Lihatlah Allahmu
Akan Datang
Pendahuluan
Pasal
1-39 dari kitab Yesaya (Proto Yesaya) ini diyakini berasal dari zaman ketika
Yehuda (kerajaan selatan), diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat
kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda
bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu
tidak taat dan kurang percaya kepada Allah. Baik dengan kata-kata, maupun
dengan perbuatan. Diakui memang bahwa dalam banyak aspek bangsa Israel
melakonkan peran nyata bukan lagi seperti umat pilihan Allah. Mereka malah
menjadi pemberontak, krisis terjadi di mana-mana, seperti krisis politik,
ekonomi dan bahkan agama. Kemerosotan-kemerosotan moral dan kehidupan spiritual
sudah sangat memprihatinkan, malah dalam arti tertentu bangsa Israel mungkin
lebih bobrok dan bebal dari bangsa-bangsa lain di sekitarnya; dan
konsekuensinya adalah hukuman yang datang bersamaan dengan hilangnya
pengharapan akan keselamatan dan pembaharuan.
Nabi
Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak
Allah dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka dan binasa
kalau tidak mau mendengarkan TUHAN.
Dalam
nats ini, Yesaya ingin meyakinkan bangsa itu bahwa jika mereka mau mendengarkan
Tuhan, maka bangsa-bangsa yang ingin menyerang mereka akan dihukum oleh Allah
(pasal 34) dan dan keselamatan akan diperoleh oleh umat pilihan Allah tersebut.
Jadi,
selain menyampaikan peringatan-peringatan Tuhan, Yesaya juga menyampaikan
janji-janji Allah tentang keselamatan. Dan ketika janji itu digenapi
maka Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan
bersorak-sorak dan berbunga (Ay. 1).
Penjelasan
Ay.
1-3, Hukuman atas dosa berakibat fatal. Padang gurun dan padang tandus
merupakan gambaran kengerian hidup. Namun, Allah yang menghukum itu adalah juga
Allah sumber hidup yang menerbitkan dan mengembalikan segala sesuatu menjadi
baru dan indah. Kengerian akan diganti dengan kesukaan, kebinasaan akan
ditaklukkan oleh kehidupan baru.
Ay.
4, dengan kalimat : “Katakanlah kepada orang-orang yang tawar
hati”, artinya pesan ini ditujukan kepada orang-orang yang sedang
ketakutan, putus asa dan kecil hati karena menghadapi ancaman serangan musuh
yang sangat kuat (Asyur). Kepada mereka dikatakan: "Kuatkanlah hati,
janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan
ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!". Kata “Ia sendiri
datang” menyatakan bahwa Allah yang berinisitif, Allah yang memulai, Allah yang
tidak tega atas keberadaan umatNya yang hidup oleh berbagai penderitaan yang
terjadi. Yesaya meyakinkan mereka bahwa Allah sendiri yang akan datang
menyelamatkan bangsa itu dari ancaman bangsa-bangsa asing. Hal yang kurang
lebih sama pernah disampaikan Allah kepada bangsa itu melalui Musa
: “TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Kel.
14:14).
Ay.
5, “Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga
orang-orang tuli akan dibuka”. Sesungguhnya apa yang dialami oleh bangsa
Israel adalah akibat dari dosa mereka sendiri yang tidak mau mendengarkan suara
Tuhan, namun oleh karena kasih setiaNya, Allah berkenan untuk menyelamatkan
mereka. Itu sebabnya Yesaya mengatakan bahwa pada waktu Allah bertindak untuk
menyelamatkan mereka, maka akan terjadi pemulihan dalam kehidupan bangsa itu.
Mereka yang selama ini buta/tidak melihat perbuatan-perbuatan Allah dalam
kehidupannya dan yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, akhirnya akan terbuka
mata dan telinga mereka dan menyadari betapa kasih setia Allah senantiasa
menyertai kehidupannya.
Ay. 6, “Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat
seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar
di padang gurun, dan sungai di padang belantara”; Pemulihan tersebut akan
berlanjut, mereka akan bersukacita, bukan hanya dalam kehidupan pribadi-pribadi
tetapi juga dalam kehidupan masyarakat secara umum. Sumber-sumber penghidupan
akan kembali terbuka dan mujizat akan terjadi. Sehingga sukacita besar akan
mewarnai kehidupan mereka. Sukacita besar terjadi karena Allah sendiri akan
membuat suatu perubahan dan pembaharuan yang sangat signifikan dalam diri umat
manusia, yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia. Sukacita itu digambarkan
secara jelas dalam Ay. 10 : ”dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan
pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi
mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah
akan menjauh”.
Ay.
7, “tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi
sumber-sumber air”. Keselamatan yang dari Allah itu juga akan membawa
mereka kepada kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari. Allah akan memulihkan
tanah mereka, sehingga bisa kembali subur dan menjadi sumber penghidupan yang
layak. Sukacita besar karena Allah sendiri akan membuat alam menjadi sumber
kehidupan dan kesejahteraan.
Ay.
8-10, Umat yang ditebus akan hidup menurut jalan kudus, di mana kekotoran
moral akan ditiadakan, demikian juga singa-singa rakus yang melambangkan
kejahatan Iblis. Di jalan itu orang bodoh atau yang tidak berhati-hati pun,
jika mereka telah ditebus dan lahir baru, bisa lewat dan tidak tersesat.
Orang-orang yang pergi ke Kota Kudus melalui jalan raya ini dari Babel, yaitu
Kota Kebinasaan, akan ditandai oleh sukacita khusus yang tidak dikenal oleh
dunia, mereka akan menyanyikan pujian syukur yang tidak pernah bisa dinyanyikan
oleh orang yang tidak diselamatkan.
Refleksi
Dalam
menghadapi situasi kehidupan saat sulit, seringkali kita menjadi tawar hati dan
takut bahkan cenderung menjadi putus asa dan apatis, mungkin karena tekanan
kondisi ekonomi yang sulit, rumah tangga yang hancur, tekanan pekerjaan,
tekanan sosial, dll. Kita hidup di tengah-tengah situasi yang tidak
menentu, penuh ancaman, bahaya dan penderitaan, bekerja di bawah tekanan orang
lain, dan dihantui oleh ancaman mutasi yang tidak jelas alasannya, hidup
bergereja dan beribadah di tengah-tengah ketidakpastian keamanan di negara kita
ini, melihat orang-orang yang dengan jelas-jelas menyalahgunakan kekuasaan,
wewenang dan jabatan demi kepentingan diri sendiri, orang-orang yang
memperjual-belikan hukum di negara kita ini. Masih banyak lagi hal-hal yang
bisa kita alami dalam hidup ini, bahkan dalam hidup berkelompok, bergereja,
bermasyarakat dan berbangsa. Banyak hal yang dapat menyebabkan kita kehilangan
sukacita dan pesimistis, seperti: dukacita dan kesedihan karena kehilangan
orang-orang yang dikasihi, perasaan tertolak, marah, iri hati, kebencian,
dendam, permusuhan, kekecewaan, dll. Namun dalam kondisi demikian firman
Tuhan mengingatkan kita: “Jangan Takut, kuatkan hatimu”, sebab ada Tuhan kita
yang baik sanggup melepaskan kita dari segala macam tekanan apapun, asal kita
mau membuka mata untuk melihat perbuatan-perbuatanNya yang ajaib dan mau
mendengar firmanNya setiap waktu.
Keselamatan
yang dari Allah akan membawa pemulihan bagi kita, bukan hanya secara pribadi,
tetapi lebih luas lagi Allah sanggup memulihkan bangsa kita, mencelikkan mata
rohani yang buta, membuka telinga yang tidak mau mendengar kebenaran firman
Tuhan, setelah itu maka sumber-sumber kehidupan akan dipulihkan dan kita akan
bersukacita menikmati kesejahteraan dan kehidupan sebagai masyarakat madani
yang makmur dan sejahtera.
Untuk
itu mari kita menaruh pengharapan kita senantaisa kepada Tuhan, dan jangan
khawatir akan situasi hidup kita hari ini. Sebab Allah kita yang besar sanggup
melakukan segala hal untuk membawa kita kepada keselamatan. Gereja juga tidak
perlu secara membabi buta mempertahankan dirinya atas tekanan pihak lain,
karena Allah akan berperang di pihak kita.
Amin.