Segala
Sesuatu Diciptakan Dan Diperdamaikan Di Dalam Dia
Pendahuluan
Kitab
Kolose merupakan suatu dokumen yang mengandung arti yang dalam sekali dan tidak
ternilai harganya. Uraian ajaran ini bernada pembelaan karena Paulus bermaksud memerangi
ajaran-ajaran mistik dan asketik yang bercorak Yahudi dengan pengertian yang
salah tentang alam, penyembahan kepada malaikat-malaikat. Tema pokok Kolose ini
adalah kepenuhan dan keutamaan Kristus dan kesempurnaan orang Kristen dalam Dia
dibandingkan mistik dan siksaan diri yang diajarkan oleh ilmu filsafat dan
hikmat manusia. Ajaran sesat yang mencampurkan teosofi, agama Yahudi dan
asketisisme itu nampak bersifat rohani, tetapi pada hakekatnya menjauhkan
Kristus dari jabatan-Nya sebagai Tuhan.
Penjelasan
Bagi
orang Kristen, Allah dikenal bukan saja sebagai Pencipta, tetapi juga Pembebas.
Cara pembebasan itu ialah melalui karya penebusan yang dikerjakan oleh Anak-Nya
yang tunggal. Penebusan itu berisikan penebusan dosa (1:13-14). Sebagai bentuk
syukur atas karya penebusan Allah tersebut, meluaplah syukur rasul Paulus dalam
bentuk puji-pujian yang menunjukkan betapa agung dan utamanya Kristus di atas
segala sesuatu. Pasal 1:15-20 merupakan doksologi (pujian) Paulus rentang
keagungan dan kemuliaan Yesus Kristus. Ia termulia atas seluruh ciptaan (ay.
15-17) dan di dalam penebusan (18-19). Paulus menunjukkan adanya sesuatu yang
hilang di dalam ajaran yang menyelusup ke dalam jemaat Kolose: pandangan yang
tepat akan siapa Kristus. Maka, dengan cara pandang yang terarah ini, jemaat
diberi suatu pegangan untuk menangkal setiap bentuk penyelewengan. Di sini,
rasul mengajak jemaat masuk ke dalam suasana penyembahan terhadap Pribadi
Kristus, dan bukan sekadar dimensi doktrinal. Keutamaan Kristus ini secara langsung
melucuti kepongahan kuasa-kuasa lain yang ingin berkuasa.
Kristus disebut sebagai gambar Allah (eikon Theou)
yang berarti representasi tepat atau perwujudan Allah sendiri. Allah adalah
roh, dan Ia tidak akan pernah kelihaatan (1 Tim. 6:16). Anak Allah adalah
pengungkapan yang kelihatan. Ia tidak hanya mencerminkan Allah, tetapi, sebagai
Allah sendiri, Ia menyatakan Allah kepada kita (Yoh. 1:18; 14:9; Ibr. 1:1-2).
Kemuliaan Kristus mengekspresikan kemuliaan ilahi-Nya (2 Kor. 4:4). Ia bukanlah
salinan, tetapi pengejawantahan hakikat Allah sendiri. Kita memperoleh
“pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus” (2 Kor.
4:6). Kristus adalah “cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah” (Ibr.
1:3). Sebagai yang sulung dari segala ciptaan, Kristus memiliki keutamaan dan
kuasa seperti seorang anak sulung di keluarga kerajaan (Ibr. 1:2). Ia datang
dari surga, bukan dari debu tanah (1 Kor. 15:47), dan Dialah Tuhan segala
sesuatu (Rm. 9:5; 10:12; Why. 1:5; 17:14). Kristus benar-benar suci (Ibr.
7:26-28; 1 Ptr. 1:19; 2:22; 1 Yoh. 3:5), dan Ia memiliki kuasa untuk menghakimi
dunia (Rm. 2:16; 2 Kor. 5:10; 2 Tim. 4:1). Karena itu, Kristus lebih dari
segala sesuatu di atas ciptaan, termasuk dunia roh. Meskipun kata “sulung”
mengandung arti anak pertama yang dilahirkan manusia, 1:16 segera menjelaskan
kebenaran siapa Yesus, bahwa Ia adalah Pencipta. Kristus, tidak sama dengan
ciptaan; Ia sendiri adalah Khalik alam semesta. Sebagai Agen dan Tujuan Segala
Sesuatu, di sini Paulus memakai kata sambung di dalam, melalui dan untuk
Kristus. Jadi, Paulus hendak membungkam pernyataan bahwa Kristus bukan setara
dengan Allah. Kata sambung “untuk” menunjukkan bahwa tujuan dari segala ciptaan
yakni untuk “memuliakan Kristus.” (Bdk. Yoh. 1:3; Ibr. 1:2-3). Sebagaimana
seluruh kepenuhan Allah berada di dalam Dia (1:19), maka di dalam Dia pula
seluruh kuasa penciptaan menyatakan Dia adalah Tuhan yang terutama. Oleh sebab
para pengajar sesat percaya bahwa dunia fisik ini jahat, mereka berpikir bahwa
Allah yang adalah roh tak mungkin menciptakannya. Tetapi Paulus menerangkan
bahwa segala singgasana, maupun kerajaan, pemerintah, maupun penguasa, yang
kelihatan dan yang tidak kelihatan, tunduk di bawah kuasa Kristus sendiri. Pada
zaman Paulus diyakini bahwa umat manusia sedang menghadapi kuasa yang bekerja
untuk menjatuhkannya. Tetapi segala macam kuasa ini tunduk tak berkutik di
bawah Kristus. Kristus, tiada tanding dan tiada banding. Karena Kristus adalah
Pencipta semesta, maka segala kuasa baik yang tak kelihatan maupun yang
kelihatan berada di bawah kekuasaan mutlak Kristus. Maka, tidak benar pula jika
dikatakan bahwa di samping Kristus, ada perantara lain seperti malaikat yang
patut dipuja. Semua kuasa malaikat dan kuasa langit dan bumi takluk di bawah
kuasa Kristus. Dialah Tuhan segala sesuatu.
Kristus adalah Figur Sentral (1:17, 18a). Bahwa Kristus yang lebih dahulu ada.
Kristus sudah ada baik secara waktu maupun posisi. Ia adalah Allah yang agung.
Kristus Penopang segala sesuatu. Ia bukan hanya Pencipta; Ia juga Penjaga
segala hal. Oleh Dia, segala sesuatu ada, dan oleh Dia segala sesuatu terus
menjadi. Di dalam Dia, segala sesuatu terjalin, terpelihara dan terjaga dari
kekacauan. Sebab Kristus adalah Penopang kehidupan, tidak ada satu pun di dalam
dunia yang dapat bebas dari Dia. “Segala sesuatu ada di dalam Dia” dapat
dipahami “segala sesuatu terjalin satu sama lain” (sunestaken), yaitu dalam satu keterikatan yang koheren dan logis,
tertopang dan tegak, terjaga dari segala keterpurukan dan kekacauan. Di dalam
Dia saja dan oleh sabda-Nya, kita menjumpai prinsip pemersatu kehidupan. Jemaat
di Kolose, dan semua kaum beriman, adalah hamba-hamba-Nya yang tiap hari harus
mempercayai penjagaan dan pemeliharaan-Nya.
Kristus adalah Kepala Gereja (1:18a). Gereja ada oleh sebab Kristus adalah awal dan
sumber keberadaan-Nya. Kristus adalah Sang Kepala. Orang-orang Kristen harus
bekerja bersama-sama di bawah perintah dan otoritas Yesus Kristus. Gereja
terdiri dari banyak tipe manusia dari segala jenis latar belakang, dengan pelbagai
karunia dan kemampuan. Kendati berbeda-beda, semua orang percaya memiliki
prinsip pemersatu-iman di dalam Kristus. Di dalam kebenaran hakiki ini, semua
orang percaya bersepakat. Semua orang percaya tidak kehilangan identitasnya,
tetapi semuanya bersatu di dalam Kristus, kepala tubuh. Tiap anggotanya bekerja
untuk menuntaskan pekerjaan Kristus di atas dunia (Ef. 4:15).
Allah, Kristus, dan Ciptaan Baru (1:18b-20). Kristus disebut sebagai dasar gereja, sebab
Dialah “yang sulung… yang pertama bangkit dari antara orang mati.” Dialah yang
pertama mati serta bangkit. Orang yang percaya pun akan mengalami kebangkitan
(1 Kor. 15:20; 1Tes. 4:14). Tetapi Ia tetap menduduki tempat yang terutama.
Kebangkitan Kristus adalah batu penjuru keyakinan Gereja - alasan keberadaan
gereja. Hanya Kekristenan yang memiliki Allah yang menjadi manusia, wafat
dengan cara hina bagi umat-Nya, dan dibangkitkan kembali dalam kuasa dan
kemuliaan untuk memerintah ciptaan lama dan ciptaan baru (yang dimulai oleh
gereja) selama-lamanya. Kebangkitan meyakinkan kaum beriman bahwa Kristus bukan
legenda; Ia hidup dan memerintah kerajaan-Nya. Kristus juga Kepenuhan Allah.
Allah berkenan agar “kepenuhan-Nya” (“totalitas” atau “kesempurnaan”) tinggal
(artinya “hidup secara permanen”) di dalam Kristus.
Paulus
ingin memberikan pemahaman kepada orang Kolose bahwa Kristus adalah tempat
bersemayamnya Allah; karena itu, kristus adalah ilahi, berdaulat dan agung.
Kristus secara sempurna menampilkan segala atribut (sifat) dan aktivitas Allah:
Roh, Firman, hikmat, kemuliaan. Dengan pernyataan ini, Paulus menolak alam
pikir Yunani bahwa Yesus tidak mungkin bisa menjadi manusia sekaligus Allah
sejati. Kristus benar-benar manusia; Ia pun benar-benar Allah. Rasul pun
menolak ajaran sesat bahwa segala kuasa malaikat mengalir dari Allah, memenuhi
ruang antara surga dan bumi, sehingga menjadi perantara Allah dan manusia.
Ketika kita memiliki Kristus, kita memiliki segala sesuatu yang ada pada Allah,
dalam rupa manusia. Segala ajaran yang mengecilkan salah satu aspek - kemanusiaan
dan keilahian Kristus - adalah ajaran yang salah. Di dalam Dia, kita menemukan
segala hal yang kita butuhkan.
Akhirnya,
Kristus adalah Sarana Pendamaian Segala
Sesuatu. Pendamaian berarti meneguhkan kembali hubungan. Perseteruan
menjadi persekutuan. Permusuhan menjadi persahabatan. Oleh sebab Kristus adalah
Pencipta dan Penopang segala sesuatu, maka wafat dan salib-Nya menyediakan
pendamaian bagi segala sesuatu. Kepenuhan Allah tinggal di dalam Kristus dan
kepenuhan Allah ini mendamaikan segala sesuatu kepada Diri-Nya sendiri.
Pendamaian ini dipenuhi di dalam Dia (Kristus) dan “oleh darah salib Kristus.”
“Baik yang di bumi maupun yang di surga” berarti tidak ada satu pun di alam
semesta ini yang terhindar dari jangkauan Kristus. Tidak ada wilayah netral;
segala sesuatu berada di bawah kekuasaan-Nya. Tidak ada kuasa kegelapan yang
dapat merendahkan karya-Nya bagi gereja-Nya. Iblis dan kuasa jahat tunduk
kepada-Nya. Mereka tidak akan diperdamaikan dengan Allah. Sebaliknya, takdir
akhir mereka jelas (lihat Why. 20:7-10). Pendamaian dengan cara demikian ini
tidak mungkin dapat dikerjakan oleh kuasa-kuasa ataupun malaikat-malaikat.
Mereka bukanlah Pencipta dan Penopang, maka tidak mungkin bagi mereka untuk
mengerjakan pendamaian tersebut. Kuasa jahat yang menyamar sebagai malaikat
terang malahan dilucuti kedoknya, dibongkar kepalsuannya dan menjadi tontonan
kekalahan. Ia ditaklukkan di bawah kuasa kemenangan Kristus (2:15).
Refleksi
Kematian
Kristus membuka jalan bagi kita untuk datang kepada Allah. Salib membuka jalan
yang terhalang dosa sehingga kita tidak mendapatkan persekutuan dengan Allah.
Hal ini tidak berarti bahwa setiap orang secara otomatis diselamatkan (seperti
paham universalisme - Yesus mati bagi semua, maka semua selamat). Hanya yang
percaya dan datang kepada Kristus akan diselamatkan. Kita dapat menerima
keselamatan itu tatkala kita datang kepada Kristus yang telah wafat di tempat
kita. Allah berkenan melakukan ini melalui Putra-Nya agar kita mendapatkan
persekutuan yang kekal dengan Dia. Satu-satunya jalan kepada pendamaian adalah
melalui salib Kristus.
Apa
implikasi bagi kehidupan kita ketika kita mengenal siapa Kristus? a. Kita harus
menyembah Dia dengan pujian dan ucapan syukur, b. Kita harus belajar mengenal
Dia lebih sungguh, sebab Dia adalah Allah, c. Kita harus menaati Dia, sebab Dia
adalah otoritas yang terutama, dan tidak boleh menduakan kasih Kristus dengan
tawaran-tawaran yang lain, d. Kita harus mengasihi Dia atas segala karya-Nya
bagi kita.
Pengakuan
tentang siapa Kristus ini adalah penting bagi umat oleh karena pengakuan ini
akan menjadi dasar hidup dalam kehidupannya. Pengakuan ini menunjukkan iman
kepercayaan seseorang kepada Kristus yang pada akhirnya menjadi nilai yang
harus diterapkan dalam kehidupan setiap orang yang mengakuinya. Demikian halnya
ketika umat mengaku bahwa Kristus adalah Raja hal ini mengandung maksud bahwa
umat dipanggil bukan hanya untuk mengakui bahwa Yesus adalah Raja, namun
pengakuan tersebut harus menjadi pengakuan yang hidup yang terwujud dalam hidup
yang memiliki kualitas hidup seperti sang Raja itu sendiri.
Berkarya
kini dan di sini melalui perbuatan yang telah diteladankan Yesus itu adalah hal
yang harus dilakukan setiap orang yang mengakui bahwa Yesus adalah Sang Raja
hidup. Teladan yang telah diberikan Yesus yakni karya pembebasan, penghiburan,
perdamaian, penyelamatan. Sebagai gereja yang telah mengalami karya-karya
Yesus, kita dipanggil untuk menyatakan karya-karya tersebut dalam kehidupan
bersama dengan sesama di tengah dunia ini. Menghibur, menjadi pendamai, menyapa
orang yang tersingkir supaya dapat merasakan kehidupan, dll adalah hal yang
harus kita laksanakan dalam kehidupan ini. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar