Seorang anak kecil jatuh ke danau dari sebuah kapal ferry saat hendak menyeberang dari Parapat menuju Tomok di perairan danau Toba. Tiba-tiba seorang yang sudah lanjut usia terlihat melompat dari kapal dan segera menolong anak yang jatuh itu lalu membawanya kembali ke kapal.
Semua orang memuji keberaniaannya, dan banyak orang-orang muda merasa malu sendiri; mengapa harus seorang yang sudah tua dan kepalanya penuh uban yang menolong anak itu?
Setelah mereka dinaikkan ke atas kapal, banyak pujian datang dari orang-orang yang melihat kejadian itu, terlebih ibu si anak kecil tadi. Tiba-tiba dia berkata; “Diam….. semua diam dulu…… Siapa yang tadi dorong saya?”
Ternyata orang tua tadi menolong anak yang jatuh itu karena didorong oleh seseorang entah sengaja atau tidak. Tapi hal positif dari cerita ini; meskipun karena didorong tapi hatinya tergerak juga untuk menolong si anak itu. Mungkin dalam hati ia berkata; “sudah kepalang basah”.
(sumber: terinspirasi dari cerita seorang teman)
--------------
Renungan:
Seringkali saat hendak menolong seseorang, kita harus didorong-dorong lebih dulu oleh orang lain. Jika kita hendak menolong seseorang, biarlah pertolongan itu didorong oleh hati dan perasaan kita sendiri.
Galatia 6:2
“Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”
0 komentar:
Posting Komentar