Pada saat seseorang mengumandangkan lagu pujian, hal itu sama dengan berdoa karena kita berkomunikasi dengan Allah dan sekaligus mengakui kuasa-Nya untuk menolong kita. Penyembahan dan pujian adalah bentuk doa yang paling murni karena keduanya memfokuskan pikiran dan jiwa kita sepenuhnya, bukan kepada diri kita sendiri, namun kepada Dia yang kita puji atau ungkapkan dalam doa dengan kata-kata yang keluar dari hati kita. Suatu prinsip kiranya perlu kita pegang yaitu,“Doa akan membuat orang berhenti berdosa, tetapi sebaliknya dosa membuat orang berhenti berdoa.” Menyanyikan lagu pujian adalah doa yang kita ungkapkan kepada-Nya dari relung hati kita yang paling dalam.
Bernyanyi berarti mengomunikasikan kerinduan kita kepada-Nya, mendekatkan diri kita kepada-Nya dan menyambut hadirat-Nya di dalam diri kita. Bila kita memuji dan menyembah Allah, hadirat-Nya menyertai kita, karena “Sesungguhnya kita menjadi seperti apa atau siapa yang kita sembah” (Mzm. 115: 3-8).
Menyampaikan lagu pujian kepada Allah, baik sendiri maupun secara bersama (paduan suara), adalah suatu tindakan yang dapat berpengaruh mengubah perasaan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang yang mendengarnya. Itulah sebabnya lagu pujian perlu dipahami oleh pemadah maupun pendengarnya, sehingga meresap di hati kita. Salah satu hal yang luar biasa dari Allah ialah bahwa Ia hidup di dalam pujian kita, dan Ia berada di tengah-tengah pujian kita kepada-Nya. Mzm. 22:4 berbunyi, “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.”
Semakin banyak waktu yang kita gunakan untuk menyembah Allah, semakin kita akan menyerupai Dia, karena apa yang kita sembah atau agungkan akan memengaruhi jiwa dan hidup kita. Sama halnya dengan seorang pemuda yang memuja seorang gadis, sehingga si pemuda akan selalu terpengaruh oleh sikap dan permintaan gadis pujaannya itu.
Pujian adalah alat yang digunakan Allah untuk mengubah hidup kita dan memampukan kita melakukan kehendak-Nya dan memuliakan-Nya. Pujian menjadi alat yang tepat bagi Allah untuk menyatakan kehadiran-Nya di dalam hidup kita, tetapi bukan merupakan alat untuk memanipulasi Allah agar berbuat sesuai dengan permintaan kita.
Pujian adalah anugerah-Nya kepada orang yang mempunyai hati yang benar-benar mengasihi, menghormati dan memuliakan-Nya. Hanya pujian yang mengutamakan Allah akan membuka kuasa-Nya yang tersembunyi. Hal ini misalnya dapat tercermin dari pola doa yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus kepada para murid-Nya.
Allah harus selalu menjadi prioritas dan pusat seutuhnya dari pujian, dan bila kita memuji-Nya, maka akan ada karunia dan berkat yang akan dicurahkan-Nya kepada kita. Percayalah!
Beberapa Keterangan Yang Menguatkan
1
Allah menghendaki agar kita selalu memuji dan mengagungkan nama-Nya, dan semakin banyak kita memuji-Nya maka hati dan jiwa kita akan semakin terpusat kepada-Nya dan kita semakin terlepas dari beban dan masalah yang kita hadapi. Bila kita yakin akan kuasa pujian di dalam setiap situasi dan mengerti bahwa semua akan terpenuhi ketika kita sungguh-sungguh menyembah Allah, maka hidup kita akan semakin damai dan tenteram. Bila kita menghampiri Dia melalui pujian, kita menunjukkan kasih kita kepada-Nya, kita membuka saluran di hati kita sehingga kasih-Nya dapat mengalir ke dalam hati dan jiwa kita. Penyembahan melalui pujian akan meruntuhkan tembok-tembok negatif di dalam hati dan memberi kesegaran jiwa.
Pujian dan penyembahan sangat penting untuk memelihara pikiran yang sehat. Iblis akan berusaha menggoda kita untuk berbuat kesalahan namun pada saat kita menaikkan pujian kepada Allah, suaranya akan kabur dan bahkan lenyap, karena pujian dan penyembahan menjernihkan pikiran, dan membuat kita mampu mendengarkan suara Allah yang berbicara langsung ke hati kita (lihat Rm. 12:2).
Salah satu nyanyian pujian di mana kesedihan berganti menjadi sukacita melalui penyembahan kepada Allah, sumber segala sukacita, adalah ketika Allah berkata bahwa, “Ia datang kepada kita untuk memberi kita perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar” (lihat Yes. 61:3).
Pujian kepada Allah melepaskan kita dari pikiran-pikiran negatif, seperti halnya Daud yang memohon kepada Allah dan berkata, ”Keluarkanlah aku dari dalam penjara untuk memuji nama-MU” (Mzm. 142:8). Ketika kita menaikkan pujian kepada Allah dan mengungkapkan kepedihan hati kita kepada-Nya, maka Ia akan mengangkat hati kita lebih tinggi dari kepedihan itu sehingga pikiran dan emosi negatif kita terlupakan dan kita dapat mendengar suara-Nya.
Inilah salah satu kuasa yang tersembunyi dalam pujian.
2
Kuasa lainnya yang tersembunyi di dalam pujian ialah bahwa Allah dapat memurnikan hati kita tepat di dalam proses pujian yang sedang kita lakukan kepadaNya. Suara kita akan keluar dari bagian tubuh kita yang paling dalam, atau bahkan dari jiwa kita (dan tidak soal apakah suara itu merdu atau tidak). Suara kita datang dari roh kita, yang diilhami dan ditopang oleh Roh Allah sehingga suara itu akan menjadi indah. Mengangkat suara kita dalam nyanyian pujian berarti mengangkat hati kita kepada-Nya dalam penyerahan diri, kasih dan kesetiaan.
Bila kita memusatkan seluruh perhatian kita kepada Allah dan menyambut kehadiran-Nya di dalam jiwa dan hidup kita melalui pujian, maka hati kita akan melembut di hadirat-Nya. Kita akan dicurahi kasih-Nya, karena dalam pujian itu kita menyembah-Nya dan menjadi semakin serupa dengan-Nya.
Pujian juga membuka kasih di dalam hubungan kita dengan sesama, karena Allah sanggup mengubah hati, kalau kita mau memberi-Nya kesempatan untuk melakukannya di dalam diri kita. Bila kita menyembah dan memuji-Nya serta sepenuhnya menghargai kasih dan kuasa-Nya, lalu kita bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya atas semua hal yang dilakukan-Nya selama hidup kita, maka rasa damai dan sejahtera akan mengalir di dalam hidup kita.
Pujian dapat mengubah situasi dan itulah juga kuasa yang tersembunyi di balik pujian kepada Allah.
3
Bila kita memuji Allah di tengah-tengah penyakit, rasa sakit, kelemahan atau kesedihan, maka pujian yang menyuarakan penyembahan kita itu akan membuka saluran ke hadirat-Nya yang dapat menembus hati kita, memberi ketabahan dan bahkan menyembuhkan kita sesuai dengan kehendak-Nya.
Segala sesuatu bisa terjadi bila kita menyembah Allah, karena memuji Allah melalui nyanyian adalah juga doa yang dapat mengubah segala sesuatu. Perhatikan Mazmur 102 di mana si penulis menyampaikan perasaannya dengan jujur kepada Allah atas semua hal yang sedang dideritanya, dan berseru agar Ia mendengar doanya dan memberi masa depan yang lebih cerah kepadanya.
Bila kita memuji Allah dan menyadari kuasa-Nya, maka dengan sadar kita akan menyerahkan rasa kecewa atau kekuatiran kita kepada-Nya. Pujian itu akan membuat kita menyadari bahwa Allah berkuasa menolong kita dan akan menjawab kita menurut jalan dan waktu yang dikehendaki-Nya. Bila kita memuji Allah pada saat terjadi kekecewaan dan kejemuan, maka Ia akan membuka mata hati kita kepada kebenaran, dan hal itu akan menolong kita melihat segala sesuatu dari perspektif yang lebih baik.Alkitab berkisah tentang sejumlah perempuan yang berdoa sambil bernyanyi menangisi nasib mereka yang tanpa harapan, mandul seperti Elizabeth dan Sara karena telah melampaui batas umur bagi seorang ibu untuk hamil, demikian juga halnya dengan Hana. Tetapi karena ketekunan dan keyakinan maka akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka dambakan.
Apabila kita mempunyai impian dalam hidup yang selama bertahun-tahun seakan-akan tak pernah Allah penuhi, maka kita perlu terus-menerus menyembah Allah dan menghadapinya dengan penuh harapan kepada-Nya. Bahkan bila harapan kita terhadap situasi seakan-akan sudah pupus, kita perlu terus tekun memuji Allah dengan mengingat akan kuasa kebangkitan-Nya, yang juga akan dapat membangkitkan kita dari kondisi yang sudah mati itu melalui suatu harapan kebangkitan bersama-Nya.
Sebagaimana doa, maka menyanyikan lagu pujian kepada-Nya juga berarti berbagi perasaan kita kepada Allah, memberitahukan keyakinan kita akan kuasa pertolongan-Nya. Pujian kita akan melepaskan tali pengikat berkat yang menyertai-Nya, dan membawa kita kepada situasi datangnya hadirat Allah, yang turun dan tinggal di dalam kita, dan di dalam hadirat-Nya itu hati kita akan merasa damai dan sejahtera. Hal ini juga merupakan kuasa yang tersembunyi dalam setiap pujian.
4
Kita juga perlu memuji Tuhan pada saat kita mempunyai masalah dalam hubungan dengan sesama, di mana kita perlu saling mengampuni. Apapun masalahnya dan bagaimanapun kejadiannya, namun kita harus meyakini bahwa sebagaimana Tuhan sudah mengampuni kita, kita pun wajib mengampuni. Ingatlah akan kisah raja yang mengampuni seseorang yang berutang banyak dan perintah Yesus untuk mengampuni orang yang bersalah sampai tujuh puluh kali tujuh kali (Mat. 18 ayat 21-22). Sebab kalau kita tidak mengampuni orang lain setelah kita diampuni-Nya, maka jiwa kita pun akan terpenjara dan tersiksa.
Pada saat kita memuji Allah, maka melalui Roh-Nya Ia akan menolong kita mengingat perintah-perintah-Nya. Hal ini dialami oleh murid-murid ketika membangunkan Yesus pada saat badai menyerang perahu mereka (Luk. 8: 22-25). Ketika Yesus dibangunkan, maka Ia menegur badai dan air yang mengamuk itu, dan seketika itu juga ombak berhenti dan keadaan menjadi tenang. Ketika kita memuji dan memuliakan-Nya, kita berusaha membangunkan-Nya di dalam jiwa kita, sehingga badai kehidupan yang sedang bergejolak pun menjadi tenang. Demikian juga ketika kita diperhadapkan pada berbagai persoalan dan cobaan, maka perspektif Tuhanlah yang menguasai hati dan pikiran kita, dan bukan perspektif diri kita sendiri. Ini juga merupakan salah satu kuasa yang tersembunyi dalam kita memuji Allah.
5
Kita juga perlu memuji Tuhan pada saat berada dalam kondisi tertekan akibat berbagai masalah, baik dalam keluarga, di lingkungan pekerjaan, di kantor, atau bahkan ketika kita dipenjara, lalu kita menyesali kesalahan, kekeliruan atau dosa yang kita lakukan. Ketika Paulus dan Silas dihakimi, dilempari batu bahkan dipenjarakan walaupun mereka bermaksud baik (Kis.16:19-40), mereka tidak mengeluh tetapi malah menyanyi sambil memuji Tuhan di tengah malam yang dingin. Mereka menyanyikan pujian bagi Allah, dan sementara mereka menyanyi itu terjadi gempa yang menggoncang penjara sehingga pintu-pintu sel terbuka. Jadi kita perlu memuji Tuhan ketika hati kita terbelenggu dalam penjara kehidupan, kita perlu berdoa atau menyanyikan lagu pujian ketika jiwa kita terkungkung, niscaya Tuhan akan menghampiri dan membebaskan kita dari situasi dan kondisi itu.
Bila kita memuji-Nya, kita mengundang-Nya melakukan kehendak-Nya di dalam hidup kita, yang selalu lebih besar dari segala sesuatu apa yang mampu kita lakukan. Alkitab mengatakan bahwa Allah akan menjaga dan melindungi kita dari kesukaran sehingga kita akan terluput dan bersorak bebas (Mzm. 32: 6-7).
Seorang pendeta bernama Jack Hayford berkata: “Seperti halnya musik di alam fisik dapat menghasilkan gelombang suara yang memecahkan sebuah gelas, demikianlah penyembahan yang penuh dengan nyanyian pujian di alam rohani akan dapat menggoyahkan kekuasaan setan, merobohkan kerajaan neraka dan memperluas kerajaan Allah melalui Yesus Kristus. Bila kita menyanyikan pujian kepada Allah atas kehadiran-Nya, kuasa-Nya, dan segala sesuatu yang dilakukan-Nya, maka penyembahan kita menjadi alat yang tepat untuk memerdekakan kita dari berbagai masalah yang memenjarakan hati.
Penyembahan melalui pujian bermakna untuk mengatakan kepada Allah bahwa kita mengasihi Dia. “Dan barang siapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya” ( Yoh. 14:21). Allah mengajarkan jalan-jalan-Nya melalui syair pujian yang kita nyanyikan, dan Ia menghendaki agar kita mengakui-Nya sebagai Allah dalam ucapan kita dan melayani-Nya melalui tindakan kita. Penyembahan kepada Allah melalui pujian adalah tindakan menghampiri Allah dan membiarkan-Nya mengangkat jiwa kita ke alam Roh-Nya. Ini juga kuasa yang tersembunyi dalam pujian kepada Allah.
Refleksi
Dari berbagai uraian dan dukungan Firman Tuhan di atas maka diharapkan agar jemaat lebih rajin datang ke gereja, berdoa dan memuji Tuhan dalam persekutuan bahkan kalau masih mampu dan mempunyai talenta agar mengikuti grup paduan suara atau vocal group lainnya. Selamat bergabung. Tuhan memberkati.
[R. Sihite, anggota Mannen Koor GKI Pondok Indah]
(sumber: http://gkipi.org)
0 komentar:
Posting Komentar