PENDAHULUAN
Istilah Lectio Divina berasal dari Origenes. Menurut asal usulnya
Lectio Divina adalah pembacaan Alkitab oleh orang-orang Kristen untuk memupuk
iman, harapan dan kasih. Lectio Divina sudah setua Gereja yang hidup dari Firman
Allah dan tergantung dari padanya seperti air yang tergantung dari sumbernya. Pada
awalnya tidak ada pembacaan yang diorganisir dan metodik, melainkan tradisi sendiri
yang diteruskan dari generasi ke generasi, lewat praktek umat Kristen.
Sistematisasi Lectio Divina dalam empat jenjang, baru terjadi pada abad XII. Pada sekitar tahun 1150,
Guigo, seorang rahib, mengajukan teori empat jenjang dalam pembacaan Alkitab.
Hal ini didapatkannya ketika suatu kali tiba-tiba nampak dalam budinya (penglihatan)
empat tangga jenjang rohani yaitu: pembacaan, meditasi, doa dan kontemplasi.
Ini adalah tangga yang dinaiki para rahib dari bumi ke surga. Jenjangnya hanya
sedikit tetapi luar biasa tingginya dengan ujung bawah tegak di atas bumi dan
ujung atas menerobos awan-awan mencari rahasia surga. Setiap jenjang ini
menghasilkan efek yang khas dalam diri orang yang membaca Alkitab.