“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Jumat, 11 Mei 2012

1 Yohanes 5:1-6 (Khotbah Minggu, 13 Mei 2012)


Iman Kepada Yesus Kristus Mengalahkan Dunia

Pendahuluan.
Hidup adalah perjuangan.  Alkitab mengajarkan bahwa kita berada dalam suatu pertempuran. Alternatifnya jelas, di satu sisi ada kekalahan, di sisi lain ada kemenangan. Pilihannya adalah antara menjadi seorang ‘pecundang’, orang yang selalu dikuasai  keadaan, atau menjadi ‘pemenang’, orang yang menguasai dan mengatasi keadaan. Kita dapat diatasi atau kita bisa mengatasi.

Musuh jiwa kita, iblis, telah dan sedang mengerahkan semua kekuatan jahatnya untuk tujuan tunggal yaitu, mengalahkan iman kita. Di sisi lain, Tuhan telah menempatkan strategi untuk kita gunakan agar dapat menjadi seorang ‘pemenang’. 

Penjelasan
Ayat 1-3
Percaya pada Yesus adalah pekerjaan Allah bukan hanya keputusan manusia (ayat 1). Ketika manusia percaya pada Yesus, saat itu ia dilahirkan dari Allah. Kata kerja ‘dilahirkan’ pada ayat 1 dipakai dalam bentuk pasif bukan aktif. Di sini terlihat hubungan tak terpisahkan antara tindakan manusia untuk percaya dan karya Allah melahirkannya menjadi anak-anak Allah yang pertama adalah akibat dan tanda dari yang kedua.

Dilahirkan menjadi anak-anak Allah berarti dipersilahkan masuk ke dalam relasi kasih. Relasi kasih dengan Allah melalui Yesus inilah yang mendorong kita untuk mengasihi saudara seiman. Mereka menjadi saudara kita di dalam Kristus, tanpa memandang ras, bahasa, budaya, strata ekonomi, atau pendidikan. Maka kita tidak selayaknya membedakan orang berdasarkan hal-hal tersebut, melainkan pandanglah sebagai orang yang sudah sama-sama diselamatkan oleh Tuhan. Meskipun di antara kita terdapat perbedaan, kita dapat tetap saling mengasihi karena kita berasal dari keluarga yang sama.

Bukti seseorang mengasihi Allah adalah mengasihi saudara seiman. Mengasihi saudara seiman berarti mengasihi Allah dan melakukan perintah-perintah-Nya (ayat 2). Yohanes menghubungkan tiga hal sekaligus yakni mengasihi Allah, melakukan perintah Allah dan mengasihi saudara seiman ketiganya harus ada dalam hidup kita.

Untuk melaksanakan ketiga perintah ini sekaligus, ada langkah-langkah yang harus kita tempuh, perhatikan dan pahami. Pertama, sifat perintah Allah. Perintah Allah tidak berat karena beban yang diberikan kepada kita tidak melebihi kemampuan kita. Kedua, iman kita. Orang percaya mampu melakukan perintah Allah karena ia memiliki iman yang mengalahkan dunia.

Ayat 4-6
Kata Yunani untuk dunia dalam ayat kita ini adalah Kosmos.  Biasanya, bila kita berpikir tentang Kosmos, kita berpikir tentang planet, bintang, galaksi, dan semua alam semesta yang diciptakan oleh Allah. Tapi Yohanes menitik-beratkan arti kata ini sebagai ‘dunia yang sesat dan bahkan yang berseteru dengan Allah’. Istilah "dunia" disini lebih merujuk pada kualitas ketimbang kuantitas. (Lih. ay 5).

Di tengah arena pertandingan, seseorang harus tahu terlebih dahulu: kekuatan musuh yang dihadapi dan kekuatannya untuk menghadapi musuh. Demikian pula kita sebagai anak-anak Allah yang setiap saat hidup di kancah pertandingan dunia. Kita bersyukur karena ada yang mengontrol pertandingan ini, yakni Allah yang berdaulat mengizinkan setiap tantangan yang kita hadapi, bersama itu pula Allah memberikan kekuatan-Nya sehingga kita pasti menang. Kemenangan ini pasti karena Allah sendiri yang berperang melawan kuasa dunia. Setiap anak Allah diberi kuasa untuk menang, inilah iman kita kepada Yesus Kristus, Anak-Nya. Memiliki iman berarti memiliki relasi dengan Yesus Anak Allah (ayat 5).

Untuk dapat mengatasi dunia ini, kita membutuhkan lebih dari usaha sendiri. Kenyataan yang mengagumkan adalah bahwa kita telah diubah pada inti dari keberadaan kita. Kita telah diubah, dari makhluk yang ditakdirkan untuk kalah, menjadi makhluk ditakdirkan untuk menang. Kita telah erat bersatu dengan Juruselamat kita, yang telah mengalahkan dunia. 

Tuhan Yesus telah mengalahkan musuh manusia yang paling ditakuti yaitu kematian. Logikanya, jika kematian dapat dikalahkan-Nya apalagi hal-hal lainnya. Seandainya saat ini kita berada dalam berbagai penderitaan, kesusahan dan pergumulan berat, bersyukurlah! Mengapa bersyukur? Karena iman yang kita miliki adalah iman yang mengalahkan dunia.

Refleksi
Kehidupan iman adalah hidup dalam keluarga. Tuhan adalah orang tua dalam keluarga ini. Beriman adalah saudara dan saudari. Seperti dalam setiap keluarga yang sehat, masyarakat tumbuh baik di antara orang tua dan saudara dalam kasih dan loyalitas. Semuanya dimulai dengan mencintai Allah. Dimulai dengan mengasihi Allah. Jika kita mengasihi Allah, dan jika kita lahir dari Allah, kita akan mengasihi Allah, maka kita tidak bisa tidak mengasihi orang yang juga lahir dari diriNya. Seharusnya tidak ada perang saudara dalam keluarga Allah. Tapi kadang-kadang tampaknya bahwa keluarga Allah sangat rentan patah dan terus-menerus dikalahkan. 

Saat kita mengasihi saudara seiman menunjukkan bahwa kita memiliki iman yang mengalahkan dunia. Tunjukkanlah bahwa Anda memiliki iman yang mengalahkan dunia.

Berbagai macam bentuk tantangan kita hadapi dalam arena pertandingan dunia, yang bertujuan mengalahkan kita, supaya kita tetap bertahan dalam kehidupan lama, agar tidak mampu memperjuangkan kehidupan yang berkemenangan dalam iman. Kegagalan demi kegagalan dosa membuat kita lelah, putus harapan, dan kehilangan daya juang untuk mengambil peran sebagai pahlawan iman. Arus dunia semakin deras menentang iman kekristenan, bukan saja dari kalangan non kristen, tetapi justru dari kalangan kita sendiri. Banyak kita temui siswa kristen yang terimbas narkoba, tawuran, pergaulan bebas; banyak karyawan kristen yang memanipulasi waktu, uang, dan jabatan; banyak pedagang kristen yang tidak jujur; banyak suami kristen yang tidak setia kepada keluarganya; banyak aktivis kristen yang menjadi batu sandungan; banyak hamba Tuhan yang mengejar popularitas dan kesuksesan. Terbuka pada kenyataan ini kita menyadari betapa lebih beratnya perjuangan anak-anak Allah di tengah dunia sekuler, menentang kristen-kristen yang berkompromi dengan dosa. Masih sanggupkah bertahan dalam arus dunia yang akan semakin deras dan gencar? Sesungguhnya ini bukan pilihan tetapi konsekuensi anak-anak Allah yang memang rindu mempertahankan imannya dan jaminan kepastian kemenangan sudah disediakan bagi yang mau setia melakukan perintah-perintah-Nya. Jangan mundur dan menyerah kalah sebelum perjuangan ini selesai, kehidupan kekal menanti di sana, hidup selamanya bersama Dia yang mengasihi kita.

Sebagai anak-anak Allah, kita memiliki Tuhan Yesus Kristus yang telah mengalahkan dunia. Jangan biarkan salib Kristus sia-sia karena kita menyerah dalam peperangan iman. Amin.


Postingan Terkait



0 komentar: