Iman Kepada Yesus Kristus
Mengalahkan Dunia
Hidup adalah perjuangan. Alkitab
mengajarkan bahwa kita berada dalam suatu pertempuran. Alternatifnya jelas, di
satu sisi ada kekalahan, di sisi lain ada kemenangan. Pilihannya adalah antara
menjadi seorang ‘pecundang’, orang yang selalu dikuasai keadaan, atau menjadi ‘pemenang’, orang yang menguasai
dan mengatasi keadaan. Kita dapat diatasi atau kita bisa mengatasi.
Musuh jiwa kita, iblis, telah dan sedang mengerahkan
semua kekuatan jahatnya untuk tujuan tunggal yaitu, mengalahkan iman kita. Di
sisi lain, Tuhan telah menempatkan strategi untuk kita gunakan agar dapat
menjadi seorang ‘pemenang’.
Penjelasan
Ayat
1-3
Percaya pada Yesus adalah pekerjaan Allah
bukan hanya keputusan manusia (ayat 1). Ketika manusia percaya pada Yesus,
saat itu ia dilahirkan dari Allah. Kata kerja ‘dilahirkan’ pada ayat 1 dipakai
dalam bentuk pasif bukan aktif. Di sini terlihat hubungan tak terpisahkan
antara tindakan manusia untuk percaya dan karya Allah melahirkannya menjadi
anak-anak Allah yang pertama adalah akibat dan tanda dari yang kedua.
Dilahirkan menjadi anak-anak Allah berarti
dipersilahkan masuk ke dalam relasi kasih. Relasi kasih dengan Allah melalui
Yesus inilah yang mendorong kita untuk mengasihi saudara seiman. Mereka menjadi
saudara kita di dalam Kristus, tanpa memandang ras, bahasa, budaya, strata
ekonomi, atau pendidikan. Maka kita tidak selayaknya membedakan orang
berdasarkan hal-hal tersebut, melainkan pandanglah sebagai orang yang sudah
sama-sama diselamatkan oleh Tuhan. Meskipun di antara kita terdapat perbedaan,
kita dapat tetap saling mengasihi karena kita berasal dari keluarga yang sama.
Bukti seseorang mengasihi Allah adalah
mengasihi saudara seiman. Mengasihi saudara seiman berarti mengasihi Allah dan
melakukan perintah-perintah-Nya (ayat 2). Yohanes menghubungkan tiga hal
sekaligus yakni mengasihi Allah, melakukan perintah Allah dan mengasihi saudara
seiman ketiganya harus ada dalam hidup kita.
Untuk melaksanakan ketiga perintah ini
sekaligus, ada langkah-langkah yang harus kita tempuh, perhatikan dan pahami.
Pertama, sifat perintah Allah. Perintah Allah tidak berat karena beban yang
diberikan kepada kita tidak melebihi kemampuan kita. Kedua, iman kita. Orang
percaya mampu melakukan perintah Allah karena ia memiliki iman yang mengalahkan
dunia.
Ayat
4-6
Kata Yunani untuk dunia dalam
ayat kita ini adalah Kosmos.
Biasanya, bila kita berpikir tentang Kosmos, kita berpikir
tentang planet, bintang, galaksi, dan semua alam semesta yang
diciptakan oleh Allah. Tapi Yohanes menitik-beratkan arti kata ini sebagai ‘dunia
yang sesat dan bahkan yang berseteru dengan Allah’. Istilah "dunia" disini
lebih merujuk pada kualitas ketimbang kuantitas. (Lih. ay 5).
Di tengah arena pertandingan, seseorang
harus tahu terlebih dahulu: kekuatan musuh yang dihadapi dan kekuatannya untuk
menghadapi musuh. Demikian pula kita sebagai anak-anak Allah yang setiap saat
hidup di kancah pertandingan dunia. Kita bersyukur karena ada yang mengontrol
pertandingan ini, yakni Allah yang berdaulat mengizinkan setiap tantangan yang
kita hadapi, bersama itu pula Allah memberikan kekuatan-Nya sehingga kita pasti
menang. Kemenangan ini pasti karena Allah sendiri yang berperang melawan kuasa
dunia. Setiap anak Allah diberi kuasa untuk menang, inilah iman kita kepada
Yesus Kristus, Anak-Nya. Memiliki iman berarti memiliki relasi dengan Yesus
Anak Allah (ayat 5).
Untuk dapat mengatasi dunia ini, kita
membutuhkan lebih dari usaha sendiri. Kenyataan yang mengagumkan adalah
bahwa kita telah diubah pada inti dari keberadaan kita. Kita telah diubah,
dari makhluk yang ditakdirkan untuk kalah, menjadi makhluk ditakdirkan untuk menang. Kita
telah erat bersatu dengan Juruselamat kita, yang telah mengalahkan dunia.
Tuhan Yesus telah mengalahkan musuh manusia
yang paling ditakuti yaitu kematian. Logikanya, jika kematian dapat
dikalahkan-Nya apalagi hal-hal lainnya. Seandainya saat ini kita berada dalam
berbagai penderitaan, kesusahan dan pergumulan berat, bersyukurlah! Mengapa
bersyukur? Karena iman yang kita miliki adalah iman yang mengalahkan dunia.
Refleksi
Kehidupan iman adalah hidup dalam keluarga.
Tuhan adalah orang tua dalam keluarga ini. Beriman adalah saudara dan saudari.
Seperti dalam setiap keluarga yang sehat, masyarakat tumbuh baik di antara
orang tua dan saudara dalam kasih dan loyalitas. Semuanya dimulai dengan
mencintai Allah. Dimulai dengan mengasihi Allah. Jika kita mengasihi
Allah, dan jika kita lahir dari Allah, kita akan mengasihi Allah, maka kita
tidak bisa tidak mengasihi orang yang juga lahir dari diriNya. Seharusnya
tidak ada perang saudara dalam keluarga Allah. Tapi kadang-kadang
tampaknya bahwa keluarga Allah sangat rentan patah dan terus-menerus
dikalahkan.
Saat kita mengasihi saudara seiman
menunjukkan bahwa kita memiliki iman yang mengalahkan dunia. Tunjukkanlah bahwa
Anda memiliki iman yang mengalahkan dunia.
Berbagai macam bentuk tantangan kita hadapi
dalam arena pertandingan dunia, yang bertujuan mengalahkan kita, supaya kita
tetap bertahan dalam kehidupan lama, agar tidak mampu memperjuangkan kehidupan
yang berkemenangan dalam iman. Kegagalan demi kegagalan dosa membuat kita
lelah, putus harapan, dan kehilangan daya juang untuk mengambil peran sebagai
pahlawan iman. Arus dunia semakin deras menentang iman kekristenan, bukan saja
dari kalangan non kristen, tetapi justru dari kalangan kita sendiri. Banyak
kita temui siswa kristen yang terimbas narkoba, tawuran, pergaulan bebas;
banyak karyawan kristen yang memanipulasi waktu, uang, dan jabatan; banyak
pedagang kristen yang tidak jujur; banyak suami kristen yang tidak setia kepada
keluarganya; banyak aktivis kristen yang menjadi batu sandungan; banyak hamba
Tuhan yang mengejar popularitas dan kesuksesan. Terbuka pada kenyataan ini kita
menyadari betapa lebih beratnya perjuangan anak-anak Allah di tengah dunia
sekuler, menentang kristen-kristen yang berkompromi dengan dosa. Masih
sanggupkah bertahan dalam arus dunia yang akan semakin deras dan gencar?
Sesungguhnya ini bukan pilihan tetapi konsekuensi anak-anak Allah yang memang
rindu mempertahankan imannya dan jaminan kepastian kemenangan sudah disediakan
bagi yang mau setia melakukan perintah-perintah-Nya. Jangan mundur dan menyerah
kalah sebelum perjuangan ini selesai, kehidupan kekal menanti di sana, hidup
selamanya bersama Dia yang mengasihi kita.
Sebagai anak-anak Allah, kita memiliki Tuhan
Yesus Kristus yang telah mengalahkan dunia. Jangan biarkan salib Kristus
sia-sia karena kita menyerah dalam peperangan iman. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar