“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Minggu, 12 Februari 2012

Mazmur 30:1-13 (Khotbah Epistel)


Hanya Berharap Pada Pertolongan TUHAN

Pendahuluan
Selama kita hidup di dunia ini, kita takkan terlepas dari pergumulan dan kesulitan. Demikian juga dengan Raja Daud, sekalipun ia seorang raja, ia tidak luput dari berbegai persoalan dan pergumulan hidup. Kedudukannya sebagai raja tidak menjamin bahwa hidupnya akan berjalan mulus-mulus saja. Hal ini menjadi contoh bahwa pergumulan dan kesulitan itu dapat datang pada siapa saja tanpa memandang kedudukan dan jabatan seseorang.

Namun ditengah pergumulan yang dihadapinya, sebagaimana dikatakan dalam nas ini, dia berteriak minta tolong dan berseru kepada TUHAN. TUHAN menjawab permohonannya, lalu hidup Daud dipulihkan. Atas pertolongan TUHAN itu, ia memanjatkan nyanyian syukur, memuji dan memuliakan nama TUHAN. Pemulihan dari TUHAN itu mangubah ratapan Daud menjadi tarian penuh sukacita. 

Penjelasan
Ayat 1-6: Kesaksian Iman
Mazmur ini adalah mazmur puji-pujian (nyanyian syukur) perseorangan (Daud). Dalam perkembangan selanjutnya, mazmur ini dipakai dan dinyanyikan ketika diadakannya pentahbisan Bait Suci. Dan sejak tahun 165 SM, bangsa Yahudi mengadakan perayaan pentabisan Bait suci setiap tahun, di saat-saat itulah biasanya mazmur ini dinyanyikan (band. Yoh 10:22).

Sebuah kesaksian dari Daud atas besarnya kasih karunia TUHAN bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Tuhan tetap berkarya, memperbaiki, menyelamatkan orang-orang yang mau datang bermohon kepadaNya. Tidak seorang pun yang ditolak oleh Tuhan (ay 3; band Ratapan 3:22).

Daud memberitahukan dan mengajak semua orang agar bernyanyi dan memulikan nama TUHAN atas segala kebaikanNya. sebab Tuhan mau mendengar doa permohonannya dan ia menerima kesembuhan dari penyakit yang menjadi beban yang begitu berat baginya. Daud merasa seolah ia telah diangkat dari dunia orang mati, dan dihidupkan kembali.

Kasih karunia TUHAN, mengangkat hidup seseorang menjadi terhormat, disegani, Tidak pernah dipermalukan, sebaliknya musuhnyalah yang mendapat malu (ay 2, 4; band 25:3). Memang TUHAN akan marah melihat tingkah laku kita yang tidak berkenan kepadaNya, namun bila kita segera meyesali dan mau bertobat, maka kemarahan dan murka TUHAN itu tidak berlaku selamanya. Kasih sayang TUHAN akan lebih dikedepankan bagi mereka yang bertobat. Dengan segera TUHAN akan mengubah derita menjadi kebahagiaan (ay 6).

Ayat 7-10: Keberadaan Hidup Daud Sebelumnya
Daud telah merasakan berkat TUHAN yang berkelimpahan dalam hidupnya. Harta, jabatan, keturunan dan kekuasaan telah ia peroleh. Hidupnya mapan, sejahtera dan bahagia. Namun berkat TUHAN yang berkelimpahan itu telah menjadikannya sombong, sehingga ia merasa tidak ada seorang pun yang bisa menggesernya dari kedudukannya yang kokoh itu. Ia menjadi lupa diri, merasa bahwa kekuasaannya akan berlangsung selama-lamanya.

Namun tanpa disangka, penderitaan menyentuh hidupnya; pemazmur dihinggapi suatu penyakit yang sangat parah sekali. Begitu beratnya beban yang ia pikul, ia sangat merasa kesepian dan penuh dengan ketakutan menghadapi kematian. Pada saat-saat itulah Daud menyadari bahwa tidak ada artinya semua kuasa, harta dan jabatannya apabila ia mati, apabila TUHAN meninggalkannya. Pada saat kritis itulah Daud mengingat TUHAN dan menyesali kesombongannya lalu berseru memohon pertolongan TUHAN agar diselamatkan.

Ayat 11-13: Kasih Karunia TUHAN
Daud sadar dan mengenali siapa dirinya sesungguhnya di hadapan Tuhan, dia menyesal akan kesombongannya selama ini, lalu ia memposisikan dirinya selaku orang yang memohon dikasihani. Dalam kelemahannya dan kerendahan hatinya, ia bermohon dan minta tolong kepada TUHAN. Ia menyatakan bahwa hanya TUHAN penolongnya, pemazmur tidak lagi sombong dan bermegah atas dirinya sendiri, dia pasrah hanya kepada TUHAN. Saat ini ia hanya mengharapkan kasih karunia Tuhan untuk menolongnya dari keterpurukannya itu.

Daud menyadari bahwa hidupnya adalah hanya karena pengasihan dari TUHAN saja. Ia mengaku dan membuat suatu komitmen dalam dirinya, TUHAN adalah satu-satunya penyelamatNya, yang pantas menerima puji-pujian dan syukur untuk selama-lamanya.

Refleksi
Semua yang kita miliki adalah kepunyaan Allah, yang diberikan kepada kita untuk dipakai demi kebaikan dan kepentingan hidup kita dan hidup orang lain. Baiklah kita pakai apa yang ada pada kita dalam rangka memuji dan memulikan namaNya. Perlu ada refleksi diri, agar jangan tumbuh sifat egois dan kesombongan dalam hidup kita. Sebab keselamatan bagi kita tidak ditentukan oleh harta, kedudukan dan kuasa yang ada pada kita, tetapi hanya oleh kasih karunia Tuhan Allah semata.

Yeremia 9:23-24 berkata, "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."

TUHAN akan marah melihat tingkah laku kita yang melenceng jauh dari jalanNya lalu menghukum kita, tetapi jangan takut! TUHAN tetap mengasihi dan mau menolong hidup kita dari segala beban yang kita pikul, TUHAN sanggup mengubah hidup kita menuju hidup yang penuh dengan sukacita jika kita mau berbalik kepadaNya (Mat. 11:28).

TUHAN adalah sumber kesembuhan! Kesembuhan dari segala macam penyakit. Berharaplah hanya pada TUHAN, jangan pada yang lain apalagi pada diri sendiri. Amin.

Postingan Terkait



0 komentar: