Pujian Bagi Kuasa Allah Yang
Menyelamatkan
Mazmur 98 merupakan bagian tak terpisahkan dari kumpulan mazmur
yang menekankan kekuasaan Allah sebagai Raja (Mzm. 95-99). Sebutan bagi Allah
sebagai Raja di ayat 6 dan pengadilan zaman akhir di ayat 9
mengaitkan mazmur ini dengan mazmur-mazmur sebelumnya.
Pengalaman masa lalu bangsa Israel yang ‘menderita’ akibat
ditindas oleh bangsa lain dan penyelamatan oleh Allah yang membawa mereka ke alam
kebebasan telah memanggil pemazmur untuk bersyukur oleh karena kasih-Nya yang
menyelamatkan itu. Ungkapan syukur pemazmur di sini sekaligus sebagai ajakan
bagi seluruh umat untuk memuliakan Allah dengan nyanyian dalam suasana gembira.
Ajakan ini meluas cakupannya. Mulai
dengan jemaat yang ada di bait Allah (ayat 1-3), kemudian meluas bagi
seluruh manusia di bumi (ayat 4-6); dan mengumandang bagi seluruh ciptaan
(ayat 7-8).
Penjelasan
Ayat 1-3
Bila kita melihat ke sejarah Israel, dua perkara besar dalam
kehidupan umat dalam Perjanjian Lama adalah Keluarnya mereka dari tanah Mesir dan
kepulangan mereka dari tanah pembuangan. Keduanya adalah tindakan penyelamatan
yang bertujuan agar kuasa Allah menjadi nyata di seluruh bumi. Allah telah
melakukan perkara-perkara ajaib, memenangkan perang, dan memberikan kelepasan.
Ini semua didasarkan pada janji tentang keadilan-Nya bagi bangsa-bangsa dan
ingatan akan kasih setia-Nya kepada Israel. Peristiwa ini menjadi sumber
sukacita kemenangan umat sebab Allah telah mengalahkan kejahatan.
Ungkapan ‘nyanyian baru’ merupakan ungkapan hidup yang baru, hidup
yang bersyukur, hidup yang hanya percaya kepada karya keselamatan Allah semata.
Ayat 4-6
Keselamatan dari Allah berlaku bagi seluruh bangsa sampai ke ujung
bumi. Inilah berita kesukaan besar. Biarlah seluruh bumi bersorak-sorai dan
bermazmur bagi Dia, yang berdaulat mutlak atas seluruh ciptaan-Nya.
Ayat 7-9
Paduan suara manusia dan seluruh alat musik yang mengiringi tidak
cukup untuk memuji kasih setia dan perbuatan-perbuatan ajaib yang dikerjakan
oleh Raja dan Pencipta segala sesuatu. Perlu seluruh ciptaan untuk meresponi
keajaiban kasih setia Allah tersebut (ayat 7-8). Oleh karena Allah
memerintah seisi semesta, membentuk dan mengendalikan sejarah, maka patutlah
pujian bagi-Nya pun bersifat kekal dan semesta.
Refleksi
Mazmur ini mempersiapkan masa penggenapan keselamatan dari Allah
di dalam diri Yesus Kristus. Hanya di dalam Yesus Kristuslah semua ciri
penyataan kebesaran Allah dan keluasan penyelamatan Allah terpenuhi sempurna.
Demikian juga, hanya melalui Kristuslah kita dimungkinkan memuji Allah dan
mengambil bagian dalam pujian kekal semesta bagi Allah.
Di dalam Kristus Umat berkeyakinan teguh, bahwa Ia akan datang
sebagai Hakim yang menegakkan kebenaran. Allah telah melakukan
perbuatan-perbuatan ajaib, sekarang pun Dia sedang melakukannya, dan masih akan
terus melakukannya. Jikalau kita sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat pribadi, maka kita adalah bagian dari “bangsa-bangsa” dan “ujung
bumi” yang telah melihat karya penyelamatan Allah (ayat 2,3).
Ada banyak hal dalam hidup kita yang seharusnya menjadi alasan untuk
senantiasa memuji Allah. Kita bisa hidup, kita bisa bernafas, kita bisa lepas
dari beban hidup yang berat, kita bisa berkarya, kita bisa melayani, kita bisa
memperoleh keselamatan, adalah hanya karena anugerah Allah semata, bukan karena
kemampuan kita.
Pujilah Tuhan sebab Ia tetap berkarya sampai pemerintahan Allah
menguasai dunia ini sepenuhnya dengan keadilan dan kebenaran kekal. Masih
kurangkah alasan kita untuk bersukacita dan bersyukur karena keselamatan yang
telah diberikan-Nya? Marilah kita ikut serta dalam ‘paduan suara’ semesta yang
menyembah dan memuji kasih setia Allah! Amin.
0 komentar:
Posting Komentar