“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Jumat, 23 Desember 2011

Seberapa Pentingkah Seorang Ibu Bagimu


Status di Facebook (Siana Ria 22/12/2011) :
“Pagi-pagi terselip sebuah surat dari anakku di tas kerjaku, mengingatkan keberadaan seorang ibu yang telah berjuang mendidik anak-anaknya dengan cinta dan kasih. Terima kasih telah menepuk bahu ibumu, Nak.  Menjadi seorang ibu bukanlah beban mengingat setiap pengorbanan yang telah ditorehkan, tetapi sebuah pilihan bijak atas dasar cinta. Selamat hari IBU!

Tanggal 22 Desember adalah hari IBU, hari dirayakannya pengorbanan dan kasih seorang IBU. Terkadang ironisnya, kita justru mengabaikan 354 hari lain dan tanpa sadar tidak mengacuhkan keberadaannya dan menjadikannya hal biasa. Salah satu status seorang teman di twitternya bilang, “Setiap hari adalah hari IBU-ku.” Status itu menggambarkan kedekatan dan pengenalannya dengan pribadi ibu, terasa sangat manis menggetarkan hati. Bahkan di hari itu seluruh status di jejaring sosial bicara soal  pengorbanan seorang yang dipanggil dengan ibu. Kalimatnya sangat indah, marak dan penuh eforia menyanjung beliau. Namun apakah dia mengerti hari itu dia menjadi trending topic?

Mungkin dia sendiri telah melupakan hari itu atau telah menjadi pikun. Mungkin ibumu telah pergi ke sorga bersama doa dan harapan yang tiada putus padamu. Dan kau hanya mampu mengingatnya dalam doa dengan bibir penuh ketulusan, semoga Tuhan memberikan tempat terbaik bagi orang paling penting dalam hidupmu. Dialah malaikat yang dititipkan Tuhan menjaga dan memeliharamu dengan kekuatan dan kelemahannya hingga kau beranjak dewasa.
Alangkah mulianya peran seorang ibu, hingga diklaim bahwa “Surga ada di telapak kaki ibu.” Artinya sejauh mana kau telah pergi atau membuat kesalahan disanalah tempatmu kembali. Setiap langkahnya akan membawa anak-anaknya pada jalan yang telah dikenalnya. Kalaupun ia pernah tersesat, pasti dia akan menceritakan jalan lain yang lebih baik. Asam dan garam yang pernah ditelannya dibagikan dalam senyuman dan ucapan bijaksana agar kau mudah melewati badai hidupmu.

Seorang ibu terkadang lupa bagaimana cara memoles pipinya agar terlihat cerah atau mengeriting rambutnya agar selalu cantik seperti masa mudanya. Dia membiarkan lipstik kesayangannya dipatahkan atau minyak wangi-nya dipecahkan karena jadi rebutan balitanya. Dan dia hanya mampu marah atau menggeleng-gelengkan kepalanya sekejap, namun hanya menyunggingkan senyumnya. Betapa hatinya menangis melihat benda-benda kesayangannya tidak dihargai, hilang atau hancur perlahan, tetapi enggan meributkannya dengan anak-anak, sambil berharap kelak mendapatkan barang-barang itu kembali sekalipun nilainya telah berubah. Dia berusaha berdamai dengan semua itu.
Seorang ibu terkadang harus berbohong dengan membentuk senyuman meyakinkan seolah ingin mengisyarakat dia tidak pernah menginginkan makanan favoritnya sendirian. Dia membiarkan dirinya dilanda kelaparan saat menatap putra-putrinya menghabiskan semua makanan dengan kenyang. Dan dia bersyukur dengan menciptakan wajah gembira telah menghabiskan sisa-sisa makanan yang sayang bila terbuang. Tetapi anak-anaknya sepertinya tidak pernah merasa kenyang dan puas.

Ada kalanya seorang ibu lupa menyisir rambutnya dan hanya menyikat sekenanya tetapi tidak pernah lupa mengingatkan anaknya agar mandi dan berdandan wangi agar nampak elok dipandang. Dia kerap lupa atau tidak sempat membersihkan diri atau mengganti jubah kebesarannya yang telah koyak di sana-sini dengan baju layak yang sudah dibelinya, tetapi tetap disimpannya hingga anak-anak beranjak dewasa dan malahan menganugerahkan gaun kesayangannya. Dia akan menyediakan baju-baju yang bagus dan terkini bagi buah hatinya, sementara dia hanya mendadani dirinya dengan beberapa gaun membosankan dan tak berhenti memuji mereka seolah anak-anaknya adalah pangeran dan putri paling cantik dan tampan di dunia.
Tahukah bahwa seorang ibu hanyalah manusia biasa, yang pastilah tidak menyukai semua pekerjaan rumah yang tidak pernah habis, namun berusaha menyelesaikan semua tugas yang disukai maupun yang amat dihindarinya. Terkadang dia harus memilih duduk bersama anak-anaknya belajar dan namun pikirannya melayang pada pekerjaan rumah yang menumpuk dan akan membereskan rumah tatkala buah hatinya telah tertidur. Sementara kau hanya ditugasi belajar dan belajar saja. Hingga akhirnya dia akan menelan kelelahan dalam tidur malamnya yang singkat.

Dia mengabaikan mimpi-mimpinya dan menggantikannya dengan apa yang disukai si sulung, makanan yang dibenci si tengah atau binantang apa yang ditakuti si bungsu. Dia menanamkan mimpi-mimpi besarnya pada anak-anaknya dan menunjukkan jalan cara meraih dengan keyakinannya. Dia memperlakukan setiap anak-anak secara berbeda sesuai dengan sifat, karakter dan pembawaannya, dan kau menuduhnya telah bersikap tidak adil terhadap kalian semua. Meskipun kau kerap melupakan janjimu menjadi anak yang baik dan menyenangkan setiap kali melakukan kesalahan tetapi kau selalu menuntut setiap janji yang diucapkannya.
Mata seorang ibu akan terbuka sebelum anak-anak bangun dan akan tertutup terakhir setelah semua anggota keluarga telah memenuhi peraduan. Mata itu pernah bengkak karena kekhawatiran dan ketakutannya menghadapi dunia yang bergerak cepat. Dia memikirkan apa yang dimakan anak-anak besok dan ilmu yang akan dibekali mereka menghadapi kerasnya kehidupan. Akhirnya seorang ibu menjadi lupa bila anaknya telah bertumbuh dewasa melebihi dirinya dan selalu menganggap anaknya, yang menurut pemahamannya harus diingatkan. Kau mulai marah atau merasa tidak nyaman dengan segala pesan dan peringatannya, namun ibumu tetap saja melakukannya seperti beberapa tahun silam.

Kau menganggap kesuksesanmu karena kerja keras dan jerih payahmu dan melupakan siapa yang menghiburmu saat kau mengalami kegagalan. Kau tidak pernah tahu bila jantungnya berdebar lebih kencang saat kau menghadapi ujian atau kenaikan kelas. Dan dia menyimpan rasa kecewanya saat kau tidak bisa meraih nilai atau rangking tertinggi. Cerita dan tangisanmu bercampur aduk saat teman-temanmu meninggalkanmu dan dia selalu ada waktu untukmu. Dan kau kembali pergi saat kau tidak memerlukannya karena ada teman-temanmu di sekelilingmu, bahkan terkadang kau merasa malu dengan tingkah konyolnya atau kekolotannya. Ibumu hanya bisa merelakanmu dengan duniamu yang baru, sama seperti saat dia meninggalkan ibunya dahulu dan berpikir bahwa peristiwa yang sama akan berulang kelak pada dirinya.

 Apakah kau merasa tergugah dengan ingatanmu akan seorang yang begitu dekat, seseorang yang telah mendonorkan darahnya mengalir dalam tubuhmu, lalu menghentikan aktivitasmu hanya untuk menelpon atau membisikkan di telinganya, betapa berartinya dia bagimu? Dia tidak mengharapkan balas jasamu, karena dia berpikir seperti sang surya yang memberi tanpa mengharap kembali. Kasihnya akan selalu ada sepanjang masa tetapi kasihmu hanya sepenggal jalan dan dia memahami itu. Tepuklah bahunya dan katakan AKU MENCINTAIMU, IBU. Hanya kalimat itulah yang membuatnya akan tetap bertahan menghadapi badai dalam kehidupannya dan ingin selalu melihatmu tumbuh dewasa dan menanti setiap pencapaianmu.

Terima kasih, Ibu. Semoga aku bisa menjadi sepertimu dan tiada pernah akan melalukan jasa pengorbananmu. Aku bukanlah ibu yang sempurna, namun aku berusaha mendidik anak-anakku dengan tangan, hati dan pikiranku. Aku berbahagia telah menjadi seorang ibu karena menjadi seorang ibu adalah karunia terbesar dan terajaib dalam kehidupan sekaligus pilihan bijak atas dasar cinta.
SELAMAT HARI IBU!

Jakarta, 22 Desember 2011
Siana Ria

Postingan Terkait



0 komentar: