“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Minggu, 11 Desember 2011

Mazmur 113:1-8

Memuji Allah Selama-lamanya

Pendahuluan
Kita akan merasa sangat senang jika ada orang yang memuji kita atas perbuatan yang telah kita lakukan bagi orang lain, misalnya; menolong atau menyenangkan perasaan orang lain. Sebaliknya, kita juga akan memberikan pujian bahkan dengan ucapan terimakasih pada orang lain jika kita merasakan perbuatan baik orang lain itu bagi kita. Demikian juga dengan Allah Bapa kita, Ia tentu akan merasa senang jika Nama-Nya yang kudus kita puji.
           
Nats ini dimulai dengan ucapan “Haleluya” yang berarti Pujilah TUHAN. Disini pemazmur menyuarakan pengakuan/kesaksian imannya di hadapan jemaat, bahwa Allah pantas untuk mendapat pujian dan ucapan syukur dari umat-Nya atas segala perbuatan baik-Nya bagi umat yang dipelihara-Nya.

Penjelasan
Bersyukur kepada TUHAN bisa kita ucapkan dalam hati dan bisa juga dengan kata-kata yang terucap. Namun, mengucap syukur di dalam hati kepada TUHAN tidak memiliki unsur kesaksian iman di hadapan orang lain. Disini pemazmur mau bersaksi sekaligus mengajak jemaat untuk memuji dan bersyukur kepada TUHAN atas segala perbuatan TUHAN bagi umat-Nya.

Dalam kesaksiannya pemazmur melukiskan perbuatan besar TUHAN itu antara lain; TUHAN memberi rezeki, pusaka bangsa-bangsa (tanah) untuk didiami, memberi kebebasan (kemerdekaan), setia akan janji-Nya, dll.
           
Bagaimana kita memuji Allah?

1. Melalui Mulut/Bibir. (bernyanyi dan berkata-kata)
Menyanyikan lagu puji-pujian bagi Allah harus dengan segenap hati (lih. Ayat 1). Sebab lagu pujian itu bukan untuk diri kita atau menyenangkan hati kita melainkan untuk Allah dan untuk menyenangkan hati Allah. Seringkali kita memuji Allah lewat nyanyian tidak dengan serius atau dengan penghayatan bahkan seringkali justru lagu pujian untuk Allah itu dinyanyikan dengan main-main atau asal-asalan. Padahal kalau menyanyikan lagu-lagu umum seringkali kita dengan penuh penghayatan, bisa sampai berjingkrak-jingkrak bahkan sampai menangis.

Kita amat perlu menghayati setiap kata-kata yang tertulis dalam setiap lagu pujian, sehingga lagu pujian yang kita nyanyikan menjadi sungguh-sungguh sebuah pujian bagi Allah.
           
Dalam berkata-kata juga hendaknya setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita merupakan kesaksian pujian bagi Allah. Ucapan yang penuh keramahan, kelembutan, menguatkan dan memotivasi orang lain, menghibur, doa, berkat, merupakan pujian bagi Allah. Dengan kata-kata kita dapat menyenangkan hati orang lain dan menyenangkan hati Allah. Bukan hanya sekedar mengucapkan kata “Puji Tuhan!” sebentar-sebentar mengucapkan  “Puji Tuhan!” tapi tidak jelas terpujilah Tuhan untuk apa?

2. Melalui Perbuatan/Tingkah Laku.
Perbuatan baik bagi sesama dan baik diri kita sendiri merupakan sebuah  pujian bagi Allah. Dengan memelihara ciptaan-Nya (bumi beserta isinya) dengan tidak hanya sekedar mengeksploitasinya, tidak melakukan perbuatan yang tidak terpuji, melakukan kehendak Allah seperti yang tertulis dalam alkitab,dll. Semua itu merupakan sebuah pujian bagi Allah.

3. Melalui Harta-Benda dan Talenta.
Dengan mengimani bahwa harta-benda serta talenta yang kita miliki adalah pemberian Allah bagi kita. Maka kita akan merasa bersyukur kepada Allah atas harta-benda dan talenta itu. Sebab tanpa anugerah Allah, tidak mungkin kita memiliki semua itu. Jika dengan ucapan syukur kita mau menyisihkan sebagian dari harta-benda dan talenta itu bagi Allah dengan menyelurkannya melalui gereja dan jemaat-Nya (orang lain) maka hal itu merupakan pujian dan syukur bagi Allah.

Melalui harta-benda dan talenta, kita bisa turut serta menolong orang-orang miskin, anak-anak yatim-piatu dan yang terlantar, orang-orang yang terkena bencana alam, berdiakonia bagi yang lemah dan tidak mampu.

Penutup
Semua pekerjaan kita akan berakhir, hidup kita juga akan berakhir. Tetapi memuji Allah tidak akan pernah berakhir. Selama bumi masih ada, puji-pujian kepada Allah akan tetap ada dan tetap berlangsung. Hendaknya kita warga gereja juga merupakan bagian dari orang-orang yang memuji Allah itu. Amin!

Pdt. Anthony L Tobing

Postingan Terkait



0 komentar: