“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Jumat, 11 Mei 2012

Mazmur 98:1-9 (Khotbah Epistel)


Pujian Bagi Kuasa Allah Yang Menyelamatkan

Pendahuluan
Mazmur 98 merupakan bagian tak terpisahkan dari kumpulan mazmur yang menekankan kekuasaan Allah sebagai Raja (Mzm. 95-99). Sebutan bagi Allah sebagai Raja di ayat 6 dan pengadilan zaman akhir di ayat 9 mengaitkan mazmur ini dengan mazmur-mazmur sebelumnya.

Pengalaman masa lalu bangsa Israel yang ‘menderita’ akibat ditindas oleh bangsa lain dan penyelamatan oleh Allah yang membawa mereka ke alam kebebasan telah memanggil pemazmur untuk bersyukur oleh karena kasih-Nya yang menyelamatkan itu. Ungkapan syukur pemazmur di sini sekaligus sebagai ajakan bagi seluruh umat untuk memuliakan Allah dengan nyanyian dalam suasana gembira.  Ajakan ini meluas cakupannya. Mulai dengan jemaat yang ada di bait Allah (ayat 1-3), kemudian meluas bagi seluruh manusia di bumi (ayat 4-6); dan mengumandang bagi seluruh ciptaan (ayat 7-8).

Penjelasan
Ayat 1-3
Bila kita melihat ke sejarah Israel, dua perkara besar dalam kehidupan umat dalam Perjanjian Lama adalah Keluarnya mereka dari tanah Mesir dan kepulangan mereka dari tanah pembuangan. Keduanya adalah tindakan penyelamatan yang bertujuan agar kuasa Allah menjadi nyata di seluruh bumi. Allah telah melakukan perkara-perkara ajaib, memenangkan perang, dan memberikan kelepasan. Ini semua didasarkan pada janji tentang keadilan-Nya bagi bangsa-bangsa dan ingatan akan kasih setia-Nya kepada Israel. Peristiwa ini menjadi sumber sukacita kemenangan umat sebab Allah telah mengalahkan kejahatan.

Ungkapan ‘nyanyian baru’ merupakan ungkapan hidup yang baru, hidup yang bersyukur, hidup yang hanya percaya kepada karya keselamatan Allah semata.

Ayat 4-6
Keselamatan dari Allah berlaku bagi seluruh bangsa sampai ke ujung bumi. Inilah berita kesukaan besar. Biarlah seluruh bumi bersorak-sorai dan bermazmur bagi Dia, yang berdaulat mutlak atas seluruh ciptaan-Nya.

Ayat 7-9
Paduan suara manusia dan seluruh alat musik yang mengiringi tidak cukup untuk memuji kasih setia dan perbuatan-perbuatan ajaib yang dikerjakan oleh Raja dan Pencipta segala sesuatu. Perlu seluruh ciptaan untuk meresponi keajaiban kasih setia Allah tersebut (ayat 7-8). Oleh karena Allah memerintah seisi semesta, membentuk dan mengendalikan sejarah, maka patutlah pujian bagi-Nya pun bersifat kekal dan semesta.

Refleksi
Mazmur ini mempersiapkan masa penggenapan keselamatan dari Allah di dalam diri Yesus Kristus. Hanya di dalam Yesus Kristuslah semua ciri penyataan kebesaran Allah dan keluasan penyelamatan Allah terpenuhi sempurna. Demikian juga, hanya melalui Kristuslah kita dimungkinkan memuji Allah dan mengambil bagian dalam pujian kekal semesta bagi Allah.

Di dalam Kristus Umat berkeyakinan teguh, bahwa Ia akan datang sebagai Hakim yang menegakkan kebenaran. Allah telah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib, sekarang pun Dia sedang melakukannya, dan masih akan terus melakukannya. Jikalau kita sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, maka kita adalah bagian dari “bangsa-bangsa” dan “ujung bumi” yang telah melihat karya penyelamatan Allah (ayat 2,3).

Ada banyak hal dalam hidup kita yang seharusnya menjadi alasan untuk senantiasa memuji Allah. Kita bisa hidup, kita bisa bernafas, kita bisa lepas dari beban hidup yang berat, kita bisa berkarya, kita bisa melayani, kita bisa memperoleh keselamatan, adalah hanya karena anugerah Allah semata, bukan karena kemampuan kita.

Pujilah Tuhan sebab Ia tetap berkarya sampai pemerintahan Allah menguasai dunia ini sepenuhnya dengan keadilan dan kebenaran kekal. Masih kurangkah alasan kita untuk bersukacita dan bersyukur karena keselamatan yang telah diberikan-Nya? Marilah kita ikut serta dalam ‘paduan suara’ semesta yang menyembah dan memuji kasih setia Allah! Amin.


Postingan Terkait



0 komentar: