TUHAN Menyembuhkan Melalui Pelayan-Nya
Pendahuluan
Setiap mahluk yang menjalani hidup cukup lama pasti pernah terserang penyakit. Dan apabila penyakit itu menyerang, maka kita ingin secepatnya sembuh. Segala upaya akan dilakukan untuk kesembuhan itu, rela mengeluarkan biaya yang mahal, menempuh jarak yang jauh, memakan makanan yang paling kita tidak suka pun akan kita lakukan demi datangnya kesembuhan.
Biasanya bila sudah sembuh, yang paling kita ingat adalah obatnya atau orang yang telah menyembuhkan kita. Padahal ada banyak oknum yang berperan dalam proses penyembuhan suatu penyakit. Bisa saja anggota keluarga kita, bawahan, atasan atau orang-orang yang baru kita kenal.
Nas ini menceritakan kisah tentang Naaman, seorang pahlawan, panglima perang kerajaan Aram yang kena penyakit kusta. TUHAN, Allah Israel akhirnya memberi kesembuhan bagi Naaman. TUHAN memakai banyak orang untuk memberikan kesembuhan itu. Ada seorang anak perempuan tawanan yang menjadi pelayan di rumah Naaman, isteri Naaman, Raja Aram, Raja Israel, Elisa, Gehazi (pembantu Elisa) dan pegawai-pegawai Naaman. Kita akan melihat beberapa tokoh yang menonjol peranannya dalam nas ini, yang akan membawa kita pada refleksi iman.
Alkitab hanya menyebutkan seorang anak perempuan dari Israel yang menjadi tawanan orang Aram, dan kemudian menjadi pelayan bagi istri Naaman. Satu hal yang gadis ini lakukan, yaitu mengatakan kepada istri Naaman, “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.”
Bagi orang Israel, menjadi tawanan dan terbuang di negeri asing itu adalah aib yang sangat besar. Hal itu sama artinya memisahkan mereka dari TUHAN Allah. Maka kalau kita baca Alkitab di saat bangsa Israel terbuang, yang mereka nantikan adalah waktu kembalinya mereka ke tanah Yehuda. Dan itulah isi doa mereka, dan ada kecenderungan mereka mengutuk negeri tempat mereka dibuang.
Saat Naaman tiba-tiba terkena penyakit kusta, kemungkinan umum yang ada di pikiran gadis seperti itu adalah dia akan merasa senang karena penculiknya, tuan di mana dia menjadi budak terkena kutukan. Ingat di masa itu kusta itu adalah penyakit yang tidak tersembuhkan dan sangat menular. Sehingga, para penderita penyakit kusta harus diasingkan dan hidup tersendiri. Kalaupun ada yang bisa menyembuhkan penyakit kusta, adalah TUHAN sendiri.
Tetapi apa yang dilakukan oleh gadis itu adalah memberitahukan bahwa ada harapan di tanah Israel. Mengalahkan semua naluri alamiahnya sebagai orang Israel yang tertawan, dia menjadi pemberita Injil. Perhatikan bahwa gadis ini tidak sekedar mengatakan bahwa ada nabi yang bisa menyembuhkan di tanah Israel, yang sesungguhnya gadis ini beritakan adalah, ada TUHAN Allah yang hidup yang mengalahkan semua kuasa penyakit.
Raja Aram
Raja Aram memiliki perhatian kepada bawahannya, dia tidak ingin penyakit kusta itu menjadi penghalang hubungannya yang baik dengan Naaman. Maka dengan dengan kuasa dan kemampuannya ia mencoba menolong Naaman, bawahannya itu, dengan mengirim surat kepada Raja Israel agar mau memberikan bantuan.
Sekalipun kedudukannya tinggi namun ia masih memperhtikan permasalahan orang-orang yang ada di bawahnya. Ini merupakan tipe pemimpin yang bijaksana yang tidak hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Bisa saja dia mengangkat orang lain menjadi panglimanya untuk menggantikan Naaman namun hal itu tidak dilakukan.
Raja Israel
Sesampainya di negeri Israel, Naaman menghadap raja Israel. Naaman memberikan surat yang diberikan raja Aram. Setelah membaca surat itu, respon raja Israel diluar dugaan. Raja Israel marah besar, ia mengoyak pakaiannya serta berkata: “Allah-kah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya?”. Raja Israel menganggap itu sebuah pelecehan dan mencari gara-gara.
Sekilas terlihat bahwa raja Israel penuh amarah dengan surat yang dikirimkan oleh raja Aram. Namun, di sisi lain, sikap yang ditunjukkan oleh raja Israel sangat menarik. Pernyataan yang diberikannya atas surat itu menunjukkan bahwa dirinya tidak ingin disamakan dengan TUHAN, Allah Israel. Raja Israel memiliki pemahaman yang benar bahwa hanya TUHAN sajalah yang sanggup mematikan serta menghidupkan. Melalui hal itu terlihat bahwa dia mengakui kebesaran TUHAN. Hanya TUHAN yang sanggup menyembuhkan penyakit yang diderita Naaman. Raja Israel mengakui bahwa kekuasaan TUHAN mutlak dan tidak dapat disamakan dengan kekuasaannya sebagai raja.
Elisa
Nabi Elisa mendengar berita bahwa raja Israel mengoyak pakaiannya karena Naaman, panglima perang Aram datang kepadanya untuk meminta kesembuhan dengan perantaraan surat yang dikirimkan oleh raja Aram. Elisa mengirimkan surat kepada raja Israel yang bunyinya: “Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel.” Naaman akhirnya bertemu dengan nabi Elisa. Melalui seorang suruhannya, Elisa menyuruh Naaman untuk mandi tujuh kali di sungai Yordan. Di luar dugaan. Naaman berpikir bahwa Elisa akan keluar dari rumah dan menyerukan nama TUHAN, Allahnya Elisa, lalu menggerak-gerakan tangannya disekitar tubuhnya yang terkena kusta itu. Naaman kecewa. Naaman mengingat bahwa di Damsyik ada sungai Abana dan Parpar, sungai yang lebih baik dari Yordan. Mengapa ke sungai Yordan? Demikian kiranya Naaman berpikir dan dengan panas hati ia pergi meninggalkan rumah Elisa.
Pegawai-pegawai Naaman
Naaman disadarkan oleh pegawai-pegawainya yang turut serta mendampinginya dari Aram. Seorang di antaranya berkata: “Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkataan yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: mandilah dan engkau akan menjadi tahir.” Naaman mendengarkan perkataan pegawainya dan menuruti perkataan nabi Elisa dan akhirnya ia menjadi tahir.
Sebagai bawahan, harus memiliki keberanian yang besar untuk mengatakan hal seperti itu saat tuannya dalam kondisi emosional. Bisa saja para pegawai itu diam saja, mengingat kemarahan Naaman atas perintah Elisa yang dianggapnya sebagai pelecehan. Namun didasari rasa sayang, loyalitas dan pengabdian kepada atasannya mereka memberanikan diri mengatakan hal kebenaran pada tuannya.
Naaman
Pada awalnya, Naaman tidak percaya apabila Tuhan Allah berkuasa memulihkan hidupnya hanya dengan cara mandi di sungai Yordan. Namun, setelah melalui perdebatan dengan anak buahnya, akhirnya ia percaya. Ia mengerti bahwa Tuhan Allah mampu memulihkan hidupnya dengan cara yang menurutnya tidak masuk akal. Kemudian, ia melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Allah melalui nabi-Nya. Akhirnya, sembuhlah Naaman bahkan dia bersaksi; “sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel” (ayat 15).
Refleksi
1. Kesembuhan datang dari TUHAN. TUHAN memakai orang lain dan hamba-hambaNya untuk memberikan kesembuhan pada seseorang. Dan Ia tidak memandang muka, siapa saja yang percaya dan meminta kesembuhan dari-Nya maka Ia Yang Mahabaik akan menyembuhkan.
2. Setiap kita dipakai TUHAN untuk menjadi saluran berkatNya. Dari berbagai latar belakang dan profesi, dari kedudukan yang rendah sampai yang tinggi. Profesi kita tidak menjadi penghalang untuk melayani, setiap kita akan melakukan bagiannya masing-masing. Melalui profesi kita, Tuhan membuka jalan untuk membawa orang lain percaya kepadaNya.
3. Di dalam Yesus Kristus, TUHAN juga menunjukan kuasa penyembuhan. Ia mencelikkan mata orang buta, membuat berjalan orang lumpuh, menyembuhkan orang yang sakit pendarahan, menahirkan orang kusta, membuat berbicara orang bisu, bahkan menghidupkan orang mati. Lebih dari itu, di dalam Yesus Kristus, Allah menyembuhkan penyakit kita yang paling besar, yakni dosa.
4. Pahlawan bagi Allah adalah pribadi-pribadi yang memberitakan Nama-Nya melalui kehidupannya di mana pun dan dalam kondisi apapun. Mari bersama, di manapun dan dalam kondisi apapun memberitakan berita sukacita di dalam Yesus Kristus.
Pdt. Anthony L Tobing
0 komentar:
Posting Komentar