Sambut
& Terimalah Kasih Karunia Allah Yang memberi Hidup
Di dalam Alkitab dituliskan dua pribadi
yang kontradiktif antara Adam manusia pertama yang jatuh dalam dosa dan Adam
akhir (Yesus Kristus) yang membereskan dosa. Adam manusia pertama, tidak hanya
menjadi bapa (cikal-bakal) bagi semua umat manusia sekaligus menularkan
"dosa asal" yang diperbuatnya kepada seluruh manusia di dunia ini.
Dosa pertama/dosa asal, yaitu dosa Adam, mempunyai dampak yang khas bagi seluruh
umat manusia.
Namun ada perbedaan yang mendasar antara
Adam yang pertama dan Adam yang akhir. Adam yang pertama hanya manusia yang
diberi nafas hidup oleh Allah. Tetapi Adam yang akhir adalah Roh yang
menghidupkan. Adam akhir bukan diciptakan dari debu tanah tapi disebut; Ia
lahir dari Roh Kudus. Adam
yang pertama penuh pelanggaran dan mengakibatkan semua orang berada di dalam
kuasa maut. Sedangkan Adam yang akhir penuh kasih karunia yang membenarkan
hidup kita. Oleh pelanggaran satu orang semua turut dihukum, tetapi oleh kasih
karunia satu orang semua memperoleh hidup dalam kebenaran.
Akibat dosa Adam,
semua manusia menjadi manusia berdosa
Memang pada waktu Adam berbuat dosa, semua
manusia lain (kecuali Hawa) belum ada. Tetapi Adam dianggap oleh Allah sebagai
wakil dari seluruh umat manusia, dan karena itu ketika Adam jatuh ke dalam
dosa, seluruh umat manusia dianggap jatuh ke dalam dosa juga. Karena itu,
berbeda dengan pandangan Islam yang mengatakan bahwa semua manusia lahir dalam
keadaan suci, Kitab Suci mengajarkan bahwa sejak kejatuhan Adam itu, semua
manusia lahir dalam dosa (ini dikenal dengan istilah dosa asal / original
sin). Pandangan ini didukung oleh ayat-ayat Kitab Suci di bawah ini.
Kita ada di dalam Adam seperti dahan-dahan
pohon ada dalam pohonnya (sebelum mereka tumbuh/keluar). Lalu dahan-dahan itu
tumbuh/keluar. Kalau pohonnya adalah pohon mangga, maka otomatis dahan-dahan
yang keluar juga adalah dahan-dahan mangga. Karena Adamnya adalah orang
berdosa, maka kita sebagai dahan-dahannya juga adalah orang berdosa.
Kalau tim sepak bola Indonesia kalah, maka
orang akan berkata ‘Indonesia kalah’. Kita tidak ikut main sepak bola, tetapi
juga dianggap kalah, karena wakil kita kalah. Demikian juga pada waktu wakil
kita, yaitu Adam, jatuh ke dalam dosa, maka kita semua dianggap jatuh ke dalam
dosa juga.
Jadi, bukan hanya pencuri, pembunuh,
pemerkosa, dsb saja disebut orang berdosa. Kita juga adalah orang berdosa!
Karena itu kita membutuhkan Kristus sebagai Juruselamat, Penebus dosa kita. Dan
jangan pernah berpikir bahwa kita tidak membutuhkan Penebus dosa karena
perbuatan baik kita bisa menebus dosa kita, sebab hal itu bertentangan dengan
ayat-ayat di bawah ini:
Gal 2:16a - "Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena
melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus
Yesus".
Gal 2:21b - "... sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah
kematian Kristus".
Kasih karunia Allah
Kita
mungkin menyesali dosa Adam ini. Andaikata Adam tidak jatuh, alangkah enaknya:
-
ada
damai dan sukacita.
-
tidak
ada penderitaan, penyakit, kematian.
-
tidak
ada dosa.
-
kita
ada di taman Eden, bisa makan buah-buahan tanpa bayar.
Namun firman ini memberikan Kabar Baik bagi
kita.
"Tetapi
karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena
pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh
lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karuniaNya,
yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus
Kristus".
Rom 5:15.
Apakah
kasih karunia itu?
Kasih karunia Allah adalah sesuatu yang ada
dalam diri Allah yang menyebabkan Ia memberikan karunia-karunia kepada kita
sekalipun kita sama sekali tidak layak menerimanya.
Sebagai orang berdosa, kita layaknya
dibuang ke dalam neraka. Tetapi adanya kasih karunia ini menyebabkan Allah
bertindak lain. Allah datang ke dalam dunia dalam diri Yesus Kristus, hidup
suci, menderita dan mati di kayu salib untuk memikul hukuman dosa kita, untuk
menyelamatkan kita.
Akibat
kasih karunia Allah
Kalau pelanggaran Adam mempunyai akibat
yang menjatuhkan, maka kasih karunia Allah itu mempunyai akibat yang mengangkat
dari kejatuhan itu. Perhatikan kata-kata ‘jauh lebih besar’ dalam ay 15 itu.
Kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus jauh lebih besar dari pelanggaran Adam.
Karena itu pengangkatan yang ditimbulkan oleh kasih karunia ini juga jauh lebih
besar dari pada kejatuhan yang ditimbulkan oleh kejatuhan Adam. Apa akibat
kasih karunia Allah itu:
1.
Pembenaran (ay. 16).
Kalau kita sudah sadar dan percaya akan
akibat dosa Adam, yang menyebabkan semua manusia berdosa dan condong kepada
dosa, maka karena kasih karunia Allah itu jauh lebih besar dari pelanggaran
Adam, maka kita harus lebih percaya lagi bahwa orang yang menerima kasih karunia
Allah dalam Yesus Kristus itu akan dibenarkan/dianggap benar oleh Allah.
2.
Hidup (ay. 17).
Perhatikan kata-kata ‘lebih benar lagi’
dalam ay. 17. Ini disebabkan karena kasih karunia Allah yang tadi dikatakan
jauh lebih besar dari pelanggaran Adam (ay 15). Kalau pelanggaran Adam
mengakibatkan maut/kematian, maka kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus
mengakibatkan kita hidup. Dan ingat bahwa ini adalah posisi yang lebih aman
dari pada posisi Adam sebelum jatuh ke dalam dosa. Mengapa bisa demikian? Karena
Adam pada saat itu hanya mempunyai hidup bersyarat. Selama ia tidak jatuh
ke dalam dosa, ia hidup. Tetapi kalau ia jatuh ke dalam dosa, ia mati. Tetapi
bagi kita yang menerima kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus, kita menerima
hidup kekal. Tanpa syarat! Kita tidak mungkin lagi binasa. Ini terlihat
dari Yoh 10:27-29 yang berbunyi:
"Domba-dombaKu
mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku
memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa
sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tanganKu.
BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan
seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa".
3.
Persekutuan yang lebih dan indah dengan Allah.
Persekutuan Adam dengan Allah adalah
persekutuan antara makhluk dengan penciptanya, tetapi persekutuan kita (orang
yang percaya kepada Yesus) dengan Allah adalah persekutuan antara anak dengan
Bapanya. Adam hanya dekat dengan Allah, tetapi Allah tinggal di dalam kita (Yoh.
14:16-17).
4. Tempat yang lebih
indah.
Adam
tinggal di taman Eden dan kalau Adam dan keturunannya terus hidup suci, mungkin
sekali semua manusia akan tetap tinggal di Eden. Tetapi sekarang kita yang
telah menerima kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus akan tinggal bukan di
taman Eden, tetapi di surga.
Apa
yang harus kita lakukan?
Akibat dosa Adam secara otomatis menimpa
semua keturunannya, tetapi akibat kebenaran Yesus Kristus tidak secara otomatis
dialami semua orang. Kata-kata ‘semua orang’ dalam ay 15,19 seharusnya adalah
‘banyak orang’.
Kata-kata ‘semua orang’ dalam ay 18 memang
adalah ‘semua orang’, tetapi pada waktu menafsirkannya, kita harus
menafsirkannya dengan melihat pada bagian-bagian Kitab Suci yang lain, seperti
1Kor 15:22, sehingga artinya adalah: ‘semua orang dalam Kristus’ atau
‘semua orang yang percaya kepada Kristus’.
Kita ada dalam Adam karena keturunan
(otomatis), tetapi kita ada dalam Kristus karena iman.
Johannes
Calvin: “Jadi,
untuk mengambil bagian dalam warisan dosa yang menyedihkan, cukup bagimu untuk
menjadi manusia, karena itu tinggal dalam daging dan darah; tetapi untuk
menikmati kebenaran Kristus engkau harus menjadi orang percaya; karena
pengambilan bagian dari Dia didapatkan hanya dengan iman.”
Jadi, untuk bisa masuk ke neraka cukup bagi
kita untuk berdiam diri. Sejak lahir kita ada di dalam Adam, sehingga dengan
berdiam diri saja, itu sudah cukup untuk membawa kita ke dalam neraka. Tetapi
kalau kita ingin masuk surga, kita harus percaya kepada Yesus dan menerimaNya
sebagai Tuhan dan Juruselamat kita!
Karena itu jangan mencari keselamatan di
luar Kristus! Sudahkah atau maukah saudara datang dan percaya kepada Yesus? Amin.
0 komentar:
Posting Komentar