Pengharapan Di
Tengah Penderitaan
Mazmur 22 adalah ratapan perseorangan,
yaitu ratapan Daud. Dapat kita kategorikan dalam 2 bagian: Pertama, ayat 2-22 sebagai
doa permohonan. Kedua, ayat 23-32 sebagai
ucapan syukur. Ayat 23-32 adalah ayat
transisi, ayat 2-22 tampak seperti bagian dari mazmur yang ditulis di
tengah-tengah penderitaan. Tapi ayat 23-33 tampaknya menjadi bagian dari
mazmur ditulis setelah penderitaan berakhir, setelah Tuhan menjawab doa Daud.
Pada Bagian kedua ini Daud telah bergeser dari
mazmur pengakuan dosa pribadi ke
sebuah mazmur deklarasi publik.
Dia telah bergerak dari menangis, meminta pembebasan ke menyanyikan pujian
kepada Tuhan untuk pembebasan yang ia terima. Meskipun ia telah merasakan hal
terburuk dalam hidupnya, Daud mengingatkan umat bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan
umat-Nya. Ketika kesetiaan Tuhan memenuhi perjuangan kita yang terdalam,
hasilnya adalah ibadah (ayat 26-28). Sebab Tuhan setia dan kesetiaan-Nya
membentang di atas semua orang dan untuk semua generasi (ayat 29-32).
Penjelasan
Daud adalah seorang yang kudus dan saleh,
namun banyak mengalami penderitaan yang sangat berat dan sungguh
luar biasa yang datang dari sesamanya, terlebih dari mereka yang
memusuhinya (22:2-22). Daud banyak mengalami penyiksaan fisik yang
sangat luar biasa bukan oleh karena kesalahannya, dan bukan pula hanya
dari satu atau dua orang saja (ay 13-14, 17). Penderitaannya yang sangat berat
dan besar ini, digambarkannya bagaikan ‘tulang yang terlepas dari sendinya’,
bahkan ia dapat menghitung tulang-tulangnya sendiri. Penderitaannya ini sangat
menyiksa hingga kepada psikis (jiwa; ay 15b). Penderitaan yang dialami Daud
ini membuat ia menjadi lemah, stress dan tidak berdaya, bahkan tidak
sanggup berkata-kata untuk membela dirinya sendiri. Penderitaan fisik
menjadi penderitaan batin dan penderitaan batin mempengaruhi seluruh
kehidupannya sehingga lemah dan patah semangat. Keberadaan Daud yang sungguh
memprihatinkan ini, membuat ia tidak punya harapan apa-apa, tidak ada sesuatu
pun yang dapat dijadikannya menjadi modal dalam rangka menyelamatkan dirinya
(ay 19), bahkan Tuhan pun seolah-olah telah melupakannya.
Tuhan melihat, mengetahui dan juga
mengingat semua derap langkah kehidupan orang-orang yang percaya yang
datang dengan segala bentuk keluh kesahnya. Tuhan sangat mengetahui dengan
seksama semua penderitaan hidup Daud ini (ay 20; Mzm 93:9). Tuhan tidak pernah
sama sekali meninggalkan orang-orang yang percaya kepadaNya, Tuhan tetap siap
sedia mendampingi, membimbing dan menyelamatkan. Tuhan punya banyak cara
menyelamatkan mereka yang mengasihiNya (ay 27; bnd Yes 59:1). Tuhan tidak
pernah pilih kasih, Tuhan mengasihi setiap orang, tanpa pilih bulu. Tuhan juga
tidak pernah merasa jijik dan merendahkan seorang yang papa, rendah dan miskin yang
datang ke hadapanNya, dan Dia tidak akan menyembunyikan wajahNya.
Walaupun Daud banyak mengalami penderitaan
tetapi penderitaan itu tidak membuatnya menjauh dari hadirat Tuhan. Daud
tetap teguh dan setia hanya kepada Tuhan Allah yang dipercayainya
sebagai Juruselamatnya. Pada saat Daud menyampaikan keluh kesahnya ke hadirat
Tuhan, pada saat itu juga Daud memuji dan memuliakan nama Tuhan (ay 23-25; bnd
Hab 3:17-18). Daud juga sanggup bersaksi tentang “siapakah Tuhan Allah?” itu
kepada banyak orang di lingkungannya, dengan maksud agar orang banyak itu juga
percaya dan mengharapkan, memuji dan memuliakan namaNya (ay 26-27).
Bukan hanya itu saja, Daud juga rindu untuk berkarya/berbuat agar semua
orang dari segala bangsa, suku, ras, orang kaya, orang miskin, orang yang
berdosa dan sebagainya yang ada di atas bumi ini, diarahkan untuk datang
memuji dan memuliakan nama Tuhan (ay 28-32). Daud sanggup dan dengan
penuh semangat menjalankan misinya ini, oleh karena ia telah merasakan besarnya
tekanan penderitaan yang dialaminya dan seiring dengan itu ia telah lebih dahulu
menerima anugerah Tuhan.
Refleksi
Dalam kehidupan kita, ada kalanya Tuhan
seperti hilang, sirna dari kehidupan kita. Kita mencari, memohon, menangis,
berseru kepada Tuhan, namun Tuhan seperti "tidak ada". Kita bertanya
kepada-Nya, "Tuhanku, Tuhanku,
mengapa Engkau meninggalkan aku?"
Salah seorang penafsir mengatakan, "Ketika kita melihat Mazmur 22, tidak
mungkin tidak, kita akan melihat Kristus dan Salib di sana." Sangat
jelas bahwa apa yang dialami oleh Daud merupakan nubuat tentang apa yang akan
dialami oleh Tuhan Yesus Kristus dalam hidup-Nya, secara khusus saat
penyaliban-Nya. Dalam situasi yang penting dan genting, Daud dan Kristus sudah
berdoa, berseru, bahkan meratap kepada Tuhan, Bapa di surga. Akan tetapi, Tuhan
seakan-akan mengabaikan dan meninggalkan mereka. Situasi dan perasaan yang sama
mungkin pernah kita alami dalam kehidupan pribadi kita. Yang terpenting adalah
bagaimana cara kita menghadapi situasi seperti itu.
Mazmur 22 dan Kisah Salib Kristus
mengajarkan kepada kita bahwa; situasi dan pengalaman merasa ditinggalkan oleh Tuhan
merupakan ujian bagi iman dan ketaatan kita. Pada saat seperti itu, kita dapat
mempelajari beberapa hal:
1. Kita harus bertekun
dalam iman kepada Tuhan serta tetap tekun berdoa kepada-Nya (22:2-6, 20-22).
2. Kita harus memandang
kesetiaan dan kebaikan Tuhan pada masa lalu sebagai dasar pengharapan kita saat
ini dan masa depan (22:5-6, 10-11).
3. Kita harus menatap
masa kini dan masa depan dengan keyakinan iman di dalam Tuhan yang Mahabaik dan
Mahakuasa serta keyakinan bahwa Tuhan sedang bekerja membawa kebaikan bagi kita
dan bagi kemuliaan nama-Nya (22:23-32).
Nats ini memberikan pelajaran kepada kita
bahwa pencobaan, penderitaan dalam hidup tidak akan menghalangi kita untuk
terus berharap kepada Tuhan, tidak ada hal apapun yang menghalangi kita untuk
tetap setia kepada Tuhan dalam doa dan pujian kita. Pengharapan Daud sangat
besar kepada Tuhan walaupun saat itu ada banyak sekali pencobaan yang datang.
Daud percaya bahwa Tuhan akan senantiasa menyertai didalam hidupnya, sehingga
di dalam kesesakan akan penderitaan Daud masih mampu memuji Tuhan bahkan
bersaksi karena kebenaranNya. Demikianlah hendaknya pengalaman Daud ini menjadi
pelajaran berharga bagi kita dalam menghadapi berbagai pergumulan dan
penderitaan. Amin.
(dari
berbagai sumber)
1 komentar:
luar biasa pak pdt
Posting Komentar