“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Jumat, 18 Mei 2012

Kisah Para Rasul 1:15-26 (Khotbah Epistel)


Matias Terpilih Menggantikan Yudas

Pendahuluan
Setelah Tuhan Yesus terangkat ke Surga sampai pada turunnya Roh Kudus, selain berdoa dengan tekun, para Rasul yang dipimpin oleh Petrus melakukan satu kegiatan rohani yang penting, yakni memilih Matias sebagai rasul menggantikan Yudas Iskariot yang mati bunuh diri. Sungguh dramatis sekali akhir hidup Yudas ini. Tapi 1 Timotius 6:10 telah memperingatkan kita: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai kejahatan.” 

Memilih seseorang menjadi rasul tidaklah mudah, karena menjadi rasul harus memenuhi beberapa persyaratan (ayat 21-22), antara lain: pertama, menjadi saksi kebangkitan Kristus. Menjadi saksi kebangkitan Kristus berarti berbicara tentang fungsi seorang rasul. Seorang rasul tidak hanya tahu tentang Yesus sepintas, tapi ia mengalami kehadiran-Nya yang betul-betul hidup. Kedua, seorang rasul hendaknya diambil dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan para rasul selama Tuhan Yesus bersama-sama mereka. Persyaratan yang ditekankan di sini adalah, hendaknya seorang rasul memiliki persekutuan dengan saudara seiman dan dengan Kristus

Jangan Salah Pilih!
Kesalahan terbesar yang tidak bisa dicegah adalah ketika kita memilih pemimpin yang salah untuk memimpin. Kadang kala tanpa kita sadari, kecenderungan kita memilih seorang pemimpin berdasarkan apa yang nampak dari luarnya. Kita melihat kemampuannya, kehebatannya dan apa yang dimiliki oleh orang itu. Tapi apa kita lihat dari luarnya belum tentu menampilkan 100% apa yang ada dalam hatinya.

Samuel pernah hampir salah mengurapi orang yang akan dipilih Tuhan menjadi raja menggantikan Saul. Samuel hanya melihat seseorang yang pantas menjadi raja dari fisik dan penampilannya. Seandainya prinsip Samuel dipakai dalam gereja Tuhan, alangkah berbahayanya. Karena kita akan selalu salah memilih seseorang yang akan melayani Tuhan dan menjadi pemimpin dalam gereja. Maaf, bukan berarti mengecilkan kemampuan atau karunia seseorang tapi yang terutama adalah hati. Sangat menyedihkan jika gereja Tuhan dipimpin oleh orang-orang yang memiliki kemampuan tetapi tanpa hati. Justru sebaliknya kita harus seimbang memilih seseorang dari segi hatinya dan kemampuannya. Karena orang yang memimpin dengan kemampuannya akan menjadi sombong sebaliknya orang yang memimpin dengan hati akan melayani dengan kerendahan hati.

Seperti murid-murid Yesus untuk memilih seorang pengganti Yudas Iskariot, para murid berdoa dan meminta agar Tuhan menunjukkan orang yang tepat menjadi salah satu angota tim dari keduabelas murid Yesus. Mereka memilih anggota tim bukan berdasarkan apa yang mereka lihat, tahu, kenal atau berdasarkan standard manusia tapi sesuai dengan standard Allah yakni; melihat hati.

Ayat 26: “Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.” Praktek membuang undi adalah suatu hal yang wajar dalam PL. Dalam PB, para prajurit membuang undi untuk mendapatkan pakaian Tuhan Yesus (Mat. 27:35). Akan tetapi, setelah pencurahan Roh Kudus, kebiasaan membuang undi ini, berhenti. Ini berarti, usaha mencari pimpinan rohani haruslah lebih serius lagi daripada sekadar membuang undi. Mencari pimpinan rohani haruslah dilandasi dengan banyak berdoa, membaca firman Tuhan dan memiliki kepekaan rohani terhadap gerakan Roh Kudus. Seperti yang Yesus katakan dalam Yohanes 14:16: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.”

Supaya Genap Dua Belas
Mengapa Yudas perlu digantikan? Pertama, agar jumlah rasul tetap utuh dua belas sebagaimana pertama kali Tuhan Yesus memilih para murid-Nya. Angka dua belas penting bagi umat Yahudi karena mereka sendiri terdiri dari dua belas suku. PL memang mencatat Tuhan menghukum keras suku-suku Israel karena keberdosaan mereka. Namun PL juga menjanjikan pemulihan terhadap mereka. Mereka dikatakan akan dipersatukan kembali, seperti masa dua belas suku bersatu.

Yesus telah menubuatkan kedua belas rasul pilihan-Nya bahwa mereka akan memimpin umat Tuhan bersama Yesus dalam kemuliaan-Nya kelak (Mat. 19:28). Ini senada dengan kutipan Mazmur oleh Petrus di ayat 20a bahwa musuh Tuhan harus dimusnahkan (Mzm. 69:26), dan jabatannya harus digantikan (Mzm. 109:8). Agar kekristenan diterima dan diakui orang Yahudi maka dua belas rasul merupakan pasangan yang tepat dengan dua belas suku Israel.

Alasan kedua, Yudas harus digantikan untuk mengembalikan keutuhan dan kemurnian keduabelas rasul yang dinodai oleh pengkhianatan dirinya. Petrus memaparkan kematian Yudas yang mengerikan sebagai upah kejahatannya (ayat 18-19). Pengganti Yudas harus memenuhi syarat, seorang yang pernah bersama Yesus semasa hidup-Nya dan juga menjadi saksi bagi kebangkitan Kristus (ayat 21-22). Namun yang paling penting adalah, proses pemilihan itu secara final diserahkan kepada Tuhan Yesus sendiri, agar Dia yang menentukan (ayat 24-25).

Refleksi
Apa yang dilakukan Petrus dan murid-murid Yesus lainnya mungkin tidak lazim bagi kita yang hidup pada masa kini, tetapi memiliki makna yang penting secara teologis dan masih relevan untuk dijadikan panduan:

1.     Penyelesaian masalah di gereja selalu harus berdasarkan kebenaran firman Tuhan yang digali dan diterapkan secara tepat. Libatkanlah Tuhan dalam seiap pengambilan keputusan. Bahkan untuk hal-hal yang secara logika sudah tepat menurut kita.
2.     Dosa (kesalahan) harus cepat dibereskan.
3.     Pemilihan kepemimpinan harus memenuhi kriteria tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan.
4.     Melalui doa yang sungguh-sungguh gereja menyerahkan keputusan final pada Tuhan bukan pada kebijaksanaan manusia.

(dari berbagai sumber)

Postingan Terkait



3 komentar:

Unknown mengatakan... Balas

Terima kasih renunganNya pak,,Tuhan Yesus.memberkati

Anonim mengatakan... Balas

Renungan yang baik pak kiranya menguatkan iman percaya kami Terima kasih

Anonim mengatakan... Balas

Sangat menginspirasi.Thx pak