“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Rabu, 21 Maret 2012

Yohanes 12:20-33 (Khotbah Minggu, 25 Maret 2012)


Salib Meninggikan Yesus Dan Menarik Semua Orang KepadaNya

Pendahuluan.
Sambutan meriah dari para pengikut Yesus mengiringi perjalananNya saat memasuki kota Yerusalem.  Orang banyak yang mengelu-elukanNya berharap bahwa Yesus akan menjadi Raja, pemimpin mereka. Hal itu terjadi menjelang perayaan Paskah, yaitu perayaan memperingati pembebasan umat Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Namun pada sisi lain, orang-orang Farisi justru sedang gusar, karena makin bertambah hari pengikut mereka makin berkurang karena beralih kepada Yesus, seperti yang mereka nyatakan pada pasal 12:19, “Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikut Dia.”

Orang banyak yang mengikut Yesus, begitu juga dengan orang-orang yang tidak senang akan kehadiranNya, pada dasarnya sama-sama belum memahami apa misi Yesus yang sesungguhnya. kedatanganNya bukanlah sebagai raja untuk golongan tertentu, seperti pemahaman orang banyak. Bukan untuk menggulingkan pemerintahan Romawi, bukan pula pesaing bagi ahli Taurat, imam kepala, Farisi maupun Saduki. Dia datang untuk menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan akibat dosa, dan misi penyelamatan itu Dia kerjakan melalui jalan salib. Hal itulah yang Yesus sampaikan dalam perikop ini; bahwa Dia akan disalibkan, dan dengan jalan itu Ia akan menarik semua orang datang kepadaNya.

Penjelasan.
1.     Pelayanan Yesus tidak hanya berpengaruh bagi bangsaNya (Israel), tapi juga bagi orang-orang Yunani. Orang-orang Yunani itu berada dalam iring-iringan orang yang akan merayakan Paskah di Yerusalem, namun mereka punya tujuan khusus, yaitu: ingin bertemu dengan Yesus, dan keinginan itu disampaikan melalui Filipus, diteruskan kepada Andreas. Yohanes tidak mencatat apakah orang-orang Yunani itu akhirnya mereka bawa menemui Yesus. Tapi dalam uraian selanjutnya ada kesan bahwa mereka bersama-sama.
2.     Yohanes juga tidak mencatat apa maksud orang-orang Yunani itu ingin bertemu Yesus, tapi dari penjelasan Yesus, ada kesan bahwa mereka salah dalam memahami arti kehadiran Yesus di Yerusalem saat itu. Untuk menjelaskan apa yang akan terjadi atas diriNya, Ia memakai gambaran tentang biji gandum. Sebuah prinsip alam bahwa kematian (pengorbanan) mutlak perlu bagi kehidupan selanjutnya. Satu biji gandum yang ditanam akan menghasilkan banyak bulir gandum, begitu pula Yesus, bahwa kematianNya di kayu salib akan menyelamatkan/menghasilkan/membawa banyak orang kepada kehidupan.
3.     “Mencintai nyawanya” dan “tidak mencintai nyawanya” adalah istilah-istilah relatif oleh umat manusia yang harus memberikan tanggapan pribadinya terhadap Yesus. Mengikut Yesus berarti melayani Dia, bukan melayani diri sendiri. Allah Bapa hanya memuliakan mereka yang memuliakan Anak-Nya, yaitu Yesus.
4.     Salib adalah jalan yang harus dilalui oleh Yesus untuk mewujudkan misi penyelamatan itu. Yesuspun terharu ketika menyadari saat kematianNya yang makin dekat. Dalam ucapanNya ada tersirat kegundahan hati, Ia tahu secara mendalam bahwa saat istimewa ini adalah pengalaman genting dari seluruh karya penebusanNya. Namun kegundahan itu dengan tegas ia tempis, sebab justru untuk menjalani kematian itulah maka Ia datang. Sikap Yesus itu disambut dengan suara dari surga, “Aku telah memuliakanNya, dan Aku akan memuliakanNya lagi.” (ay. 28). Suara itu menyatakan pembenaran ilahi atas pilihan Yesus.
5.     Ada tiga reaksi terhadap suara sorgawi itu: ada yang mendengar bunyi Guntur, yang menunjukkan bahwa telinga mereka tidak terbuka untuk menerima pernyataan. Yang lain mendengar semacam corak komunikasi, tapi memikirkan tidak lebih daripada malaikat. Hanya Yesus yang mengenal suara itu selaku “pernyataan sorgawi” untuk mereka yang berada disitu.
6.     Peristiwa penyaliban itu adalah peristiwa penghakiman atas dunia ini. Dengan penyaliban Yesus, akan nyata siapa yang berada satu barisan denganNya, yaitu mereka yang mau menerima keselamatan dan siapa yang menolak Dia. Penyaliban Yesus akan menarik orang datang kepadaNya. Perkataan “menarik” dalam pasal 6:44, berbicara tentang penarikan manusia oleh Bapa kepada Kristus. Dalam nas ini, Kristus yang disalibkan akan bertindak sebagai magnit yang pengaruhnya tidak dapat dielakkan oleh siapapun.

Pdt. Rotua M. Purba, S.Th
Pendeta Resort GKPI Jaya II

Catatan admin:
Penyaliban Yesus bukan merupakan perendahan diriNya melainkan justru semakin meninggikan Dia bahkan akan menarik semua orang untuk datang kepadaNya. Hanya dengan jalan kematianNya, maka orang-orang akan menyadari siapa Dia sesungguhnya. Orang-orang akan sadar atas keberdosaannya lalu dengan sadar pula mau mengikuti Yesus, Sang Penebus.

Karya penebusan dihubungkan dengan seluruh dunia dan tidaklah lagi terbatas pada kalangan tertentu atau bagi bangsa terpilih saja. Dalam perikop ini kita menemukan kata-kata: “Aku akan menarik semua kepadaku” (ayat 32) sebagai konsekuensi dari “apabila aku ditinggikan dari bumi”, yang terang-terangan berarti apabila aku mati di atas kayu salib (ayat 33 dan ayat 34). 

Jadi Paskah yang ingin kita rayakan membenarkan kita sebagai anggota dari suatu persekutuan yang terdiri dari orang yang “ditarik” dari seluruh dunia dan itulah sebabnya Yesus datang ke dunia ini. Itulah cara-Nya memenuhi janji dan rencana Ilahi.

Postingan Terkait



0 komentar: