“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Sabtu, 07 April 2012

Markus 16:1-8 (Khotbah Paskah, 8 April 2012)


Yesus Yang Bangkit Mendahului Perjalanan Murid-murid-Nya

Pendahuluan
Berikut ini adalah bahan yang diambil dari buku Prof. Dr. Martin Harun (STF Driyarkara), Inilah Injil Yesus Kristus: Ulasan Tentang Injil Hari Minggu Tahun B – Masa Kristus, Yogyakarta: Kanisius, 1999.

Keterangan
Maria Magdalena… (ay. 1): Dibanding dengan para murid laki-laki yang telah lari atau bahkan menyangkal Yesus, ketiga ibu ini menunjukkan keberanian dan kesetiaan. Mereka telah mengikuti Yesus sampai ke salib dan kuburan-Nya. Mereka kini menjadi saksi yang menjamin bahwa kubur yang ditemukan kosong adalah kubur Dia yang disalibkan.

Pergi meminyaki Yesus (ay. 1): Meminyaki mayat dengan minyak wangi-wangian merupakan tanda penghormatan istimewa. Niat ibu-ibu untuk meminyaki jenazah Yesus pada hari ketiga janggal dalam iklim Palestina; namun dikemukakan di sini untuk menggambarkan bagaimana mereka tidak ingat nubuat Yesus tentang kebangkitan-Nya.

Batu itu sudah terguling (ay. 3-4): Kubur dipahat dalam bukit karang. Jalan masuk ke kubur ditutup dengan batu besar, yang merupakan halangan bagi ibu-ibu untuk sampai ke jenazah Yesus. Pertanyaan mereka, “Siapa yang akan menggulingkan batu…”, dijawab dalam bentuk pasif “batu itu sudah terguling”, maksudnya oleh Allah. Tetapi tindakan ajaib Allah yang telah membuka pintu alam maut, tidak dianggap oleh ibu-ibu.

Seorang muda yang memakai jubah putih (ay. 5): Dari pakaiannya pemuda itu dapat dikenali sebagai mahluk surgawi (9:3). Posisinya di sebelah kanan, yakni sisi yang baik, mengisyaratkan bahwa ia membawa kabar baik.

Katakan kepada… Petrus (ay. 7): Murid-murid yang telah lari, dan khususnya Petrus yang telah jatuh lebih dalam lagi dengan menyangkal Yesus (Mrk 14), tetapi dicari Yesus dan diajak mengikuti-Nya.

Mendahului kamu ke Galilea (ay. 7): Yesus mendahului mereka ke tempat asal mereka sendiri, tempat mereka selama ini hidup dan juga telah berarya bersama Yesus. Di situ mereka akan melihat-Nya dan mewartakan-Nya.

Melihat (ay. 7, bdk. 4,5,6): Melihat Yesus di Galilea dalam konteks Injil Markus dapat berarti melihat Anak Manusia yang datang dalam kemuliaan pada akhir zaman, yang menurut Markus sudah dekat (9:1, 13:26, 14:62); tetapi barangkali spontan dimengerti sebagai melihat penampakan Yesus yang bangkit. Penampakan itu mesti diketahui oelh jemaat Markus (bdk. 1 Kor. 15:1-7), biarpun aslinya tidak dikisahkan dalam Injilnya.

Kegentaran dan kedahsyatan (ay. 8): Ibu-ibu yang tadi sudah terkejut karena penampakan surgawi, setelah mendengar kabar gembira yang bertolak belakang dengan arah pikiran mereka sendiri, semakin takut. Mereka terpesona dengan peristiwa yang misterius, tetapi karena belum mampu menanggapinya, mereka takut dan tidak bergembira (berbeda dengan Mat.28:8). Reaksi ibu-ibu terhadap mujizat Allah yang terbesar ini akhirnya tidak lebih dari reaksi murid-murid lain terhadap mujizat-mujizat Yesus sepanjang Injil Markus (1:27, 2:12, 4:41, 5:15; 33; 42, 6:51, 7:37).

Tidak mengatakan apa-apa (ay. 8): pengalaman dahsyat membuat para ibu terdiam, terkelu. Kelalaian mereka untuk meneruskan berita kepada murid-murid menimbulkan pertanyaan besar bagi pembaca Injil: apakah murid-murid jadi pergi ke Galilea dan melihat Yesus? Perjumpaan kembali murid-murid dengan Yesus, biarpun tidak diceritakan Markus (hanya disebut dalam 16:9-20 yang adalah tambahan kemudian), agaknya diandalkan Injil Markus, sebab tanpa perjumpaan itu tidak mungkin ada jemaat Kristen dan Injil ini. Memang murid-murid tidak sepenuhnya bergantung dari pesan yang dibawa ibu-ibu, sebab pesan itu sudah diberitakan kepada murid-murid pula oleh Yesus sendiri secara langsung (14:28). Markus mengakhiri Injilnya dalam 16:8a begitu tiba-tiba dan terbuka kiranya dengan maksud untuk mengajak para pembaca meneruskan kisah itu dengan memberi respon mereka sendiri. Itu memang tujuan dari cerita yang open-ended.

Amanat
Cerita ini pertama-tama ingin menyampaikan berita gembira kebangkitan. Yesus yang dipersalahkan dan dibunuh oleh para pemimpin masyarakat dibangkitkan dan dibenarkan oleh Allah. Yesus tidak ada di dunia orang mati. Matahari sudah terbit. Pintu gerbang alam maut sudah dibongkar. Yesus hidup dan kembali mendahului pengikut-pengikut-Nya dan dapat dijumpai mereka.

Akan tetapi Markus juga mau mengatakan kepada siding pembacanya bahwa tidak mudah untuk menerima kabar gembira kebangkitan, sebab berita itu bertegang dengan akal budi manusia. Perhatian orang dapat diarahkan sedemikian kuat kepada Yesus masa lampau yang pernah hidup dan disalibkan, sehingga orang tidak melihat tanda-tanda yng mengatakan bahwa Yesus kini hidup. Atau orang melihat gejala-gejala secara dangkal dan lahiriah saja sehingga terkejut dengan peristiwa-peristiwa misterius tanpa melihat maknanya sebagai tanda kebangkitan dan hidup.

Adapula pembaca Injil yang mengharapkan tanda keras yang sungguh meyakinkan, seperti misalanya kubur kosong. Akan tetapi cerita Markus ini berkata, ‘tanda nyata’ seperti itu ternyata tidak menghasilkan iman kepercayaan; paling-paling suatu rasa terpesona dan dahsyat.

Bagaimana kita dapat mengimani Yesus yang bangkit? Untuk menjawab pertanyaan itu, Markus meneruskan kepada kita pesan Yesus yang oleh ibu-ibu tidak diteruskan kepada murid-murid, “Ia mendahului kamu ke Galilea.” Silahkan mengikuti Yesus yang mendahului kamu di tempat kamu hidup dan berkarya sebagai murid. Di situ Ia akan menyatakan diri-Nya kepadamu dan kamu akan melihat-Nya, mengalami bahwa Ia hidup dan hadir di tengahmu.

Postingan Terkait



0 komentar: