“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Kamis, 29 September 2011

Lihat Otaknya?

Seorang tentara bepangkat letnan sangat akrab dengan bawahannya yang berpangkat sersan. Sersan itu pintar dan dapat dipercaya. Tetapi ada satu hal pada diri sersan itu yang tidak disukai oleh sang letnan; ia seorang Kristen yang taat pada imannya. Oleh sebab itu sang letnan berencana untuk menjatuhkannya dengan beberapa taktik di depan umum. Pada hari berikutnya ketika kompi itu dijadwalkan untuk inspeksi pagi, sang letnan memerintahkan sersan bawahannya itu berdiri di depan menghadap teman-temannya. Lalu letnan itu bertanya kepadanya;
               
                “Apakah kamu melihat langit?”
                “Siap. Ya, Komandan.”
                “Apakah kamu melihat matahari dan barisan tentara?”
                “Siap, Ya, Komandan.”
                “Apakah kamu bisa melihat Allah?”
                “Siap, Tidak , Komandan.”
                “Ini membuktikan bahwa Allah itu tidak ada.”

Sebaliknya, sersan itu kemudian bertanya kepada sang letnan, apakah ia dibolehkan mengajukan beberapa pertanyaan.

                “Tentu saja.” Jawab sang letnan.

Lalu sersan itu menoleh ke barisan prajurit dan bertanya kepada mereka;

                “Apakah kamu melihat kaki letnan?”
                “Ya.” Jawab mereka serentak.
                “Apakah kamu melihat kepala letnan?”
                “Ya.”
                “Apakah kamu melihat otaknya?”
                “Tidak!”
                “Nah, ini membuktikan bahwa ia tidak punya otak.”

Ketika mendengar itu serentak serdadu itu tertawa terbahak-bahak, malah letnan itu juga ikut ketawa. Kemudian sersan itu kembali menghadap ke komandannya dan berkata;

                “Saya mohon maaf atas tindakan saya memperlakukan Komandan.”
                “Hei, dengar.. itu sebuah jawaban yang brilian.” Sang letnan mengakui.
                “Saya juga mohon maaf karena telah mempermalukan kamu sersan.”

- kisah dari sebuah buku Katekismus Jerman -

(sumber: ‘1500 Cerita Bermakna - Jilid 3’ by. Frank Mihalic)

---------------
Renungan:
Untuk mengetahui keberadaan Allah, tidak cukup hanya berdasarkan pembuktian ilmiah. Kita butuh iman untuk dapat merasakan dan mengalami keberadaan-Nya.

Ibrani 11:1
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”

Postingan Terkait



0 komentar: