“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Kamis, 10 November 2011

Lukas 24:36-45 (Khotbah Paskah)

Pikiran Yang Dibukakan

Pendahuluan
Murid-murid berkumpul bersama dalam suatu ruangan yang terkunci rapat. Mereka takut terhadap orang-orang Yahudi dan para imam kepala yang telah bertanggung-jawab atas penyaliban Yesus tiga hari sebelumnya. Para imam kepala dan tua-tua telah mengetahui bahwa tubuh Yesus telah hilang. Mereka menuduh bahwa para murid yang telah mencurinya (Mat. 28:11-13). Lalu mereka mencari para murid itu. Karena alasan ini, para Murid bersembunyi di ruangan itu, dengan semua pintu dalam keadaan terkunci (Yoh. 20:19). Ini terjadi pada hari ketika Kristus bangkit dari antara orang mati, suatu hari yang teramat agung dan mulia dalam sepanjang sejarah manusia!

Namun apa yang dilakukan oleh para murid? Mereka bersembunyi dengan sangat ketakutan dalam suatu ruangan yang terkunci semua! Saat itu adalah Minggu malam, ketika Yesus menampakkan diri kepada kesepuluh orang muridNya (band. Yoh. 20:19). Yudas telah mati, ia telah memutuskan untuk bunuh diri setelah mengkhianati Yesus. Thomas tidak ada di sana karena suatu alasan, delapan hari kemudian baru dia berjumpa dengan Yesus yang hidup dan sejak itu dia menjadi percaya (Yoh. 20:24-29).

Ketakutan Yang Mencekam
Ketika kesepuluh murid sedang mempercakapkan perihal hilangnya tubuh Yesus dari kubur, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: ”Damai sejahtera bagi kamu!” (Luk. 24:36). Perhatikan bahwa ruangan itu terkunci rapat namun tiba-tiba Yesus berada di tengah-tengah mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Ruang dan waktu bisa membatasi manusia, tetapi tidak untuk Tuhan. Hal ini juga mengingatkan kita akan ucapan Tuhan Yesus, “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Mat. 18:20). Suatu bukti akan keberadaan Yesus di tengah-tengah persekutuan orang percaya untuk membawa damai sejahtera.

Perhatikan juga bahwa para murid ketakutan ketika mereka melihat Yesus. “Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu” (Luk. 24:37). Ini menunjukkan bahwa mereka tidak mengharapkan Yesus bangkit dari antara orang mati. Ia telah memberitahu mereka sebelumnya bahwa Ia akan bangkit, namun mereka tidak memperhatikan hal itu. Ia pernah berkata kepada mereka bahwa “mereka akan menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit” (band. Luk. 18:33; Mat. 20:18; Mrk. 10:33) namun entah mengapa mereka tidak mengingat apa yang Ia pernah katakan tentang itu. Sehingga mereka “terkejut” ketika Ia menampakkan diri kepada mereka, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.

Tuhan Yesus tahu dan mengerti kondisi murid-muridNya, meski mereka tidak mengucapkan sesuatu apapun, tapi Ia tahu bahwa murid-muridNya sedang dalam ketakutan dan meragukan keberadaanNya. Sehingga untuk menenangkan ketakutan mereka, Yesus menunjukkan bukti-bukti fisik untuk menghilangkan keraguan mereka dengan menunjukkan  tangan dan kakiNya yang masih terdapat bekas luka penyaliban (band. Yoh. 20:25-27). Dan untuk membuat mereka semakin percaya, Ia meminta makanan untuk dimakanNya di depan mata mereka. Bukan karena Ia merasa lapar, tetapi semata-mata untuk membuat para murid yakin bahwa Ia hidup dan sekaligus mencairkan suasana yang mencekam itu. Ia ingin mereka tahu bahwa Ia bukanlah hantu atau roh. Ia berkata kepada mereka untuk “memegang” Dia, menyentuh Dia, dan melihat bahwa itu benar-benar Dia. Bahwa tubuhNya secara fisik benar-benar telah bangkit dari antara orang mati.

Yesus Membuka Pikiran Para MuridNya
Setelah Yesus menenangkan hati mereka dari rasa ketakutan, Ia kemudian “membuka” pikiran mereka, “sehingga mereka mengerti Kitab Suci” (Luk. 24:45). Kata Yunani yang diterjemahkan “membuka” di sini adalah “dianoigo.” Kata itu berarti “to open thoroughly” (membuka secara menyeluruh).

Matthew Henry menjelaskan: ketika Kristus “membuka pikiran mereka”, Ia memberikan pengertian yang mendalam akan Firman Allah, yang mereka pernah dengar, dan oleh iman mereka percaya akan kebangkitan Kristus, dan semua keraguan menjadi terang. (Matthew Henry’s Commentary on the Whole Bible, note on Luke 24:45). 

Refleksi
Kapanpun seseorang percaya kepada Kristus, pikirannya yang selama ini tertutup akan Firman Allah akan dibukakan, dan orang itu berada dalam pertobatan sejati yang menghasilkan pembaharuan hidup (hidup baru). Lihatlah, bahwa para murid ini telah mati demi memberitakan kebangkitan Kristus! Mereka telah diubahkan dari para penakut menjadi para martyr oleh karena mereka telah melihat Kristus setelah Ia bangkit dari kubur!

Mereka telah melewati penderitaan dan kematian yang sangat mengerikan karena mereka memberitakan bahwa Kristus telah bangkit dari antara orang mati. Mereka tidak mati karena sesuatu yang mereka belum lihat! Mereka ini telah melihat Kristus yang telah bangkit dari kubur! Itulah sebabnya siksaan dan ancaman kematian tidak dapat menghentikan mereka untuk memberitakan “Kristus yang telah bangkit dari antara orang mati!”

Saya yakin saat ini Tuhan Yesus sedang berkata kepada kita, “Berkumpullah kamu hai murid-muridKu, bersekutulah dalam namaKu. Aku akan hadir di tengah-tengahmu memberi damai sejahtera bagimu. Aku akan membuka pikiranmu tentang pengenalan akan Firman Allah dan memberi padamu pengertian yang baru. Dan Aku akan mengubah segala ketakutanmu menjadi sukacita!”

Tuhan Yesus ingin setiap orang Kristen memiliki sukacitaNya di dalam diri mereka, sehingga sukacita mereka menjadi penuh. Bahkan ketika kita tertekan, Yesus berbisik kepada kita, “Damai sejahtera bagi kamu!” Ia mengasihi murid-muridNya di ruang atas malam itu. Mereka takut dengan apa yang terjadi, namun Ia menghampiri mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu” dan kemudian para murid itu menjadi bersukacita. Ia juga mau memberikan damai sejahtera yang sama kepada kita yang juga murid-muridNya hari ini.

Jika saat ini hati saudara berada dalam suasana ketakutan; takut untuk menjalani hidup ini, cemas akan apa yang akan anda pakai, akan apa yang anda makan dan minum. Ragu akan masa depan, ragu akan usaha atau pekerjaan yang anda jalani, rasa takut menghadapi kematian, tak berdaya menghadapi sakit yang anda derita, putus asa dalam menjalani suatu hubungan.  Percayalah kepadaNya, Ia ada di tengah-tengah kita untuk memberikan damai sejahtera. Mintalah agar Yesus membuka pikiran saudara dan memberi pengertian akan Firman Allah agar rasa takut saudara diubahNya menjadi sukacita! Amen.

Selamat Paskah!

Pdt. Anthony L Tobing

(khotbah ini telah dimuat dalam buku “Khotbah Sekber UEM” Edisi Januari-Desember 2011, hal. 97)

Postingan Terkait



1 komentar:

Art of Life mengatakan... Balas

Terimakasih Pak Pendeta atas refleksinya🙏Tuhan Yesus memberkati pelayanan Bapak🙏