Pertobatan Yang Memimpin Kepada Hidup
Pendahuluan.
Petrus adalah seorang Yahudi dan berprofesi sebagai Rohaniawan sedangkan
Kornelius adalah seorang Romawi sekaligus bekerja sebagai tentara. Secara
politik ke dua orang ini berseberangan bahkan bermusuhan yang satu lemah dan
yang satu kuat karena bersenjata. Namun, ada satu hal yang menyatukan mereka;
keduanya mendapat pengilhaman dari Roh Kudus. Petrus mendapat penglihatan aneh
untuk ukuran ke-Yahudiannya. Sementara Kornelius mendapat pesan untuk
mengundang Petrus ke rumahnya (ay. 9). Mereka sangat berbeda, tetapi ada
sesuatu yang lebih besar dari mereka yang mempertemukan keduanya untuk saling
meneguhkan. Kisah Kornelius membuat Petrus mengerti maksud dan Visi yang ia
lihat.
Tuntutan terhadap Petrus
Berita
kunjungan Rasul Petrus ke rumah Kornelius tersebar sampai ke Yerusalem. Cerita
yang berkonotasi negatif dan menuding tindakan Petrus tersebut. Patut
diperhatikan bahwa kecaman ini bukan datang dari kaum Yahudi ortodoks yang
memusuhi Yesus dan murid-muridNya, melainkan dari kalangan orang percaya Yahudi
sendiri, termasuk para Rasul rekan sekerja Petrus.
Bahwa
orang-orang Yahudi yang percaya menentang hal itu (ay. 2-3). Ketika
Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat, yaitu
orang-orang Yahudi yang telah dipertobatkan dan masih memelihara pentingnya
sunat, berselisih pendapat dengan dia. Mereka mengecam perbuatan Petrus
yang telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan
bersama-sama dengan mereka sebagai suatu kejahatan. Mereka beranggapan
bahwa dengan berbuat demikian berarti Petrus telah menodai, jika bukan
mengkhianati, kehormatan akan jabatan kerasulannya, sehingga harus dibawa ke
hadapan jemaat. Begitu jauh mereka dari memandang Petrus sebagai orang yang
tidak dapat berbuat salah, atau sebagai pemimpin tertinggi dari jemaat, di mana
semua harus memberikan pertanggungjawaban kepada dia sementara ia tidak perlu
bertanggungjawab kepada siapa pun.
Petrus
dianggap telah menyalahi aturan tersebut, ketika ia pergi, hidup, dan tinggal,
serta melakukan pelayanan di antara kelompok tak bersunat (ay. 2). Sebagian
jemaat Yahudi, yang adalah kelompok bersunat mempersalahkan Petrus atas
perbuatannya itu karena telah melanggar aturan sosial di kalangan jemaat
perdana. Petrus yang ingin mempertanggungjawabkan pelayanannya kepada mereka
menyatakan bahwa pelayanan itu terjadi bukan karena keinginannya, melainkan
terjadi karena pekerjaan Roh Kudus (ayat 5-7). Penceritaan ulang Petrus tentang
apa yang terjadi menegaskan peran Roh Kudus dalam mengubah pandangan yang sudah
terkotak-kotak dan kaku tersebut (ayat 8-10). Juga mengubah hati mereka yang
terbelenggu tradisi menjadi hati yang hangat dan penuh kasih melihat
petobat-petobat baru, tak peduli apa latar belakang mereka (ay. 18). Petrus
tak sendirian karena ada rekan-rekan bersunat yang menjadi saksi pekerjaan Roh
Kudus yang membaptis orang-orang tidak bersunat itu (ay. 12).
Pekerjaan
memulihkan relasi antar manusia adalah pekerjaan yang tidak mudah, kalau tidak
dapat dikatakan mustahil. Namun Kisah Para Rasul mengajar kita bahwa pemulihan
itu adalah pekerjaan Roh Kudus di dalam gereja dan dunia ini. Pekerjaan
itu dimulai dengan pemulihan relasi manusia dengan Tuhan lewat pertobatan dan
lahir baru. Kemudian dilanjutkan dengan penerimaan ke dalam lingkup
persaudaraan seiman di dalam gereja.
Sebagaimana
cerita bernada kecaman dan negatif, yang mereka dengar adalah Petrus masuk dan
makan di rumah orang tidak bersunat, hal ini terjadi karena bagi bangsa Yahudi,
keselamatan adalah milik mereka, karena merekalah Umat pilihan Allah, Umat
dimana melalui mereka, Allah mengadakan perjanjian dan penggenapan dalam Yesus
Kristus - sekalipun mereka telah mengenal Kristus dan bahkan mengalami
kehadiran Roh Kudus atas mereka, pengertian ini tertanam erat sebagai bagian
dari kehidupan sosial budaya dan keagamaan mereka sebagai suku bangsa Yahudi.
Penjelasan Petrus
Penjelasan
Petrus atas tindakannya dapat ditinjau dari beberapa hal:
1.
Tindakan Petrus didasarkan atas
kesaksian pribadinya atas tuntunan Roh Tuhan.
2.
Tuntunan itu terjadi ketika Petrus
sedang berdoa.
3.
Penglihatan
atas tuntunan Ilahi itu terjadi sampai 3 (tiga) kali.
4.
Perginya Petrus ke Kaisarea pun atas
perintah Roh Tuhan.
5.
Bahwa
Roh Tuhanpun bekerja atas Kornelius, orang asing itu - sehingga ia menyuruh
orang menjemput Petrus.
Hal-hal inilah yang membuat Petrus akhirnya mengambil
keputusan untuk datang ke Kaisarea ke tempat Kornelius dan memberitakan Injil
serta membaptis mereka. Keputusan Petrus diambil berdasarkan doa dan tuntunan
Roh Tuhan, sebaliknya Kornelius pun dituntun oleh Tuhan untuk secara aktif
mencari Petrus untuk mendapatkan keselamatan itu.
Kejadian ini sepenuhnya atas pekerjaan Tuhan, yang
dikerjakan oleh Petrus dan Kornelius dengan percaya dan taat. Petrus datang
mengatasi keraguannya, dan Kornelius menerima Petrus, dan percaya penuh atas
segala yang Petrus ucapkan - semuanya dengan tuntunan Roh Tuhan belaka, dan
seketika itupun Roh Kudus turun atas mereka.
Petrus mengakhiri penjelasannya dengan kalimat yang
sangat indah di ayat 17; “Jadi jika
Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu
kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah
Dia?"
Penerimaan jemaat di Yerusalem
Satu ayat yang begitu padat dan indah, mewakili
keadaan para jemaat di Yerusalem setelah mendengar penjelasan Rasul Petrus; Kis. 11:18 Ketika mereka mendengar hal itu,
mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada
bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada
hidup."
Ayat ini sangat penting, karena memperlihatkan bahwa
halangan utama dan ketidak-mengertian bangsa Yahudi atas keselamatan dalam
Kristus, baik ortodoks, maupun yang sudah menjadi pengikut Kristus, adalah
dalam diri mereka sendiri yang mempunyai pengertian yang tidak tepat atas
segala perintah Tuhan yang mereka taati dalam Hukum Musa. Rasul Paulus di
kemudian hari menulis di Roma 14:17
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran,
damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Renungan
Allah tidak membeda-bedakan orang. Perhatian dan cinta kasih-Nya tidak bisa dibatasi hanya di wilayah tertentu. Rahmat dan anugrah-Nya tidak dicurahkan hanya kepada tokoh tertentu, suku tertentu, gender tertentu, atau budaya tertentu saja. Oleh sebab itu Allah tidak boleh dibatasi karya-Nya di kawasan orang Yahudi. Dengan perkataan lain Allah tidak membangun tembok, tetapi Allah justru membangun jembatan.
Allah tidak membeda-bedakan orang. Perhatian dan cinta kasih-Nya tidak bisa dibatasi hanya di wilayah tertentu. Rahmat dan anugrah-Nya tidak dicurahkan hanya kepada tokoh tertentu, suku tertentu, gender tertentu, atau budaya tertentu saja. Oleh sebab itu Allah tidak boleh dibatasi karya-Nya di kawasan orang Yahudi. Dengan perkataan lain Allah tidak membangun tembok, tetapi Allah justru membangun jembatan.
Di
dalam diri Kristus, Allah meninggalkan surga dan masuk ke dalam dunia, bahkan
menjadi manusia dan berkomunikasi dengan manusia. Allah juga solider dengan
manusia sampai kepada penderitaan manusia yang paling dalam yaitu kematian.
Peristiwa salib bisa dipahami oleh orang yang sangat sederhana maupun orang
yang paling jenius.
Jalan
kehidupan Yesus mengatasi jalan-jalan politik, jalan ekonomi, jalan perdamaian
dst., yang sedang dirintis oleh manusia. Kesetiaan yang dibangun umat-Nya
mengatasi kesetiaan terhadap bangsa, mengatasi fanatisme suku atau budaya.
Dalam
dunia yang penuh dengan pertentangan dan krisis, dan bahkan ketika
primordialisme tumbuh subur, Kekristenan harus merangkul dan membangun
jembatan-jembatan komunikasi. Injil Kerajaan Allah adalah kabar baik yang harus
disampaikan dengan berpedoman kepada Yesus. Fanatisme atau ekslusifisme
bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani. Memeluk Kristus erat-erat dan merasa
diri selamat sementara melihat orang lain dengan penuh kecurigaan sangat
bertentangan dengan semangat Yesus atau jiwa inkarnasi.
Bukan
saatnya menghindari orang lain tetapi inilah saatnya merangkul orang lain dalam
semangat persaudaraan dan semangat cinta kasih. Sebab Yesus bukan milik kita
saja, tetapi Yesus adalah milik semua orang.
Pdt
. Walsen Napitu
3 komentar:
Renungqn yg sangat memberkati. Yesus bagi dunia yg mau percaya. Trims
Renungqn yg sangat memberkati. Yesus bagi dunia yg mau percaya. Trims
Renungan yang memberikan pemahaman tentang kejadian yang berlaku antara kornelius dan Petrus dari sudut keselamatan, budaya dan sosial orang yahudi.
Posting Komentar