“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Jumat, 07 September 2012

Mazmur 46:2-12 (Khotbah Epistel)


Aman Dalam Perlindungan Allah

Pendahuluan
Mazmur 46 ini ditulis pada saat kesukaran melanda Israel, di mana Yerusalem sedang dikepung oleh Sanherib, raja Asyur, namun Tuhan sanggup melepaskan mereka dari kesesakan. 

Mazmur ini menjunjung tinggi keperkasaan Allah serta mengajak umat Israel mengandalkan-Nya di tengah ketidakstabilan dan ketidakpastian. Ayat 2-8 memberi kesaksian tentang keandalan Allah, dan ayat 9-11 mengajak pendengar untuk merenungkan kesaksian itu. Allah adalah tempat perlindungan dan sumber penyegaran di tengah kesesakan, dan Dia juga bermaksud untuk menghapus segala kekacauan dalam dunia politik manusia (ayat 10) supaya seluruh bumi meninggikan Dia.

Penjelasan
Ayat 2-4:
Kuasa dan kemampuan untuk menghadapi ketidakpastian dan kesengsaraan hidup ini hanya terdapat di dalam Allah. "Tempat perlindungan" menggambarkan perlindungan dari bahaya, menunjukkan bahwa Allah adalah keamanan sejati kita di tengah-tengah badai kehidupan (lih. Yes 4:5-6). "Kekuatan" mengacu kepada keperkasaan-Nya ketika memerangi musuh-musuh kita (Maz 21:9; Kel 15:13) dan mencakup kekuatan-Nya yang bekerja dengan kuat kuasa di dalam kita (Kol 1:29) dan memungkinkan kita mengatasi halangan-halangan dalam hidup ini.

Hasil terakhir ialah bahwa Dia menjadi "penolong dalam kesesakan (yang) sangat terbukti". Allah siap sedia untuk menolong umat-Nya dan mengharapkan kita berseru kepada-Nya memohon pertolongan setiap kali kita memerlukannya (Ibr 4:16). Kuasa-Nya memadai untuk segala situasi dan Ia tidak pernah meninggalkan kita; jadi, kita tidak perlu takut.

Ayat 5-8:
“Sungai” ini adalah kiasan untuk hadirat Allah (ay.6). Sungai ini tidak menakutkan, melainkan menyukakan. Kebalikan dari akibat air laut dalam ay.3-4, sungai ini membuat kota Allah (Yerusalem) tidak goncang.

Mengingat bahwa tidak ada sungai di Yerusalem (hanya sebuah mata air), maka sungai dalam nas ini adalah sebuah kiasan yang bermakna ‘kesegaran di tengah kesesakan’. Kesesakan diperjelas dalam ayat 7, yaitu, gelora politik (bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan). Air bah dalam ayat 3-4 adalah kiasan untuk gelora politik. Pertolongan Allah digambarkan dengan dahsyat dalam ayat 7b: cukup Dia berfirman dan bumi (bangsa-bangsa yang bergelora) hancur. Ayat 8 (juga ay. 12) penting diamati; bahwa yang dijunjung tinggi sebagai perlindungan ialah Allah, bukan tembok-tembok kota Yerusalem.

"Sungai" Allah merupakan aliran yang terus-menerus dari kasih karunia, kemuliaan, dan kuasa-Nya di tengah-tengah umat-Nya yang setia (bd. Mzm 46:12; Yes 8:6; Yeh 47:1; Why 3:12; 22:1). Sungai jernih yang memberi hidup ini mengalir dari Allah Bapa (Yer 2:13), Allah Anak (Yoh 4:14) dan Allah Roh Kudus (Yoh 7:38-39); sungai ini mengalir dari takhta Allah dan tak henti-hentinya menyegarkan orang percaya, baik mereka yang ada di bumi (Yoh 4:13-14; 7:38) maupun mereka di sorga (Why 22:1). Berkat yang paling penting dari sungai ini adalah bahwa olehnya Allah dibawa di tengah-tengah umat-Nya (ay. 6).

Ayat 9-12:
Dalam bagian ini pemazmur mengajak umat merenungkan sejarah ‘kemenangan’ Allah melawan segala kuasa di bumi. Bahwa tidak ada satu kuasa pun di bumi yang tidak tunduk pada kuasa Allah.

Istilah Ibrani "diamlah" dalam ayat 11 juga dapat diterjemahkan dengan "lepaskanlah", yaitu berhentilah memegang hal-hal yang menghalangi saudara meninggikan Allah dan memberikan Dia tempat-Nya yang layak dalam hidup saudara.

Refleksi
Pada zaman dulu, sebuah kota sering kali terancam serangan musuh atau gerombolan penjahat. Sebab itu betapa penting memiliki benteng yang teguh dan kuat. Perlindungan dan kekuatan adalah dua hal penting bagi suatu kota. Kehidupan umat Tuhan dengan tepat dilukiskan pemazmur seperti suatu kota. Allah sendirilah benteng teguh yang menjamin keamanan dan kelangsungan hidup umat-Nya. Orang yang sungguh berlindung pada Tuhan, tidak akan dikecewakan. Allah kuat perkasa, juga Maha kasih. Aman di dalam Tuhan sudah terbukti nyata dalam sejarah umat dari zaman ke zaman.

Bulan-bulan ini dan ke depan, situasi macam apakah yang kita hadapi? Apakah kemarau panjang terus menerus terjadi? Ataukah justru banjir yang akan melanda sejumlah daerah di Indonesia? Apakah kampanye partai-partai dan segala hal yang berkaitan dengan persiapan Pilkada akan menimbulkan gelombang kerusuhan? Apakah terorisme akan semakin merajalela?  Apakah ekonomi Indonesia semakin terpuruk? Apakah anak-anak Tuhan akan semakin terpojokkan oleh fanatisme kelompok agama lain?

Semua kesulitan dan tantangan yang sedang atau akan kita hadapi itu bagaikan laut yang bergelora, “ribut dan berbuih airnya.” (ay. 4). Pada masa Perjanjian Lama, lautan yang bergelora melambangkan kuasa kejahatan yang mengganggu dan merusak umat manusia. Kuasa kejahatan dipersonifikasi dengan dewa penguasa lautan, yang berkuasa menimbulkan kekacauan dan malapetaka bagi umat manusia. Namun, pemazmur, mengajak kita untuk meneguhkan iman kita kepada Allah. Allah mengendalikan semua kejadian di muka bumi ini, bahkan mengontrol air bah kekacauan yang melanda dunia ini.

Orang yang berlindung di dalam naungan Allah Yang Mahatinggi, akan mengalami rasa aman yang luar biasa (ay. 5-6). Lautan air yang melambangkan kuasa kekacauan, di dalam kendali Allah tidak lebih dari aliran air sungai yang mengalir tenang dan memenuhi kebutuhan kota milik Allah. Orang yang tinggal di dalamnya tidak akan takut, karena mereka akan menyaksikan demonstrasi kedaulatan dan kekuasaan Allah atas dunia ini.

Janji-Nya kepada orang yang takut akan Tuhan adalah penyertaan dan perlindungan-Nya (ayat 8,12). Oleh karena itu, jangan takut dan panik, sebaliknya “Diam dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!” (ay. 11).

Situasi boleh menjadi semakin parah dan menakutkan, tetapi selama kita berlindung dan berserah pada Allah, kita tidak perlu takut. Sebab Allah punya jalan keluar! Amin.

Postingan Terkait



6 komentar:

Unknown mengatakan... Balas

Trimaksih Pa..
Tulisan2nya sangat membantu dlm mengerti pembacaan mazmur 46 ini
Tuhan Yesus memberkati

Unknown mengatakan... Balas

Trima ksh penjelasannya, sangat bermanfaat untuk memahami firman Tuhan. God bless🙏

Unknown mengatakan... Balas

Terimalah atas penjelasannya renungan ini saya termotivasi.gbu

Unknown mengatakan... Balas

Terima kasih ats penjelasan renungan ini,Tuhan Yesus memberkati

Unknown mengatakan... Balas

Terima kasih ats penjelasan renungan ini,Tuhan Yesus memberkati

Unknown mengatakan... Balas

Terima kasih atas pencerahan Firman lewat Maz 46 :1-12.