Hari Tuhan Sudah Dekat
Pendahuluan
Sebagian besar kitab Zefanya adalah peringatan
serius mengenai hukuman Allah yang akan datang. Zefanya melihat datangnya
hukuman yang meliputi seluruh dunia karena dosa-dosa umat manusia (Zef 1:2; Zef
3:8), tetapi secara khusus ia fokus pada hukuman yang akan menimpa Yehuda
karena dosanya (Zef 1:4-18; 3:1-7). Zefanya menyampaikan nubuat yang mengimbau
agar bangsa itu bertobat dan mencari Tuhan dalam kerendahan hati sebelum
keputusan itu dilaksanakan (Zef 2:1-3).
Zefanya juga bernubuat mengenai datangnya hukuman atas lima bangsa asing: Filistia, Amon, Moab, Etiopia, dan Asyur (Zef 2:14-15). Setelah mengulas dosa-dosa Yerusalem lagi (Zef 3:1-7), sang nabi menubuatkan suatu ketika Allah akan mengumpulkan kembali, menebus, dan memulihkan umat-Nya. Mereka akan bersorak dengan gembira sebagai penyembah sejati Tuhan Allah; Dia akan ada di tengah-tengah mereka sebagai pahlawan perang yang menang (Zef 3:9-20).
Penjelasan
Ayat 7
Dalam ayat ini "hari Tuhan"
digambarkan sebagai hari sebuah korban dipersembahkan (bdk. Yes
34:6; Yer. 46:10; Yeh. 39:17). Binatang korban ialah orang Yehuda.
Para undangan "dikuduskan" untuk ikut serta dalam korban itu
(bdk. Yer 12:3).
“Berdiam dirilah di hadapan Tuhan
ALLAH!”. Bangsa ini telah murtad sampai pada titik di mana mereka tidak
dapat kembali lagi. Penghukuman sekarang tak dapat dielakkan. Seruan mereka
yang sia-sia mengingatkan kita pada generasi yang binasa dalam Air Bah ketika
pintu bahtera tertutup. Mereka telah menolak untuk mempersembahkan kurban
bakaran kepada Tuhan; sekarang mereka sendiri yang akan menjadi kurban
persembahan itu. Hari Tuhan adalah hari penghakiman, sebagaimana
ditulis dalam Amos 5:18. Para undangan adalah musuh-musuh
Yehuda, dan korban adalah Yehuda (bdk. Yes. 34:6).
Ayat 12-13
Beberapa orang Yehuda memiliki pandangan deistik (pandangan bahwa Allah tidak
terlibat secara aktif dalam kehidupan sehari-hari manusia); mereka percaya
Allah tidak akan menghukum dosa umat-Nya. Namun Orang yang mempunyai
sikap seperti ini akan menemukan pada hari penghakiman bahwa Allah sungguh
meminta pertanggungjawaban atas dosa-dosa yang mereka lakukan.
dan mereka akan tahu bahwa Allah tidak pernah menjauhkan diri atau
tidak terlibat dalam kehidupan manusia; Ia akan memberikan upah kepada orang
yang mencari Dia dan menghukum orang yang berbalik dari Dia dan mengikut
kejahatan (lih. Rom. 2:5-11).
Dalam nas ini dapat kita lihat bagaimana
kesia-siaan hidup orang yang berpengharapan kepada kuasa, kenikmatan, kekuatan
dan rencana-rencana pikiran duniawi. Karena ketika hariNya tiba, maka setiap
orang yang mencari hal-hal duniawi akan lenyap bersama kedahsyatan hukumanNya.
Maka tidak ada perbuatan dosa yang terlewat dari penghukuman Tuhan. Semakin
jauh kita meninggalkan Tuhan, semakin jauh kita hidup dalam dosa dan kejahatan,
maka kita semakin dekat kepada nyala api kemarahan Tuhan yang
menyala-nyala.
Ayat 14-18
“Sudah dekat hari TUHAN yang hebat itu”,
merupakan hari penghakiman Allah akan manusia. Hari Tuhan itu pasti datang dan
umat manusia harus bersiap menyambut kedatangan hari Tuhan itu, nabi Zefanya
menggambarkan bahwa hari Tuhan itu pahit, bahkan sampai membuat pahlawan
menangis.
Manusia seharusnya menyadari bahwa pada
akhirnya semua yang dapat peroleh dalam dunia ini akan ditinggalkan. Kita akan
meninggalkan kemegahan rumah yang kita bangun, kebun yang kita usahakan, emas
dan perak yang kita peroleh. Dapatkah itu semua menyelamatkan nyawa kita?
Bukankah pada akhirnya itu semua adalah kesia-siaan? Semua akan lenyap, namun
hidup dalam kebenaran Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Semuanya itu bisa saja
kita peroleh, namun itu bukanlah tujuan hidup orang kristen dan itu semua
bukanlah sumber kebahagiaan kita, sebab Tuhan telah menyediakan bagi orang
benar rumah yang baka, yang dipenuhi oleh kemuliaan Allah.
Refleksi
Hari Tuhan menggambarkan tentang kedatangan
Tuhan di dunia ini. Hari itu adalah ‘hari penghakiman’. Tuhan akan menghukum
siapa saja yang melakukan kejahatan, kekerasan dan penipuan. Pada hari Tuhan
itu, ratapan terdengar di mana-mana. Suasana semakin mencekam manakala kota dan
pemukiman digeledah untuk menemukan pelaku-pelaku kejahatan. Hari Tuhan juga
pahit dan kelam, jauh dari suasana gembira dan semarak. Darah tercurah dan tidak
ada keselamatan. Emas dan perak tidak berguna untuk membeli keamanan apalagi
kenyamanan.
Pemberitaan tentang “hari Tuhan” perlu
dilakukan saat ini. Orang-orang masa kini sering terlena dengan gaya hidup yang
serba nikmat dan serba mudah. Kejahatan pun makin marak dan kualitasnya semakin
meninggi. Orang-orang hidup menurut nilai-nilai yang mereka anut sendiri. Tuhan
tak menentukan apa-apa. Dia bahkan disebut “tidak berbuat baik dan tidak
berbuat jahat”, karena itu orang-orang jadi hidup semaunya, nyaman dengan
perbuatannya masing-masing.
Pemberitaan tentang “hari Tuhan” seperti
diberitakan oleh nabi Zefanya masih tetap relevan untuk disuarakan. Suatu
ketika ia akan terjadi. ‘Hari Tuhan sudah dekat dan datang dengan cepat
sekali’; Ini mengingatkan kita untuk tidak terlena dengan kesibukan kita
masing-masing, apalagi dengan gaya hidup yang bertentangan dengan kehendak
Tuhan. Tuhan akan melakukan pembalasan sebab mereka telah berdosa kepada Tuhan.
Kita hanya akan terhindar apabila kita mau bertobat, meninggalkan kebiasaan
hidup kita selama ini, mencari Tuhan dan hidup dalam kerendahan hati.
Kedatangan Tuhan Yesus kembali adalah
sebuah kebenaran dan janji Tuhan yang pasti digenapi, meskipun kita tidak tahu
kapan dan saatnya. Dan memang bukan persoalan kita untuk menghitung menit, jam,
dan hari kedatanganNya, melainkan sikap yang dituntut dari kita adalah
meningkatkan spiritualitas kita dengan jalan meninggalkan dosa-dosa kita dan
menjalani panggilan hidup kita dengan sebaik-baiknya, menurut kehendakNya. Amin
Pdt.
Anthony L Tobing
dari berbagai sumber
1 komentar:
Semoga Kita Senantiasa dalam Lindungan dan Bimbingan Tuhan Yesus ,,, Amin
Posting Komentar