumah itu semalaman.

Demikian juga Allah, tidak akan sembarangan mengabulkan setiap doa kita. Dia pasti menolak permohonan kita yang tidak baik, seperti; supaya Allah mengutuki musuh kita, supaya orang-orang yang kita benci ditimpa sakit-penyakit. Oleh sebab itulah Tuhan Yesus memakai gambaran anak dan orangtua, bahwa anak dan orangtua sudah saling mengenal satu-sama lain secara mendalam. Jika orang Kristen sudah mengenal Allah, tentu kita tidak berdoa meminta hal-hal yang mengundang murka Allah. Oleh sebab itu, si pendoa perlu mengenal Allah, kepada siapa dia bermohon.

Refleksi
Sekalipun kita telah berdoa  terus-menerus, namun tidak semua doa permohonan kita dikabulkan. Tidak ada keharusan akan hal tersebut. Oleh sebab itu, dalam doa, kita juga sebaiknya meminta kepada Allah agar dikuatkan dalam menerima jawaban dari Allah. Apapun jawaban-Nya itu!

Seorang anak remaja belasan tahun merengek-rengek minta dibelikan sepeda motor kepada ayahnya. Tapi sang ayah tidak mengabulkannya. Si anak merasa kecewa dan sedih karena permintaannya ditolak padahal mereka terbilang orang berada. Tetapi setelah  Si anak dewasa, barulah dia memahami mengapa ayanya tidak mengabulkan permintaannya, sebab ayahnya takut, anaknya belum dapat menguasai emosinya, umurnya juga belum cukup untuk memiliki SIM. Dan lagi sepeda motor itu bisa berbahaya bagi dirinya.

Allah akan menjawab doa kita, hanya sesuai dengan caraNya. Tentunya pasti untuk kebaikan kita.
Cara Allah adalah cara yang penuh dengan kebijaksanaan dan kasih. Seringkali terjadi bahwa Allah, kita paksa untuk memberikan jawaban seperti yang kita inginkan, namun tanpa kita sadari jawaban yang demikian itu, jawaban yang justru akan menghancurkan kita.

Kita sering mendikte Allah dengan hal-hal yang justru akan membawa malapetaka bagi kita sendiri. Untuk itu Tuhan Yesus mengajarkan kita, bahwa Allah akan menjawab doa kita sesuai dengan kebijaksanaan Allah. Kita tidak bisa mendikte Allah sebaliknya Allah yang mendikte kita dengan kebijaksanaan dan kasih-Nya. Seperti ilustrasi diatas, tentang permohonan si anak yang tidak dikabulkan oleh sang ayah.

Kita tahu mungkin berdoa itu mudah, kita tahu pula bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa kita dengan caranya yang bijaksana dan kasih. Tapi ada satu hal yang tidak boleh kita LUPAKAN: bahwa ketika Yesus menyuruh mengetuk pintu (Ayat 7), itu berarti dilakukan secara terus-menerus, sebab ia dilakukan dalam kalimat perintah. Tuhan Yesus meminta agar kita terus-menerus berdoa. Kesungguhan kita, menjadi batu uji ketekunan kita didalam meminta kepada Allah.

Ingatlah Hana, Allah tidak langsung menjawab doa-doanya. Bertahun-tahun Hana berdoa, memohon kehadiran ‘buah hati’ pernikahannya. Selama bertahun-tahun itu, Hana terus berdoa, tidak behenti apalagi menyerah. Akhirnya Allah mengabulkan doanya (1 Sam.1:1-28). Ingatlh juga apa yang Tuhan Yesus katakan, “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Mrk. 11:24).

Saudara-saudara, bila sampai hari ini doa saudara belum terkabulkan, doa saudara pasti didengar oleh Allah. Jangan berhenti berdoa, terus berharap, Allah pasti akan menjawab dengan caranya yang bijaksana dan kasih, terus berdoa, berdoa dan berdoa. Amin.

Pdt. Anthony L Tobing

Postingan Terkait



2 komentar:

BLOG DESIGN mengatakan... Balas

amin...
kotbah yang bagus amang...
boleh tukaran link ngak mang...
khusus bahan sermon
http://bahansermon.blogspot.com/

Anthony L Tobing mengatakan... Balas

@BLOG DESIGN:puji Tuhan, trim's... boleh, dengan senang hati. Gbu