“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Sabtu, 21 April 2012

Roma 8:22-27 (Khotbah Pentakosta, 27 Mei 2012)


Roh Kudus Menuntun Untuk Berdoa Dan Berpengharapan

Pendahuluan
Semua orang sangat memerlukan pengharapan, apalagi di zaman yang sedang sulit seperti sekarang ini. Itu sebabnya dalam Alkitab, pengharapan disandingkan dengan iman dan kasih sebagai hal utama dalam kehidupan orang Kristen. Pengharapan menciptakan kesabaran, keadilan, keberanian dan penguasaan diri. Jadi pengharapan adalah kebajikan yang mulia dan penting.



Penjelasan
Ayat 22
Pada ayat ini ada disampaikan dua perkataan yang saling melengkapi yaitu, “segala mahluk sama-sama mengeluh” dan “merasa sakit ketika bersalin”. Perkataan pertama menyatakan bahwa keadaan alam yang menyedihkan sedang berlaku bagi seluruh mahluk. Dan perkataan kedua mengarahkan perhatian kepada harapan bahwa keadaan itu tidak akan berlangsung terus tetapi akan menghasilkan (‘melahirkan’) keadaan yang lebih baik, yaitu pengharapan yang berbuah.

Ayat 23
Zaman sekarang ditandai oleh penderitaan, baik penderitaan ‘anak-anak Allah’, maupun penderitaan ‘segala mahluk’. Sekalipun telah memiliki ‘karunia sulung Roh’ yaitu suatu pemberian istimewa dari Allah bagi anak-anak-Nya, anak-anak Allah itu juga harus merasakan penderitaan. Namun berbeda dengan dunia, anak-anak Allah dalam menghadapi penderitaan itu memiliki pengharapan. Sebab Allah telah memberikan Roh-Nya sebagai jaminan (2 Kor. 5:5), dan Roh itu bertindak sebagai Pembimbing dalam hidup sampai tubuh anak-anak Allah dibebaskan dari kuasa maut.

Ayat 24-25
Roh Kudus meneguhkan pengharapan anak-anak Allah akan keselamatan kekal pemberian Bapa. Pengharapn itu menumbuhkan semangat serta sifat pantang menyerah sekalipun realitas dunia ini begitu ‘parah’. Pengharapan Kristen tidak dapat dilihat secara kasat mata sebab pengharapan itu menyangkut kemuliaan yang belum ada di dunia ini, ia merupakan suatu ‘dunia baru’ yang akan dinyatakan kelak.

Oleh karenanya, pengharapan itu membawa kita kepada ketekunan dan kesabaran, yang mengandung unsur perjuangan. Sebab ada pertentangan antara pengharapan dan kenyataan, sehingga dibutuhkan kesetiaan kepada Allah.

Ayat 26-27
Tanpa Roh Kudus, kita tidak mungkin dapat menyampaikan keluh kesah kita kepada Allah dalam bentuk doa. Kita memiliki kelemahan, kelemahan kita bukanlah kekurangan perhatian kita dalam berdoa atau kurang khusuknya kita berdoa, melainkan ketidakmampuan kita untuk menyatakan keinginan kita dengan kata-kata yang memadai, padahal itulah cara yang sebenarnya harus dipakai dalam berdoa. Kata-kata itu harus sesuai dengan kemuliaan Allah, sebab berdoa kepada Allah harus dengan ‘bahasa ilahi’. Akan tetapi ita tidak mampu sebab kata-kata kita dipenuhi noda, maka kita membutuhkan ‘Pengantara’.

Pengantara itu ialah Roh Kudus yang tinggal di dalam kita. Roh itu akan berdoa untuk kita kepada Allah. Dia akan melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan, yaitu berdoa kepada Allah. Roh berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan (berarti tidak terdengar oleh kita), maka Roh menyambut keluhan kita dan menyalinnya ke dalam bentuk yang “sesuai dengan kehendak Allah”, sehingga layak didengar oleh Allah.

Refleksi
Dalam zaman yang serba sulit seperti sekarang, pengharapan anak-anak Allah mendapat tantangan. Keimanan yang kokoh seringkali dijawab dengan realitas penderitaan. Penderitaan yang datang bisa-bisa membuat lidah anak-anak Allah kelu, tidak mampu lagi mengucapkan kata-kata dan doa. Sehingga tidak jarang iman dan pengharapan anak-anak Allah gugur di tengah jalan.

Sungguh suatu penghiburan! Kebenaran alkitabiah ini meyakinkan kita bahwa kita dapat berkomunikasi dengan Allah dalam doa, meskipun kita kesulitan dalam memahami kehendak Allah sebab Dia mengetahui keinginan kita. Dikala kita dalam kebimbangan atau mengalami tekanan berat, kita tidak perlu khawatir, jika kita tidak dapat menemukan kata-kata untuk menyakatan perasaan dan pikiran kita. Disaat kita tidak tahu lagi apa yang harus kita doakan, Roh Kudus “berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan.”

Vik. Lucius Siahaan
Vikaris di GKPI Jemaat Menteng – Jakarta

Postingan Terkait



0 komentar: