“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Rabu, 11 April 2012

1 Yohanes 1:1-7 (Khotbah Minggu, 15 April 2012)


Gereja Adalah Persekutuan Dalam Hidup Yang Kekal

Pendahuluan
Dalam setiap persidangan yang dilakukan di Pengadilan Negeri, harus memenuhi unsur: Hakim, Panitera, Jaksa Penuntut, Pembela (Pengacara), Terdakwa dan Saksi. Saksi dalam persidangan biasanya adalah orang yang mendengar atau melihat langsung suatu perkara atau kejadian. Namun adakalanya, seorang saksi diminta keterangannya sebagai narasumber karena keahliannya dalam suatu bidang, inilah yang disebut sebagai saksi ahli. Keterangan para saksi ini perlu didengar, bahkan merupakan suatu hal yang sangat penting karena menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi hakim untuk memutuskan perkara.

Demikian juga dengan Yohanes, dia menuliskan kesaksian-nya kepada setiap orang tentang  Yesus yang bangkit dari kematian. Agar melalui kesaksiannya ini, Jemaat yang semula pro dan kontra tentang kebangkitan Yesus menjadi memiliki pertimbangan untuk percaya bahwa  Tuhan Yesus adalah benar-benar Mesias yang telah bangkit dari kematian.

Penjelasan
(Ayat 1-4) Saksi Kristus
Dalam kesaksiannya Yohanes menuliskan; “…kami dengar,…kami lihat,…kami saksikan,…kami raba… tentang Firman Hidup…” (ay. 1). Hal ini berarti dia merupakan saksi yang dapat dipercaya sebab dia mendengar langsung, melihat langsung, bahkan meraba secara langsung Firman Hidup itu, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sehingga orang tidak perlu lagi meragukan kesaksiannya.

Friman Hidup akan membimbing, mengarahkan dan menuntun manusia dalam perjalanan waktu yang ia miliki. Apa yang selama ini telah rusak oleh dosa, sekarang di dalam Firman Hidup telah diperbaiki maka manusia akan menghasilkan persekutuan yang baik antara manusia dengan manusia dan manusia dengan Allah. Firman Hidup juga telah mengubah kematian kekal menjadi kehidupan kekal.

(Ayat 5) Terang dan Kegelapan
Yohanes mau menegur, mengutuk para pendusta yang mengatakan bahwa ia mengenal Allah namun tidak melakukan perintah-perintah Allah. Mereka mengklaim bahwa mereka mempunyai pengetahuan yang khusus tentang Allah tetapi tingkah-lakunya sama sekali jauh dari tuntutan etika Kristen. Dengan tegas Yohanes mengatakan bahwa Allah adalah terang, sehingga anak-anak terang tidak dapat hidup dalam dua dunia, yaitu terang sekaligus gelap. Sebab di dalam terang tidak ada kegelapan, tidak ada yang tersembunyi.

Terang berfungsi menuntun, membimbing perjalanan hidup manusia. Terang juga menunjukkan segala perbuatan manusia yang salah dan mengarahkannya ke dalam kebenaran. Dalam tulisan lain, Rasul Paulus menerangkan arti terang dan kegelapan itu sebagai berikut: “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,” (Ef. 5:8-9).

Kegelapan menunjukkan kepada kehidupan yang terisah dari Yesus. Orang yang berjalan dalam kegelapan adalah orang yang tidak tahu dan tidak mengerti kemana ia harus pergi (Yoh. 12:35). Orang yang hidup dalam kegelapan adalah orang yang hidup dalam kekacau-balauan, ia tidak punya aturan, makna hidup dan tanpa moral.

(Ayat 6-7) Hidup Dalam Persekutuan
Ada orang yang menganggap dirinya sudah berkembang secara intelektual dan spiritual tetapi dalam hidupnya sehari-hari tidak menunjukkan perkembangan intelektual dan spiritualnya. Orang-orang seperti inilah yang dikecam Yohanes dalam kesaksiannya ini, orang seperti itu adalah pendusta. Allah adalah terang maka orang-orang yang bersekutu dengan Dia haruslah berjalan di dalam terang.

Dengan pemikiran yang keliru tersebut maka tentang ‘kebenaran’ juga menjadi keliru. Sebab bagaimana mungkin seseorang yang berjalan dalam kegelapan mengatakan telah melakukan kebenaran. Kebenaran bukan hanya bagaimana berpikir benar (kekristenan dalam diskusi) tetapi bagaimana seorang Kristen berpikir benar dan melakukan yang benar kepada Allah dan kepada sesama. Orang yang berpikir dan melakukan yang benar; maka yang terjadi dalam hidupnya sehari-hari adalah proses pembersihan dalam dirinya dari segala macam dosa. Yohanes mengingatkan; pengorbanan Kristus sebagai suatu yang tidak saja menebus dosa-dosa manusia di masa lampau tetapi juga memperlengkapi manusia di dalam kekudusan hari demi hari, bahkan sampai hari kesudahan.

Refleksi
Bersaksi adalah amanat Tuhan Yesus kepada orang-orang percaya (band. Mat. 28:19-20), hal ini berarti bahwa setiap orang Kristen HARUS menjadi saksi-saksi Kristus dimana pun berada. Cara menjadi saksi Kristus bukan hanya dalam bentuk verbal (kata-kata) semata, namun menyampaikan Firman juga harus dilakukan dalam bentuk nyata, yaitu perbuatan atau aksi.

Dalam sebuah seminar yang mendiskusikan tentang “Yesus Kristus” panitia mengundang tiga orang pembicara (narasumber). Dalam diskusi yang hangat tersebut panitia memberikan waktu satum jam untuk setiap pembicara untuk menyampaikan paparannya. Setelah para pembicara menyampaikan paparannya, langsung dilanjutkan dengan tanya-jawab. Dari ketiga pembicara itu ada seorang yang sangat baik menyampaikan paparannya mengenal Yesus Kristus, bahkan dalam diskusi, ia mampu menjawab semua pertanyaan peserta dengan baik dan memuaskan. Ia memndapat ‘applaus’ dan ucapa selamat dari para peserta yang terkagum-kagum oleh kepandaian dan keahliannya. Namun ketika salah seorang peserta bertanya kepadanya, “Bapak berasal dari jemaat mana?” Pembicara itu menjawab, “Saya tidak menjadi anggota jemaat gereja mana pun!” mendengar jawaban itu, seketika para peserta terkejut dan terperanjat.

Ada banyak orang yang tahu tentang Firman Tuhan tetapi hidupnya tidak melakukan Firman itu. Dalam hal ini; anank-anak terang harus hidup dalam persekutuan dengan Allah dan dengan sesama. Ada banyak orang yang menjadikan Firman Tuhan itu sebagai pelajaran intelektual semata, padahal seharusnya pengetahuan tentang Firman itu diberlakukan juga dalam hidup sehari-hari.

Pada zaman Tuhan Yesus; ahli-ahli Taurat sungguh memahami arti dan makna hukum Taurat namun tidak ditunjukkan dalam hidup kesehariannya. Berbeda dengan orang Samaria yang baik hati itu. Ia tidak hanya mengerti namun ia juga melakukannya (Luk. 10:25-37). Saksi Kristus bararti melakukan kasih kepada sesama manusia. Amin.

Pdt. P. L. Hutauruk
Pendeta GKPI Resort Khusus Bogor

Postingan Terkait



1 komentar:

Chloro-Feel mengatakan... Balas

terima kasih. Firman ini telah memberkati saya, dan saya berniat untuk membagikan kepada yang lain. Tuhan Yesus menyertai!