“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Rabu, 12 November 2014

Zefanya 1:7+12-18 (Khotbah Minggu, 16 Nopember 2014)

Hari Tuhan Sudah Dekat

Pendahuluan
Sebagian besar kitab Zefanya adalah peringatan serius mengenai hukuman Allah yang akan datang. Zefanya melihat datangnya hukuman yang meliputi seluruh dunia karena dosa-dosa umat manusia (Zef 1:2; Zef 3:8), tetapi secara khusus ia fokus pada hukuman yang akan menimpa Yehuda karena dosanya (Zef 1:4-18; 3:1-7). Zefanya menyampaikan nubuat yang mengimbau agar bangsa itu bertobat dan mencari Tuhan dalam kerendahan hati sebelum keputusan itu dilaksanakan (Zef 2:1-3).

Zefanya juga bernubuat mengenai datangnya hukuman atas lima bangsa asing: Filistia, Amon, Moab, Etiopia, dan Asyur (Zef 2:14-15). Setelah mengulas dosa-dosa Yerusalem lagi (Zef 3:1-7), sang nabi menubuatkan suatu ketika Allah akan mengumpulkan kembali, menebus, dan memulihkan umat-Nya. Mereka akan bersorak dengan gembira sebagai penyembah sejati Tuhan Allah; Dia akan ada di tengah-tengah mereka sebagai pahlawan perang yang menang (Zef 3:9-20).

Penjelasan
Ayat 7
Dalam ayat ini "hari Tuhan" digambarkan sebagai hari sebuah korban dipersembahkan (bdk. Yes 34:6; Yer. 46:10; Yeh. 39:17). Binatang korban ialah orang Yehuda. Para undangan "dikuduskan" untuk ikut serta dalam korban itu (bdk. Yer 12:3).

“Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH!”. Bangsa ini telah murtad sampai pada titik di mana mereka tidak dapat kembali lagi. Penghukuman sekarang tak dapat dielakkan. Seruan mereka yang sia-sia mengingatkan kita pada generasi yang binasa dalam Air Bah ketika pintu bahtera tertutup. Mereka telah menolak untuk mempersembahkan kurban bakaran kepada Tuhan; sekarang mereka sendiri yang akan menjadi kurban persembahan itu. Hari Tuhan adalah hari penghakiman, sebagaimana ditulis dalam Amos 5:18. Para undangan adalah musuh-musuh Yehuda, dan korban adalah Yehuda (bdk. Yes. 34:6).

Ayat 12-13
Beberapa orang Yehuda memiliki pandangan deistik (pandangan bahwa Allah tidak terlibat secara aktif dalam kehidupan sehari-hari manusia); mereka percaya Allah tidak akan menghukum dosa umat-Nya. Namun  Orang yang mempunyai sikap seperti ini akan menemukan pada hari penghakiman bahwa Allah sungguh meminta pertanggungjawaban atas dosa-dosa yang mereka lakukan. dan  mereka akan tahu bahwa Allah tidak pernah menjauhkan diri atau tidak terlibat dalam kehidupan manusia; Ia akan memberikan upah kepada orang yang mencari Dia dan menghukum orang yang berbalik dari Dia dan mengikut kejahatan (lih. Rom. 2:5-11).

Dalam nas ini dapat kita lihat bagaimana kesia-siaan hidup orang yang berpengharapan kepada kuasa, kenikmatan, kekuatan dan rencana-rencana pikiran duniawi. Karena ketika hariNya tiba, maka setiap orang yang mencari hal-hal duniawi akan lenyap bersama kedahsyatan hukumanNya. Maka tidak ada perbuatan dosa yang terlewat dari penghukuman Tuhan. Semakin jauh kita meninggalkan Tuhan, semakin jauh kita hidup dalam dosa dan kejahatan, maka kita semakin dekat kepada nyala api kemarahan Tuhan yang menyala-nyala. 
  
Ayat 14-18 
“Sudah dekat hari TUHAN yang hebat itu”, merupakan hari penghakiman Allah akan manusia. Hari Tuhan itu pasti datang dan umat manusia harus bersiap menyambut kedatangan hari Tuhan itu, nabi Zefanya menggambarkan bahwa hari Tuhan itu pahit, bahkan sampai membuat pahlawan menangis.

Manusia seharusnya menyadari bahwa pada akhirnya semua yang dapat peroleh dalam dunia ini akan ditinggalkan. Kita akan meninggalkan kemegahan rumah yang kita bangun, kebun yang kita usahakan, emas dan perak yang kita peroleh. Dapatkah itu semua menyelamatkan nyawa kita? Bukankah pada akhirnya itu semua adalah kesia-siaan? Semua akan lenyap, namun hidup dalam kebenaran Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Semuanya itu bisa saja kita peroleh, namun itu bukanlah tujuan hidup orang kristen dan itu semua bukanlah sumber kebahagiaan kita, sebab Tuhan telah menyediakan bagi orang benar rumah yang baka, yang dipenuhi oleh kemuliaan Allah.

Refleksi
Hari Tuhan menggambarkan tentang kedatangan Tuhan di dunia ini. Hari itu adalah ‘hari penghakiman’. Tuhan akan menghukum siapa saja yang melakukan kejahatan, kekerasan dan penipuan. Pada hari Tuhan itu, ratapan terdengar di mana-mana. Suasana semakin mencekam manakala kota dan pemukiman digeledah untuk menemukan pelaku-pelaku kejahatan. Hari Tuhan juga pahit dan kelam, jauh dari suasana gembira dan semarak. Darah tercurah dan tidak ada keselamatan. Emas dan perak tidak berguna untuk membeli keamanan apalagi kenyamanan.

Pemberitaan tentang “hari Tuhan” perlu dilakukan saat ini. Orang-orang masa kini sering terlena dengan gaya hidup yang serba nikmat dan serba mudah. Kejahatan pun makin marak dan kualitasnya semakin meninggi. Orang-orang hidup menurut nilai-nilai yang mereka anut sendiri. Tuhan tak menentukan apa-apa. Dia bahkan disebut “tidak berbuat baik dan tidak berbuat jahat”, karena itu orang-orang jadi hidup semaunya, nyaman dengan perbuatannya masing-masing.

Pemberitaan tentang “hari Tuhan” seperti diberitakan oleh nabi Zefanya masih tetap relevan untuk disuarakan. Suatu ketika ia akan terjadi. ‘Hari Tuhan sudah dekat dan datang dengan cepat sekali’; Ini mengingatkan kita untuk tidak terlena dengan kesibukan kita masing-masing, apalagi dengan gaya hidup yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Tuhan akan melakukan pembalasan sebab mereka telah berdosa kepada Tuhan. Kita hanya akan terhindar apabila kita mau bertobat, meninggalkan kebiasaan hidup kita selama ini, mencari Tuhan dan hidup dalam kerendahan hati.

Kedatangan Tuhan Yesus kembali adalah sebuah kebenaran dan janji Tuhan yang pasti digenapi, meskipun kita tidak tahu kapan dan saatnya. Dan memang bukan persoalan kita untuk menghitung menit, jam, dan hari kedatanganNya, melainkan sikap yang dituntut dari kita adalah meningkatkan spiritualitas kita dengan jalan meninggalkan dosa-dosa kita dan menjalani panggilan hidup kita dengan sebaik-baiknya, menurut kehendakNya. Amin

Pdt. Anthony L Tobing
dari berbagai sumber


Postingan Terkait



1 komentar:

Sewarihati Harefa mengatakan... Balas

Semoga Kita Senantiasa dalam Lindungan dan Bimbingan Tuhan Yesus ,,, Amin