KELAHIRAN YESUS KRISTUS
Natal adalah sesuatu yang khusus bagi setiap orang percaya, dan identitas
yang tidak dapat dipisahkan dari kekristenan. Ada banyak orang atau
tetangga yang tidak pernah kita lihat pergi ke gereja, tiba-tiba di bulan
Desember, ada pohon Natal di rumahnya, bahkan dia sendiri pergi ke gereja.
Memang, Natal adalah identitas kekristenan, tetapi seringkali kita hanya
disibukkan dengan hal-hal lahiriah, sehingga tidak dapat memahami makna Natal
yang sebenarnya. Melalui Matius 1:18-25, ada tiga perkara penting yang harus
selalu kita ingat saat merayakan Natal:
Natal berbicara
tentang Allah yang peduli dengan manusia
Dunia ini
telah menjadi dunia yang egois, sehingga sulit menemukan orang yang peduli
dengan orang lain. Akibatnya, dunia ini terasa kacau, hidup lebih menyakitkan,
karena masing-masing orang hanya peduli pada kepentingan dan kesenangannya
sendiri. Oleh sebab itu, ada jurang yang semakin tajam dalam hidup ini:
yang kaya semakin bertambah kaya, dan yang miskin semakin ditekan sehingga semakin
miskin.
Kekristenan
yang sejati tidak mementingkan diri sendiri. Alkitab berkata “pergi dan jadikan
sekalian bangsa muridKu”, secara kekristenan itu memang berbicara tentang
penginjilan, tetapi secara sosial, itu berbicara bagaimana Allah mengajarkan
kita untuk peduli dengan orang lain.
Ø
Allah unik dalam jalanNya
Allah kita unik dalam jalanNya, dengan kata lain jalanNya sulit untuk kita
pahami. Kita memang tidak percaya bahwa Allah beranak dan punya anak, tetapi
yang kita percayai yakni bahwa Allah telah turun menjadi manusia, dan di bawah
kolong langit ini tidak ada nama lain yang olehNya manusia dapat beroleh
keselamatan selain di dalam nama Yesus.
Allah unik dalam jalanNya, sehingga kita tidak tahu sampai kapan, tidak
tahu mengapa, dan tidak tahu bagaimana. Tetapi kita tahu, bahwa rencanaNya
pasti akan digenapi dalam hidup kita. Itulah mengapa kita tidak berkecil hati.
Di balik keunikan jalanNya, Allah membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang tidak
pernah gagal, dan tidak pernah mempermalukan orang yang berharap kepadaNya.
Ø Kasih
Allah belum lengkap tanpa respon manusia
Memang,
Allah memberitahukan semuanya kepada Yusuf. Tetapi Yusuf tidak akan menerima
dan mengalami segala sesuatu jika dia tidak meresponinya. Artinya, tidak hanya
Allah yang berbuat, tetapi Yusuf juga perlu melakukan sesuatu. Allah tidak
membutuhkan siapapun yang tidak mau meresponiNya. Alah tidak membutuhkan
seseorang karena kebesaran atau kehebatannya, melainkan seseorang yang mau
meresponiNya.
Kasih
Allah belum lengkap tanpa respon manusia. Kasih Allah yang sepihak itu harus menjadi kasih yang lengkap ketika kita
meresponiNya. Allah telah melakukan segalanya untuk kita, dan waktu kita
meresponi kasihNya, di sana kita bisa melihat indahnya kuasa Natal. Mungkin,
ada banyak hal baik yang belum terjadi dalam hidup kita, karena kita tidak
meresponiNya. Karena Yusuf mau meresponi, maka Yusuf melihat pertolongan Tuhan,
Ketaatan akan selalu mendatangkan hasil bagi orang percaya.
Dalam kisah yang dicatat Matius di perikop ini lebih menceritakan mengenai
pergumulan seorang manusia bernama Yusuf dalam menanggapi rencana besar Allah
bagi manusia. Beberapa kali Matius menekankan bahwa peristiwa kelahiran Yesus
ini adalah karya Allah Roh Kudus dan pesan ini pun disampaikan malaikat Tuhan
kepada Yusuf. Dengan kata lain penulis kitab berusaha mengajak kita melihat
bahwa semua proses kelahiran Yesus tidak lepas dari campur tangan Allah, bukan
hanya kepada Maria, tetapi juga kepada Yusuf yang mendapat pesan khusus melalui
sebuah mimpi. Allah menggunakan malaikat sebagai pengantara untuk menyampaikan
pesan kepada Yusuf agar jangan menceraikan Maria. Bahkan kelahiran Yesus ini
pun sudah direncanakan Allah jauh pada zaman sebelum mereka, dan sudah
dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Dengan demikian jelaslah bahwa Allah sudah
mempersiapkan rencana keselamatan bagi manusia sejak lama, bahkan sejak manusia
jatuh dalam dosa (Kej.3:15). Dalam menggenapkan rencanaNya, Allah memakai
orang-orang tertentu, baik itu para nabi di zaman PL, Yohanes Pembaptis yang
hidup di antara zaman PL dan PB, hingga yang terdekat melalui Yusuf dan Maria.
Masing-masing pribadi ada peranan secara khusus, bahkan termasuk para malaikat
sebagai pembawa berita. Yusuf dan Maria memainkan peran yang Allah percayakan
kepada mereka dengan ketundukan pada rencana Allah. Yusuf dan Maria mau dipakai
Allah dan itu ditunjukkan melalui ketaatan mereka dan kesediaan mereka untuk
menjalani hidup seperti yang Allah tentukan bagi mereka, walau ada risiko atau
kesulitan yang harus dihadapi karena ketaatan tersebut. Namun Yusuf tidak
melarikan diri, melainkan percaya bahwa Anak itu adalah Imanuel. Hingga hari
ini Allah masih bekerja menggenapkan pekerjaanNya melalui manusia-manusia,
diantaranya adalah kita. Sediakah kita menjadi orang kepercayaan Allah? Orang
kepercayaan yang tetap setia mengerjakan kehendak Allah dengan taat, bahkan
ketika ada risiko/kesulitan yang kita hadapi? Menjelang peringatan Natal, mari merenungkan dan
mengambil tindakan atas pertanyaan: Apa yang akan kita lakukan bagi Allah untuk
menunjukkan kepadaNya bahwa kita adalah orang yang dapat dipercayaiNya?
Tuhan ingin kita juga memiliki hidup yang taat kepada Firman Tuhan. Tuhan
ingin kita seperti Yusuf mencintai Firman Tuhan, menggumuli dan melakukannya
dalam hidup. Ketaatan kita kepada Firman Tuhan akan membentuk karakter hidup
kita semakin lama semakin baik, menjadikan kita bijaksana dalam hidup dan
bahkan membuat kita menjadi berkat bagi orang lain. Ketaatan kita kepada Firman
Tuhan akan memproses hidup kita semakin berkualitas dan memuliakan Dia.
Persoalannya, sudahkah Firman Tuhan mengubahkan hidup kita? Atau Firman Tuhan
hanya penghias bibir kita; hanya menambah pengetahuan kita. Apakah Firman Tuhan
sudah kita praktekkan dalam hidup kita. Seberapa banyak Firman Tuhan
mengubahkan hidup kita. Atau kita di gereja mengangguk-angguk tetapi setelah
keluar dari gereja kita lupa dengan apa yang kita iyakan di dalam gereja?
Pada waktu Yusuf hendak melaksanakan rencanaNya itu, ternyata Malaikat
Tuhan datang berbicara kepada Yusuf lewat mimpi. Tuhan mencegah niat Yusuf
untuk menceraikan tunangannya itu. Sebelumnya, Yusuf sama sekali tidak tahu
rencana keselamatan dari Tuhan. Itu sebabnya, melalui mimpi Tuhan berfirman
kepada Yusuf bahwa anak dalam kandungan Maria itu berasal dari Roh Kudus. Anak
dalam kandungan yang kelak disebut Yesus itu sedang menjalankan misi penebusan
bagi dosa manusia. Maria dan Yusuf dilibatkan dalam misi itu. Oleh sebab itu
Yusuf diperintahkan untuk mengambil Maria sebagai istrinya.
Sebenarnya perintah dari Tuhan bukanlah hal yang gampang bagi Yusuf. Ia
bisa saja tidak MENTAATI PERINTAH TUHAN ITU. Pertama, peristiwa itu tidak masuk
akal. Bagaimana bisa maria mengandung dari roh kudus. Kedua, Jika Yusuf
mengambil Maria sebagai Istrinya, maka ia tentu akan memiliki TUGAS yang sangat
tidak gampang dalam rencana Allah. Saudara lihat dalam perjalanan berikutnya,
bagaimana Yusuf membawa keluarganya mengungsi ke Mesir karena ancaman Herodes.
Yusuf kemudian membawa keluarganya ke Nazaret dan bersama dengan Tuhan Yesus
hidup disana. Saudara juga ingat bagaimana Yusuf dengan Maria berusaha mencari
Yesus di bait Allah ketika ia berumur 12 tahun. Tugas dan tanggung jawab Yusuf
besar. Apakah Yusuf menolak? Ternyata tidak.
Dalam ayat 24 dikatakan “sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti
yang diperintahkan Malaikat itu kepadanya.” Yusuf tidak bersoal jawab dengan
Tuhan; Yusuf tidak mengajukan sejumlah argumentasi atau alasan untuk menolak
perintah Tuhan. Yusuf TANPA KERAGUAN SEDIKITPUN MENTAATI perintah Tuhan.
Kehebatan atau kemampuan luar biasa yang kita miliki ketika mendengar
perintah Tuhan adalah mengajukan banyak sekali alasan-alasan untuk menolak
perintah Tuhan. Tuhan memberikan banyak perintah kepada kita, namun banyak
sekali alasan yang kita kemukakan untuk menolak perintah Tuhan.
-
Perintah untuk beribadah kepada
Tuhan dengan setia. Alasan: ada tamu, ada undangan, sakit perut, pekerjaan
banyak, capek, waktu untuk keluarga.
-
Perintah untuk melayani Tuhan:
Alasan: tidak ada waktu, saya tidak suka orang itu.
-
Masih banyak perintah lain yang
kita tidak patuhi dengan alasan-alasan yang begitu banyak.
Pdt. W.S. Napitu, MA
4 komentar:
Salam kenal yg dr Tuhan Yesus Kristus utk Pendeta WS Napitu,MA...
Sangat memberkati
Salam kenal syalom dan slamat natal dan tahun baru,tym👏👏👏
Salam kenal, syalom selamat Natal dan Tahun Baru
Posting Komentar