Jangan Berhenti Berdoa
Pendahuluan
Doa adalah ‘nafas hidup’ orang Kristen, sebab dalam doalah orang
Kristen bersekutu dengan Allah. Jadi, jika orang Kristen tidak lagi berdoa
kepada Allah, maka tidak ada lagi persekutuannya dengan Allah. Biasanya orang
Kristen yang tidak mau lagi berdoa, disebabkan oleh kebosanan & kejenuhan karena
doa-doanya tidak dikabulkan Allah. Lalu bagaimana agar doa-doa kita dikabulkan Allah?
Apakah karena kita memintanya terus-menerus? Ataukah hanya tergantung pada
belas kasihan Allah, kalau dikasih, OK… anggak dikasih ya.. nggak apa-apa? Atau
selama ini permintaan kita yang salah, memangnya ada ‘doa’ yang salah?
Nas ini merupakan salah satu pengajaran Tuhan Yesus tentang hal berdoa.
Yang mengajarkan bahwa kita tidak boleh menyerah di dalam doa, meminta apa yang
perlu dalam kehidupan sesuai dengan kehendak Allah. Agar kita dapat mengerti
lebih jelas tentang perikop ini, ada baiknya jika lebih dahulu membaca Lukas
11:5-8 yang mengawali Lukas 11:9-13, yang pararel penulisannya dengan perikop
ini. Baca juga Lukas 18:1-8.
Penjelasan
(Ayat 7-8)
Mealui 3 kata kerja minta,
cari, ketuk, Tuhan Yesus mengajarkan: pertama,
bahwa si pendoa berada dalam posisi sebagai
“pemohon” atau pihak “yang membutuhkan”, sedangkan Allah sebagai pihak “yang
mengabulkan”. Dalam posisi demikian tentu yang menjadi penentu bukanlah si
pemohon tetapi Allah. Kedua, hal
berdoa memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh, tidak gampang menyerah, dan berlangsung
terus-menerus.
Berdoa kepada Allah bukanlah dalam posisi dapat ‘memaksa’-kan
kehendak tetapi justru ‘memohon’ dengan memposisikan diri sebagai yang
membutuhan pertolonganNya. Berdoa kepada Allah juga harus dengan iman, yaitu
keyakinan bahwa Allah pasti akan mengabulkan; sekarang, nanti atau dikabulkan
dalam bentuk yang tidak sesuai seperti apa yang kita bayangkan.
(Ayat 9-10)
Tuhan Yesus memperbandingkan Allah sebagai ‘Bapa si sorga’ dengan ‘Bapa
dunia’, kalau bapa dunia yang jelas-jelas berkelakuan jahat saja tahu memberi
yang terbaik bagi anak-anaknya, apalagi Allah, Bapa di sorga sumber segala hal
yang baik itu. Dalam hal ini Tuhan Yesus mau agar kita selalu meminta segala
keperluan hidup ini hanya kepada Allah saja. Agar kita selalu
mengandalkan kasih karunia Allah saja bukan ‘pengasihan’ dunia ini. Sebab Allah,
sumber segala pengetahuan itu tahu betul apa saja yang kita perlukan dan
butuhkan.
Tuhan Yesus memakai gambaran roti
dan ikan sebagai kebutuhan pokok manusia yaitu makanan. Jika permohonan
dalam doa itu adalah kebutuhan pokok kita, tidak mungkin Allah tidak mau
memberikannya, malah jauh sebelum kita memintanya, Allah sudah sediakan. Demikian
juga dengan doa-doa kita, mintalah hal-hal yang pokok bagi kebutuhan hidup kita
kepada Allah.
Seandainya orang yang mengetuk pintu rumah sahabatnya itu (Luk.
11:5-8) meminta golok untuk membunuh orang malam itu, tentu pemilik rumah tidak
akan membuka pintunya dan menggubris permintaan sahabatnya itu, sekalipun ia
mengetuk pintu rumah itu semalaman.
Demikian juga Allah, tidak akan sembarangan mengabulkan setiap doa
kita. Dia pasti menolak permohonan kita yang tidak baik, seperti; supaya Allah
mengutuki musuh kita, supaya orang-orang yang kita benci ditimpa
sakit-penyakit. Oleh sebab itulah Tuhan Yesus memakai gambaran anak dan orangtua, bahwa anak dan orangtua sudah saling mengenal satu-sama
lain secara mendalam. Jika orang Kristen sudah mengenal Allah, tentu kita tidak
berdoa meminta hal-hal yang mengundang murka Allah. Oleh sebab itu, si pendoa
perlu mengenal Allah, kepada siapa dia bermohon.
Refleksi
Sekalipun kita telah berdoa
terus-menerus, namun tidak semua doa permohonan kita dikabulkan. Tidak
ada keharusan akan hal tersebut. Oleh sebab itu, dalam doa, kita juga sebaiknya
meminta kepada Allah agar dikuatkan dalam menerima jawaban dari Allah. Apapun
jawaban-Nya itu!
Seorang anak remaja belasan tahun merengek-rengek minta dibelikan sepeda
motor kepada ayahnya. Tapi sang ayah tidak mengabulkannya. Si anak merasa
kecewa dan sedih karena permintaannya ditolak padahal mereka terbilang orang
berada. Tetapi setelah Si anak dewasa,
barulah dia memahami mengapa ayanya tidak mengabulkan permintaannya, sebab
ayahnya takut, anaknya belum dapat menguasai emosinya, umurnya juga belum cukup
untuk memiliki SIM. Dan lagi sepeda motor itu bisa berbahaya bagi dirinya.
Allah akan menjawab doa kita,
hanya sesuai dengan caraNya. Tentunya pasti untuk kebaikan kita.
Cara Allah adalah cara yang penuh dengan kebijaksanaan
dan kasih. Seringkali terjadi bahwa Allah, kita paksa untuk memberikan jawaban
seperti yang kita inginkan, namun tanpa kita sadari jawaban yang demikian itu,
jawaban yang justru akan menghancurkan kita.
Kita sering mendikte Allah dengan hal-hal yang justru akan membawa
malapetaka bagi kita sendiri. Untuk itu Tuhan Yesus mengajarkan kita, bahwa Allah akan menjawab doa kita
sesuai dengan kebijaksanaan Allah. Kita tidak bisa mendikte Allah
sebaliknya Allah yang mendikte kita dengan kebijaksanaan dan kasih-Nya. Seperti
ilustrasi diatas, tentang permohonan si anak yang tidak dikabulkan oleh sang ayah.
Kita tahu mungkin berdoa itu mudah, kita tahu pula bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa kita dengan caranya yang bijaksana dan kasih. Tapi
ada satu hal yang tidak boleh kita LUPAKAN: bahwa ketika Yesus menyuruh
mengetuk pintu (Ayat 7), itu berarti dilakukan secara terus-menerus, sebab ia
dilakukan dalam kalimat perintah. Tuhan Yesus meminta agar kita
terus-menerus berdoa. Kesungguhan kita, menjadi batu uji ketekunan kita didalam
meminta kepada Allah.
Ingatlah Hana, Allah tidak langsung menjawab doa-doanya. Bertahun-tahun
Hana berdoa, memohon kehadiran ‘buah hati’ pernikahannya. Selama bertahun-tahun
itu, Hana terus berdoa, tidak behenti apalagi menyerah. Akhirnya Allah
mengabulkan doanya (1 Sam.1:1-28). Ingatlh juga apa yang Tuhan Yesus katakan, “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja
yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal
itu akan diberikan kepadamu.” (Mrk. 11:24).
Saudara-saudara, bila sampai hari ini doa saudara belum
terkabulkan, doa saudara pasti didengar oleh Allah. Jangan berhenti berdoa,
terus berharap, Allah pasti akan menjawab dengan caranya yang bijaksana dan
kasih, terus berdoa, berdoa dan berdoa. Amin.
Pdt. Anthony L
Tobing
2 komentar:
amin...
kotbah yang bagus amang...
boleh tukaran link ngak mang...
khusus bahan sermon
http://bahansermon.blogspot.com/
@BLOG DESIGN:puji Tuhan, trim's... boleh, dengan senang hati. Gbu
Posting Komentar