“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" Yohanes 15:16

Sabtu, 29 Oktober 2011

Liturgi Ragam Bahasa Daerah di Indonesia

Dalam perayaan Natal, selalu diadakan pembacaan nas Alkitab berkelompok atau biasa disebut ‘liturgi’. Tentu pembacaan itu sudah ada urutannya; Penciptaan – Kejatuhan dalam dosa – panggilan Pertobatan – Janji keselamatan – Kelahiran Tuhan Yesus. Tapi tidak salah jika dalam rangkaian ‘liturgi’ itu diselipkan liturgi yang sedikit kreatif.

Di sini saya sediakan kumpulan liturgi ragam bahasa yang bisa di copy-paste. Untuk edisi kali ini saya menyusun Liturgi Ragam Bahasa Daerah (bahasa suku) di Indonesia yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Nas Alkitab yang dipilih adalah Yohanes 3:16:

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Jumat, 28 Oktober 2011

Si Boss Marah

Sebelum berangkat kerja, seorang Boss, pemilik sebuah perusahaan marah-marah kepada isterinya. Di tengah perjalanan menuju kantornya, mendadak supirnya mengerem mobil. Lagi-lagi dia marah kepada supir disebelahnya. Sampai di gerbang kantornya, karena lama membuka pintu, lagi-lagi dia marah pada satpam.

Sewaktu turun dari mobil, dia melihat 2 orang sedang duduk-duduk di dekat mobil box sambil merokok. Lalu ia mendatangi kedua orang itu sambil berkata, “Berapa gaji kamu sebulan?” orang pertama menjawab, “Satu juta tiga ratus, Pak.” Lalu ke yang satu lagi ia bertanya, “Kamu, berapa?” orang kedua menjawab, “Satu juta lima ratus, Pak.”

Lalu Boss itu mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya, “Ini gaji kamu satu bulan… ini juga gaji kamu satu bulan.” Ia menyerahkan uang sebanyak Rp. 2.800.000,- kepada kedua orang itu. “Sekarang kamu berdua pergi, saya nggak mau lihat kamu berdua kerja disini lagi!” kedua orang itu pun pergi dengan buru-buru.

Kamis, 27 Oktober 2011

Ratu Victoria

Pada suatu hari, Ratu Victoria mengadakan kunjungan ke suatu pabrik kertas. Tanpa tahu siapa tamu yang datang itu, si mandor pabrik mengantarnya dan menunjukkan bagaimana proses pembuatan kertas di pabrik tersebut. Ia mengajak untuk melihat bagian pensortiran, dimana para pekerja sedang mengeluarkan barang-barang bekas yang diambil dari tempat pembuangan sampah. Setelah mendapat penjelasan tentang proses kerja pabrik kertas itu, ia juga diberitahu bahwa barang-barang bekas tersebut akan menghasilkan lembaran-lembaran kertas yang baru, yang putih bersih. Setelah kepergian Ratu Victoria, sang mandor baru mangetahui siapa tamu itu sebenarnya.

Beberapa hari kemudian, Ratu Victoria menerima sebuah bungkusan yang sangat bagus, kertas-kertas tulis yang sangat bersih bergambar Ratu. Di dalam bungkusan itu terdapat tulisan yang menjelaskan bahwa kertas tersebut dibuat dari barang-barang bekas yang pernah dilihatnya.

Rabu, 26 Oktober 2011

Mengumpulkan Persembahan Tanpa Nyanyian

Adalah hal yang biasa dalam sebuah Kebaktian Minggu, jemaat menyanyikan pujian saat mengumpulkan persembahan (kolekte).  Tapi di GKPI, sejak berdirinya pada tahun 1964 yang lalu, saat mengumpulkan persembahan jemaat tidak menyanyikan pujian. Setelah persembahan yang dikumpulkan tersebut didoakan barulah jemaat menyanyikan sebuah lagu pujian yang biasanya dipilih lagu bertema ucapan syukur.

Meskipun itu merupakan tradisi - bahkan ciri khas - di GKPI, namun banyak juga Jemaat GKPI yang mengisi saat pengumpulan persembahan itu dengan memainkan alat musik (biasanya organ/keyboard secara instrument). Dengan melakukan hal itu sebenarnya, sadar atau tidak, Jemaat-Jemaat tersebut sedang mengaburkan tradisi yang justru menghilangkan makna pengumpulan persembahan di GKPI. Dengan volume suara sepelan apapun, itu tidaklah membantu jemaat untuk kusyuk dalam berdoa, apalagi kalau instrument tersebut dilantunkan dengan volume suara yang keras. Dalam hal ini, justru Jemaat-Jemaat kecil di pedesaan yang melakukannya dengan benar karena Jemaat-Jemaat kecil tersebut tidak memiliki alat musik.

Selasa, 25 Oktober 2011

Pendidikan Zaman Yesus, Sudah Ketinggalan Zaman?

Pendidikan Di Zaman Yesus
Apakah Yesus pergi ke sekolah? Apakah Yesus les matematika dan musik? Apakah Yesus pergi bermain kelereng dengan teman-temannya? Alkitab memang tidak menceritakan hal itu. Tetapi beberapa kebiasaan yang terjadi di zaman Yesus setidaknya dapat menceritakan apa yang terjadi, khususnya mengenai pendidikan Yesus pada waktu Ia kecil.

Memang Alkitab tidak mencatat kehidupan kanak-kanak Yesus. Kita hanya tahu bahwa setelah Ia diserahkan di Bait Allah dan ditantang oleh Opa Simeon, kisah kanak-kanaknya nihil di Alkitab. Baru setelah Ia berusia 12 tahun, dikisahkan bahwa Ia kembali pergi ke Bait Allah bersama orangtuanya.

Pertanyaannya, bagaimana mungkin Yesus berdialog dengan para ahli di Bait Allah jika Ia tidak belajar apa-apa sepanjang masa kanak-kanaknya. Seperti anak-anak Yahudi di zaman Yesus, Yesus rupanya juga berguru dari ayahnya. Pada masa itu, seorang ayah bukan hanya berfungsi sebagai orangtua tetapi juga sekaligus sebagai guru bagi anak-anaknya. Seorang ayah bertanggungjawab mengajarkan Taurat dan menceritakan tradisi Yahudi kepada anak-anaknya. Menurut Talmud Yerusalem, sekolah yang didirikan oleh Raja Alezander Yanaeus pada abad pertama SM hanya dibuka untuk anak-anak yang tidak berayah lagi (anak yatim). Di sekolah itu, peran ayah yang hilang di dalam keluarga digantikan secara sempurna oleh para pengajarnya. Itu sebabnya, sampai usia 12 tahun bisa kita simpulkan bahwa Yesus tidak bersekolah karena ia masih memiliki ayah.

Senin, 24 Oktober 2011

1 Yohanes 4:17-21 (Khotbah Epistel)

Mengasihi Allah = Mengasihi Sesama

Pendahuluan
Perintah utama bagi manusia adalah mengasihi Allah dan mengasihi manusia seperti diri sendiri. Persoalannya, apakah kita sudah mengasihi dengan sempurna? Apakah kasih yang selama ini kita tunjukkan dan lakukan sudah cukup? Apakah cara kita mengasihi sudah benar?

Meskipun kasih-mengasihi merupakan sikap yang semestinya ada dalam diri orang Kristen, ternyata tidak semua bisa menerapkannya dengan sempurna. Banyak yang masih mengasihi dengan setengah-setengah. Sikap yang setengah-setengah tentu saja jauh dari cukup. Bahkan masih banyak juga yang - bukannya mengasihi tapi malah membenci dan memusuhi saudaranya.

Minggu, 23 Oktober 2011

Hukum "Tabur-Tuai" Dalam Iman Kristen

Pembahasan tema “kita menuai dari apa yang kita tabur” (what we sow, what we reap) mengesankan suatu pembahasan yang mengarah kepada konsep hukum karma yang umumnya dihayati oleh umat Hindu atau Budha. Sebab bukankah hanya agama Hindu atau juga Budha yang sangat terkenal dengan hukum karma? Sebab karma dalam agama Hindu dihayati sebagai: “The total effect of a person's actions and conduct during the successive phases of the person's existence, regarded as determining the person's destiny, especially, in his next incarnation”. Hukum karma dipahami sebagai suatu akibat menyeluruh dari seluruh dan perbuatan seseorang yang dilakukan selama hidupnya, yang mana hasil dari perbuatannya tersebut akan menentukan nasib dirinya khususnya dalam inkarnasi pada kehidupan seseorang di masa mendatang. Mungkin itu sebabnya selaku orang Kristen jarang mengulas hukum “tabur-tuai” karena dengan tegas iman Kristen menyatakan bahwa tidak ada inkarnasi pada masa mendatang setelah seseorang meninggal. Dalam konteks ini iman Kristen memang tidak sejalan dengan ajaran agama Hindu atau Budha soal kehidupan di masa mendatang. Sebab dalam iman Kristen setelah kematian, seseorang tidak mengalami inkarnasi (kelahiran kembali) lagi, tetapi dia harus mempertanggungjawabkan di hadapan pengadilan Allah atas apa yang telah dia lakukan dan imani sepanjang dia hidup. Sebaliknya agama Hindu atau Budha umumnya berpikir secara siklis, yang mana kehidupan seseorang di masa kini menentukan kualitas inkarnasinya di masa mendatang. Tetapi bagaimana sikap iman Kristen dan sikap agama Hindu atau agama-agama lain dengan hukum “apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai”? Sesungguhnya hukum “tabur-tuai” merupakan hukum yang telah dikenal secara umum dan alamiah dalam kehidupan ini. Lima puluh tahun sebelum Kristus lahir, seorang filsuf bangsa Romawi yaitu Marcus T. Cicero, berkata, “As you have sown so shall you reap” (sebagaimana kamu telah menabur, demikian pula kamu akan menuainya). Alam juga mengajarkan hal yang sama. Kita hanya menuai buah mangga ketika kita menabur benih atau biji buah mangga, dan tidak mungkin kita menuai buah yang lain.

Jumat, 21 Oktober 2011

Markus 10:17-27 (Khotbah Minggu, 23 Oktober 2011)

Orang Kaya Sukar Masuk Kerajaan Allah

Pendahuluan
Tampaknya ada suatu rahasia di balik orang-orang miskin. Mengapa mereka disebut sebagai orang berbahagia (Matius 5:3, Lukas 6:20)? Mengapa orang kaya tidak mendapat keistimewaan itu? Bahkan seorang kaya yang ingin mengikut Yesus pun diminta-Nya membagikan seluruh kekayaannya kepada orang miskin - yang berarti ia akan tidak berharta lagi, baru boleh menjadi pengikut-Nya - padahal kehidupan rohaninya nyata-nyata lebih bagus daripada kebanyakan kita (Markus 10:17-27)?

Ini tidak bermaksud sinis terhadap kekayaan dan kepada orang kaya. Kitab Amsal mengatakan, “Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku” (Amsal 30:8). “Sebab si miskin pun ada kemungkinan mencuri dan mencemarkan nama Allah,” tuturnya kemudian.

Kamis, 20 Oktober 2011

Sang Pendeta


Kalau ia muda, dianggap kurang pengalaman…
Kalau rambutnya beruban, dianggap terlalu tua…

Kalau keluarganya besar, ia beban bagi jemaat…
Kalau tidak punya anak, ia tidak bisa diteladani…

Kalau isterinya aktif, dituduh mau menonjolkan diri…
Kalau tidak…, berarti tidak mendukung pelayanan suami…

Kalau khotbahnya membaca, sangat membosankan…
Kalau luar kepala, berarti tidak mempersiapkan diri…

Rabu, 19 Oktober 2011

Jembatan Harapan

Sore itu perasaan Gedok sedang sangat kelam. Sepulang dari kerja ia langsung menyelonong masuk ke rumah dan berbaring di ranjangnya. Bagaimana perasaannya tidak kelam, dia sedang menanggung hutang ratusan juta rupiah!?!

Setahun yang lalu dia meminjam uang kepada beberapa relasi dekatnya. Bunga dari pinjaman tersebut dibayarkan setiap tiga bulan sekali. Gedok menggunakan uang tersebut untuk membuka sebuah café. Bisnisnya berjalan lancar sekali, pengunjung café tersebut semakin banyak dan dia terus menambah fasilitas café-nya untuk menarik pengunjung lebih banyak lagi.

Hypnotherapy & Iman Kristen

Belakangan ini kita sering mendengar dan melihat berbagai cara penyembuhan dalam kehidupan di masyarakat maupun melalui tayangan TV. Banyak di antaranya proses penyembuhan itu dengan terapi. Salah satu di antaranya adalah Hypnotherapy. Pertanyaannya, apa pendapat gereja terutama penganut iman Kristen mengenai Hypnotherapy, terapi kesehatan, mental dan lain-lain dengan cara konseling dan hipnotis?

Berita mengenai hipnotis biasanya berkaitan dengan sebuah kejahatan. Misalnya: orang yang ditepuk dari belakang lalu menjadi tidak sadar dan kemudian dikuras hartanya. Nah, bagaimana dengan hypnotherapy?

Apakah Silsilah Yesus Ada Maknanya Bagiku?

Waktu kita baca Matius 1, terdapat silsilah keturunan Yesus yang cukup panjang. Waduh, kita jadi bingung! Koq banyak sekali silsilah orang-orang. Apakah bagian silsilah ini ada makna rohani? Untuk apa pusing-pusing dicatat, hanya membuat penuh! Apakah ada gunanya? Nanti dulu! Bukankah setiap tulisan dalam Alkitab adalah Firman Tuhan? Maka pasti silsilah ini ada maknanya. Tujuan dari artikel ini yaitu untuk refleksi. Sebelum memulai refleksi ada beberapa prinsip yang penting:
1. Tidak ada orang kecil di dalam Alkitab. Semua orang itu unik dan punya makna di dalam hidup, baik bermakna untuk Tuhan ataupun bermakna melawan Tuhan. Semuanya ada makna. Tidak ada orang kecil di dalam Alkitab.
2. Semua cerita manusia ini merupakan satu cerita dari awal sampai akhir yang membentuk cerita mengenai Tuhan sendiri. History berarti HIS Story. Dan di dalam sejarah cerita manusia ini maka setiap manusia membentuk satu cerita besar dan mengisi perannya masing-masing. Sekali lagi tidak ada orang kecil dan orang yang tidak signifikan. Semua ada perannya dan maknanya.
3. Tuhan menjanjikan bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan. Berarti keseluruhan hidup setiap orang percaya, mencakup hal-hal baik yang berkenan kepada Tuhan maupun kesalahan/dosa, pada akhirnya oleh anugerah dan kasih karunia Tuhan, Tuhan atur semuanya mendatangkan kebaikan bagi mereka. Inilah tangan Tuhan yang penuh dengan anugerah, Mahakuasa dan Mahaajaib.

Menjangkau Yang Tidak Terjangkau (To Reach The Unreach)

Refleksi Singkat Untuk Mereposisi Tugas Panggilan Gereja

Tulisan singkat ini hendak menajamkan pergumulan gereja sebagai persekutuan umat Tuhan dalam mewartakan Kabar Baik di tengah-tengah dunia ini. Pewartaaan Kabar Baik di tengah-tengah dunia ini seringkali diaplikasikan secara sempit meskipun sudah dimaknai secara luas oleh gereja. Pemaknaan Kabar Baik secara luas, berarti gereja sudah sampai pada titik pergumulan bahwa pelayanan Kabar Baik tersebut meliputi pelayanan holistik, yakni pelayanan mimbar dan sosial. Namun, disisi lain, gereja sering ‘malu-malu’ atau ‘apatis’ untuk menyentuh pewartaan Kabar Baik dalam konteks sosial.

Sadar atau tidak sadar, pola pelayanan demikian justru menjadi cara yang efektif untuk mencabut gereja dari akarnya, yakni bahwa ia diutus ke tengah-tengah dunia ini untuk hidup di dunia ini. Artinya, Tuhan tidak pernah menghendaki gereja untuk menciptakan ‘dunia baru’, sebuah dunia yang dibatasi oleh tembok atau dinding kokoh gereja, sementara itu realitas sosial di sekitar gereja, tempat ia hidup, seakan-akan menjadi dunia luar yang tidak perlu diurus. Karena itu, tujuan tulisan ini hanya mengingatkan kita semua, bahwa gereja harus menjangkau yang tidak terjangkau selama ini. 

Selasa, 18 Oktober 2011

Peternak & Pendeta

Suatu hari minggu di Northern Minnesota, cuaca sangat buruk dan angin bertiup kencang. Pendeta berjalan dengan susah payah melalui salju yang dingin ke arah gereja kecil di kota itu. Ia mendapati hanya satu orang di gereja itu. Seorang peternak di deretan bangku paling depan.

Kata pendeta itu, “Begini Pak, cuaca hari ini sangat buruk dan di sini hanya ada kita berdua. Apa tidak lebih baik kita batalkan saja kebaktian hari ini dan kita pulang ke rumah masing-masing?”

Doa Sebelum Makan

Seorang petani Kristen yang taat dan rajin ke gereja suatu hari pergi ke sebuah kota besar. Dia masuk ke sebuah restoran dan duduk di dekat sekelompok pemuda. Saat makanan pesanannya datang, dengan tenang dia melipat tangan, menundukkan kepalanya lalu berdoa.

Salah seorang pemuda menertawai petani itu, katanya dengan suara keras, “Hei, Pak, apakah di tempat asalmu semua juga berdoa sebelum makan?”

Petani tua memandang pemuda itu dan menjawab, “Oh, tidak Nak.. Binatang tidak berdoa.”

Bruno Hagspiel

Senin, 17 Oktober 2011

2 Korintus 9:6-15 (Khotbah Epistel)

Bantuan Bagi Saudara-Saudara Yang Miskin

Latar Belakang Pengumpulan Dana Untuk Jemaat Di Yerusalem.
Kemiskinan adalah masalah yang selalu dihadapi gereja di se­pan­jang sejarah. Masalah kemiskinan bukanlah sesuatu yang ha­nya dihadapi oleh gereja-gereja di zaman ini, melainkan juga sudah di­alami oleh gereja mula-mula di zaman Perjanjian Baru.

Pengumpulan persembahan (dana) untuk jemaat di Yerusalem merupakan aktivitas pelayanan yang penting bagi Rasul Paulus dan jemaat-jemaat non-Yahudi. Ini terbukti dengan banyaknya data yang kita temui dalam surat-surat Paulus berkaitan dengan proyek pengumpulan dana itu (Rm. 15:25-27; 1 Kor. 16:1-4; 2 Kor. 8-9; Gal. 2:10). Kemudian Lukas juga menyinggung beberapa peristiwa yang berhubungan dengan proyek dana ini (Kis. 20:16,22; 24:17).

Mengapa Tata Letak Mimbar Khotbah Kita Tidak Seragam?

Judul di atas merupakan pertanyaan yang sering dilontarkan anggota jemaat, penatua juga rekan sekerja kepada penulis. Memang pada kenyataannya di gereja kita GKPI - juga gereja-gereja tetangga yang sealiran - tata letak mimbar khotbah tidak seragam, ada yang letaknya ditengah-tengah dan ada yang letaknya di sebelah kanan altar. Mengapa bisa demikian? Dalam tulisan ini penulis mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut dari sudut pandang sejarah dan makna teologisnya. Tentu kebenarannya tidaklah mutlak. Diharapkan tulisan ini mendapat tanggapan positif dari para pembaca.

Pendahuluan
GKPI yang lahir dari gereja asalnya HKBP, merupakan bagian dari persekutuan gereja-gereja Lutheran sedunia. Namun jika kita melihat tata letak altar, khususnya mimbar khotbah di gereja kita, pada umumnya tidak menggambarkan pemahaman gereja Lutheran. Gereja Lutheran menempatkan mimbar pemberitaan firman di sebelah kanan altar (jemaat melihatnya sebelah kiri). Sementara itu tata letak mimbar khotbah gereja-gereja kita banyak juga yang mengadopsi tata letak gereja Calvinis, dimana mimbar khotbah berada di tengah-tengah altar.

Minggu, 16 Oktober 2011

Lukas 12:15-21 (Khotbah Minggu, 16 Oktober 2011)

Bagaimana Menjadi Orang Kaya Yang Pintar?

Latar Belakang
Dalam ayat 13-14, Ada seseorang datang kepada Tuhan Yesus untuk meminta bantuan-Nya menjadi penengah soal warisan dengan kerabatnya. Namun Tuhan Yesus dengan tegas menolak permintaan itu. Mengapa Tuhan Yesus menolak permohonan orang yang datang minta tolong kepada-Nya? Mengapa Tuhan Yesus tidak mau mencampuri urusan warisan orang itu? Apakah Tuhan Yesus anti-pati dengan harta? Apakah pengikut-pengikut Kristus tidak boleh memiliki harta di dunia ini?

Tuhan Yesus bukannya menolak permintaan orang itu tetapi sangat kecil sekali kemungkinan bagi orang Yahudi melakukan monopoli atas suatu warisan atau sama sekali tidak mendapatkan warisan, kecuali orang Yahudi dari suku Lewi. Orang Yahudi punya Hukum Warisan yang berlaku mutlak karena berdasar pada peraturan dan ketetapan TUHAN Allah bagi bangsa pilihan-Nya ini. Setiap orang Israel pasti mendapat warisan dari milik pusaka kaum keluarganya. Bilangan 36:8 menyebutkan “ … setiap orang Israel mewarisi milik pusaka nenek moyangnya.”

Jumat, 14 Oktober 2011

Memang Lidah Tak Bertulang

♫♪...Memang lidah tak bertulang tak terbatas kata-kata… Tinggi gunung s'ribu janji, lain di bibir lain di hati… ♫♪♫ Demikian cuplikan lagu yang pernah dipopulerkan oleh Bob Tutupoli di era 80-an.

Sadar atau tidak, ternyata anggota tubuh kita yang terkecil yang kerapkali membuat masalah adalah lidah. Seringkali kita menjadi repot dibuatnya, karena apa yang kita ucapkan tanpa kita pikirkan dulu, bisa menimbulkan kekisruhan atau memperkeruh keadaan.

Tanpa disadari, kita masih seringkali lupa menjaga ucapan. Kita mengucapkan kata-kata yang pedas, menyerang,  bukannya ucapan yang membangun suatu relasi yang lebih baik. Kerapkali kita masih mengumpat atau memaki, bila ada pendapat yang tidak berkenan di hati. Apalagi bila ada sesama yang membuat hidup kita menjadi lebih sulit, kita secara emosional mengeluarkan kata-kata yang tidak berkenan di hadirat Tuhan. Seringkali kita masih menghalalkan segala cara hanya untuk memuaskan keinginan hati. Tak terlepas kepada orang yang lebih tua yang seharusnya kita hormati, atau kepada teman seumur, atau terlebih kepada yang lebih muda; dimana seharusnya kita menjadi teladannya. Acapkali kita tidak peduli atas perasaan mereka dalam mendengarkan ucapan kita, baik terhadap anggota keluarga maupun teman di kantor, di gereja, atau di sekolah.

TRINITAS: Tiga Cara Berada Allah

Pengantar
Ketika mempersiapkan tulisan ini, saya mengingat pengalaman-pengalaman membicarakan, mendiskusikan atau mengajarkan topik ini. Timbul kesan pada saya bahwa hampir semua orang percaya yang ada dalam percakapan itu merasakan bahwa ajaran Trinitas atau Allah Tritunggal ini adalah ajaran/doktrin gereja yang sangat sulit untuk dimengerti. Belum lagi membayangkan orang-orang dari agama lain yang ikut mempercakapkannya, yang tentu saja berangkat dari sikap tidak percaya atas doktrin kita ini. Dalam sebuah tulisannya, A.A. Yewangoe (pengajar di STT dan Ketua Umum PGI) mengatakan, tuduhan bahwa seolah-olah orang Kristen menyembah tiga ilah selalu muncul dalam berbagai percakapan.

Yewangoe mengangkat cerita B.J. Boland.1 Suatu kali terjadi perdebatan antara seorang Kristen dan seorang Islam, dan yang Islam bertanya “Apakah orang-orang Kristen tidak mengabdi kepada tiga Tuhan, yang mereka namai Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus? Masa mereka mengabdi kepada tiga Tuhan, sambil mengatakan bahwa ketiganya cuma satu?” Lalu orang Kristen itu menjawab, “Tentu saya bersedia bercakap-cakap dengan saudara mengenai soal ini. Tetapi maaf saja kalau anak di kelas satu sekolah dasar menanyakan soal yang diajarkan di kelas enam, maka kita jawab: Tunggu saja dulu sampai kau sudah sampai di kelas paling atas! Bukan begitu?!”2

Hadir Untuk Turut Menderita

Saat menonton salah satu tayangan TV swasta kita “Jika Aku Menjadi”, ada banyak hikmah yang didapat dari sana. Obyek acara itu adalah orang-orang ‘kecil’ yang kehidupan sehari-harinya dipenuhi pergumulan. Subyeknya adalah mereka yang terbiasa hidup dengan fasilitas lengkap. Selalu ada airmata dalam setiap acaranya, airmata dari subyek yang tertumpah setelah sungguh-sungguh merasakan derita si obyek.

Dalam beberapa kali menghadiri suatu peristiwa kemalangan, saya perhatikan orang-orang yang hadir berusaha untuk menghibur, namun yang terjadi justru makin menambah beban orang yang kemalangan itu. Banyaknya ucapan-ucapan belasungkawa dan kata-kata yang dimaksud untuk menghibur, mereka anggap akan cukup menolong. Padahal, tidak satu pun ucapan dan kata-kata itu yang masuk ke hati orang yang kemalangan itu. Bahkan tidak jarang, justru kata-kata itu menyakitkan perasaan mereka yang kemalangan, “Yah… ini adalah pertanda dari Tuhan, supaya kalian rajin ke gereja!”  Saya rasa, orang yang kemalangan akan tersinggung dengan kata-kata itu. Benar bahwa mereka termasuk orang yang jarang ke gereja, namun apakah harus diumumkan di depan umum? Pada saat kemalangan seperti ini?

Benarkah Perempuan Itu Dari Venus?

Men are from Mars, Women are from Venus (Dipublikasikan Bulan Mei 1992) adalah buku karangan John Gray . Dalam buku itu Gray menawarkan cara-cara untuk meningkatkan hubungan heterosexual suami istri. Ia menulis buku tersebut berdasarkan pemikiran bahwa laki-laki dan perempuan memiliki apa yang ia sebutkan sebagai diametrically different communication styles, emotional needs and personal values yang berbeda satu dengan yang lain. Buku itu sangat laris dijual, menjadi best seller dijamannya. Karena bagi banyak pasangan, mereka banyak belajar tentang bagaimana meningkatkan keharmonisan mereka.

Tapi saya bertanya-tanya dalam hati saya, benarkah bahwa perempuan yang saya sayangi itu datang dari Planet Venus?. Dan saya dari Planet Mars?

Perempuan berasal dari Venus, laki-laki dari Mars. Keduanya berbeda, amat berbeda. Masing-masing dengan kekurangan dan kelebihannya. Perempuan memang berasal dari laki-laki. Tetapi laki-laki jangan lalu merasa super, karena laki-laki dilahirkan oleh perempuan. Laki-laki adalah Mars, dewa peperangan. Perempuan adalah Venus, dewi kecantikan. Karena itu, mereka berbeda.

Senin, 10 Oktober 2011

My Parent = My Best Friend

Waktu anak-anak kita lahir, mereka bukanlah setengah bagian dari seseorang atau sebagian kecil dari seorang manusia. Mereka adalah manusia seutuhnya, mereka secara komplet sama seperti kita, yaitu pribadi yang utuh, unik dan berharga di mata Allah. Bagi Tuhan, memang mereka memiliki potensi untuk berbuat dosa, tetapi mereka juga diberi kesempatan untuk diselamatkan dan hidup baru mengikut Dia.

Mungkin kita belum mengenal mereka secara tuntas, namun disadari atau tidak mereka adalah seorang pribadi yang juga sudah memiliki ciri, karakter atau sifat yang unik, yang Tuhan khusus rancangkan buat dirinya. Memang akibat dosa, mereka berpotensi untuk memikirkan, melakukan bahkan memiliki kebiasaan-kebiasaan yang tidak disukai Tuhan, tetapi sama seperti kita, Tuhan memberi kemampuan pada mereka untuk berjuang mengalahkan yang tidak baik dalam diri mereka dan juga sebaliknya, kemampuan untuk mempertahankan yang baik.

Keluarga Saling Atau Keluarga Silang?

Prinsip utama dalam kehidupan keluarga yang bahagia sesungguhnya cuma satu, yaitu saling. Keluarga bahagia adalah keluarga saling. Itulah satu-satunya motivasi ketika Allah pertama kali memertemukan laki-laki dan perempuan, yaitu agar yang satu menjadi “penolong yang sepadan” bagi yang lain. Saling menolong.

Kata “saling” mirip benar dengan kata “silang”. Akan tetapi, keduanya mempunyai arti maupun konsekuensi yang sungguh bertolak belakang. Silang bisa berarti seperti peristiwa di sebuah perempatan jalan. Ada dua mobil, yang satu hendak berjalan lurus, sedangkan yang lain mau belok ke kanan. Keduanya sama-sama mau melaju lebih dulu, tak mau menunggu. Akibatnya, mereka saling silang. Bertabrakan dengan hebatnya.

Snackaholic (Kebiasaan Ngemil Yang Berlebihan)

DOMINASI penyakit orang sekarang lebih lantaran tak tepat memilih gaya hidup. Salah satunya soal pilihan menu. Penyakit degeneratif dan kanker terbukti berkorelasi dengan apa yang kita makan sedari kecil. Itu sebab mengapa kejadian jantung koroner, stroke, bahkan kanker kini menimpa kelompok usia lebih muda.

Boleh jadi sebab lidah orang sekarang sudah terbentuk salah selagi masih kecil. Cita rasa dirusak oleh jajanan dan menu restoran sejak kanak-kanak. Anak sekarang tak bisa menyukai sayur lodeh, tempe, dan pepes jamur di meja makan ibu. Menu gorengan mengalahkan rebusan.

Celaka, melihat jajanan pabrik sudah merambah kampung dan desa. Di mana-mana anak lebih memilih keripik ketimbang kacang rebus. Ketika kini di Jepang dan orang Barat menjauhi menu olahan, dan mencari ubi, labu, bulgur, padi-padian alami, masyarakat kita masih gandrung pada ayam goreng dan kerupuk. Gorengan kita kebanyakan buruk jenis minyaknya, dan kerupuk memakai penyedap dan zat warna yang belum tentu layak dikonsumsi.

Serangan Jantung & Stroke Bisa Dicegah?

Serangan jantung selain stroke, sekarang menimpa usia yang lebih muda, dan kalangan mana saja. Tidak selalu sebab faktor turunan, lebih karena kesalahan gaya hidup, kalau mereka yang tak berbakat jantung koroner atau stroke, masih terkena juga. Lebih lantaran ulah sendiri, jika penyakit yang sebetulnya dapat dicegah itu, menimpa kita juga. Bagaimana mudah mencegah penyakit yang tak selalu perlu terjadi itu?

JANGAN sampai penyakit jantung dan stroke menimpa keluarga kita. Sekali ada anggota keluarga yang menjadi korban, orang serumah harus memikulnya bersama. Bagi keluarga, merawat pasien jantung dan stroke bukan urusan satu-dua tahun.

Sabtu, 08 Oktober 2011

Ratapan 3:22-26 (Khotbah Minggu, 9 Oktober 2011)

Merubah Krisis Menjadi Peluang

Pendahuluan
Banyak orang menjadi ‘lemah’ saat menghadapi krisis. Menganggap dirinya tidak lagi berdaya, usahanya sia-sia, takut, cemas, dsb. Kebanyakan dari mereka menyesal, meratap, putus asa, tinggal bergantung pada nasib saja. Memang krisis selalu membuat orang tidak lagi bisa berpikir jernih, mereka yang menghadapi krisis jarang sekali dapat melihat sisi lain, bahwa di dalam krisis itu selalu ada peluang. Dalam hal ini, Presiden SBY selalu berkata kepada anak buahnya, “Setiap krisis mengandung peluang, setiap masalah ada jalan keluarnya.”

Ratapan Yerusalem
Sesuai dengan namanya, kitab Ratapan berisi nyanyian duka yang menyayat hati bagi pendengar atau yang menyanyikannya. Yang diratapi pada waktu itu adalah kehancuran kota Yerusalem yang direbut bangsa Babel (597-586 SM). Bait Allah dibakar dan dihancurkan serta seluruh penduduk kota diangkut ke pembuangan. Padahal bagi mereka, Yerusalem merupakan lambang kehadiran Allah, Kota yang indah = Putri Sion. Umat Israel menganggap kota itu tidak mungkin terkalahkan.

Jumat, 07 Oktober 2011

Hidup Yang Biasa-biasa Seumur Hidup?

Aku sempat protes kepada Yang Kuasa di atas, kenapa tidak dianugrahi hidup seperti kata-kata pada salah kaos DAGADU “muda bersenang-senang, tua kaya raya, mati masuk surga”. Namun kenyataannya harus dilahirkan di kota kecil dengan kehidupan yang biasa-biasa saja, telah bekerja lebih dari 15 tahun pun masih biasa-biasa saja karir & penghasilannya. Sepertinya hidup ini ditakdirkan harus mengikuti lirik lagu dangdut ”yang sedang-sedang saja”. Toh aku jadi orang tidak jahat atau tergolong orang baik, selayaknya orang lain lah, taat peraturan dan menjalanan etika dimana saja, sedikit religius dan suka menolong orang. Namun apakah itu cukup sebagai tiket mendapat rezeki banyak? (kaya mendadak-red)

Namun setelah menjalani hidup lebih dari sepertiga abad, aku baru bisa menyimpulkan kenapa hidupku ini sangat biasa-biasa saja. Sekolah biasa, kuliah biasa & kerja juga biasa2 saja. Semua terkait dari cara berpikir kebanyakan orang, bahwa apa yang telah dimiliki, dijalani adalah hal-hal biasa saja, STD (standar). Kalau dibuat kurva normalnya maka aku bisa pastikan berada di tengah-tengahnya 60% yang sedang-sedang, sisanya 20% diatas rata-rata, 20% dibawah rata-rata. Apakah harus menjadi kecewa dan marah memiliki hidup yang biasa-biasa saja? OH my God! Tentu tidak. Dalam hal-hal biasa masih ditemukan hal-hal luar biasa atau istimewa, seperti duduk di atap gedung DPR bersama ribuan orang di masa reformasi, makan restoran di lantai 46 gedung bertingkat Jakarta, tidur di hotel mewah bintang 5 karena pekerjaan. Naik pesawat meskipun masih kelas ekonomi, bisa naik kereta ekspress dan banyak aktivitas lain yang mungkin orang-orang biasa lainnya belum pernah mengalaminya. Aku menganggap semuanya bonus & keajaiban hidupku. Setidaknya untuk membesarkan hati.

Orang Jelek Dilarang Bodoh Apalagi Melarat

Dunia begitu mendeskreditkan orang jelek. Sering kita mendengar kalimat ini ”Sudah jelek bodoh lagi” atau  ungkapan seperti ini ”Sudah jelek melarat pula”. Lebih  parah lagi, ”sudah jelek, bodoh dan miskin lagi” . Itulah potret hidup paling terkutuk yang sebisa mungkin dihindari orang.. Kalaupun jelek, sedikit pintar atau agak kayalah agar punya nilai lebih. Tetapi kerap hidup bersikap tidak adil terhadap seseorang yang jelek nan bodoh bin melarat itu.

Definisi Jelek
Semua orang tahu apa itu muka jelek dengan melihat ciri-ciri jasmaniahnya.. Jelek menurut definisi umum adalah wajah di bawah garis pas-pasan saja atau tidak proporsional organ yang menempel di wajahnya ataupun letaknya kurang pas. Kalau hidung yang dipuja adalah mancung, maka dia berhidung pesek. Namun kategori jelek akan berbeda bagi setiap masyarakat. Sederhananya, jelek berarti tidak punya nilai estitika atau keindahan dipandang dari sudut manapun. Memang penilaian jelek ini sangat subyektif sifatnya, penilaian jelek di suatu tempat pasti akan berbeda dengan tempat lain, karena anatomi tubuh, warna kulit dan penunjang kecantikan atau ketampanan setiap tempat berbeda.

"Amazing Grace" (The Story Behind The Song)

Kisah Nyata Di Balik Lagu “Amazing Grace”

Tahun 2006 lalu sebuah film Hollywood, "Amazing Grace" dirilis di Amerika Serikat, Inggris dan Irlandia. Pemutaran di Republik Irlandia diadakan di Buncrana, di tepi Lough Swilly di wilayah Donegal.  Film itu memaparkan kisah William Wilberforce seorang politikus muda Inggris yang berjuang untuk menghapus perdagangan budak di Inggris.

Soundtrack lagu film tersebut adalah “Amazing Grace”. Pernah dengar lagu “Amazing Grace”? Ini sebuah lagu terkenal yang syairnya cukup akrab di telinga orang Kristen. Lagu ini sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia, setidaknya sebagai gubahan. Lagu “Ajaib Benar Anugerah” dalam Kidung Jemaat No. 40 merupakan salah satunya.

"Amazing Grace" adalah sebuah himne Kristen, liriknya ditulis oleh penyair Inggris yang juga seorang pendeta; John Newton (1725-1807), diterbitkan pada 1779. Dengan pesan bahwa hanya  pengampunan dan penebusan yang memungkinkan  orang terlepas dari dosa-dosa  dan bahwa jiwa dapat dibebaskan dari keputusasaan melalui belas kasihan Allah, "Amazing Grace" adalah salah satu lagu yang paling terkenal di dunia.

Siapa John Newton, penulis lagu yang terkenal itu? Apa latar belakang penulisan lagu yang indah itu? Tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.  Memang jauh dari sempurna, tapi setidaknya lumayan membantu.

Kamis, 06 Oktober 2011

Kuasa Tersembunyi dalam Pujian

Pengantar
Pada saat seseorang mengumandangkan lagu pujian, hal itu sama dengan berdoa karena kita berkomunikasi dengan Allah dan sekaligus mengakui kuasa-Nya untuk menolong kita. Penyembahan dan pujian adalah bentuk doa yang paling murni karena keduanya memfokuskan pikiran dan jiwa kita sepenuhnya, bukan kepada diri kita sendiri, namun kepada Dia yang kita puji atau ungkapkan dalam doa dengan kata-kata yang keluar dari hati kita. Suatu prinsip kiranya perlu kita pegang yaitu,“Doa akan membuat orang berhenti berdosa, tetapi sebaliknya dosa membuat orang berhenti berdoa.” Menyanyikan lagu pujian adalah doa yang kita ungkapkan kepada-Nya dari relung hati kita yang paling dalam.

Bernyanyi berarti mengomunikasikan kerinduan kita kepada-Nya, mendekatkan diri kita kepada-Nya dan menyambut hadirat-Nya di dalam diri kita. Bila kita memuji dan menyembah Allah, hadirat-Nya menyertai kita, karena “Sesungguhnya kita menjadi seperti apa atau siapa yang kita sembah” (Mzm. 115: 3-8).

Menyampaikan lagu pujian kepada Allah, baik sendiri maupun secara bersama (paduan suara), adalah suatu tindakan yang dapat berpengaruh mengubah perasaan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang yang mendengarnya. Itulah sebabnya lagu pujian perlu dipahami oleh pemadah maupun pendengarnya, sehingga meresap di hati kita. Salah satu hal yang luar biasa dari Allah ialah bahwa Ia hidup di dalam pujian kita, dan Ia berada di tengah-tengah pujian kita kepada-Nya. Mzm. 22:4 berbunyi, “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.”

Rabu, 05 Oktober 2011

7 Karakteristik Gereja Yang Hidup

Gereja yang hidup adalah gereja yang - meminjam istilah Dietrich Bonhoeffer - ”ke dalam bermakna, ke luar relevan”. Dengan kata lain, kehadirannya dirasakan tidak hanya oleh umat, tetapi juga oleh masyarakat di sekitarnya. Gereja yang hidup - pada dirinya sendiri - adalah Injil, kabar baik, bukan hanya bagi para warga jemaat di dalamnya, melainkan juga bagi masyarakat di luar gereja. Ia seperti “oase” di tengah padang gurun dunia.cBerikut ini adalah 7 karakteristik gereja yang hidup.

1. VISI YANG JELAS
Visi seumpama titik terang di ujung lorong yang gelap, kepadanya segala daya dan upaya diarahkan. Visi tidak hanya akan menjawab pertanyaan untuk apa gereja itu ada, tetapi juga ke mana gereja itu akan mengarah. Oleh sebab itu, gereja ada tidak sekedar “menggelinding”. Padat programnya, sibuk aktivitasnya, tetapi tidak jelas maknanya. Gereja mesti tahu ke mana arah tujuan dan apa yang ingin dicapai. Ia tidak berjalan bagai dalam labirin tak berujung.

Dalam Amsal 29:18 versi King James dikatakan, “Where there is no vision,the people perish.”-Tanpa visi, rakyat binasa (LAI menerjemahkan: “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat”). Memiliki visi seumpama anak panah yang punya sasaran bidik; titik dimana semua energi, kemampuan, dan perhatian seluruh anggota diarahkan; landasan sekaligus tujuan dari semua kegiatan dan program gereja.

Selasa, 04 Oktober 2011

MENGAJARKAN CERITA ALKITAB YANG EFEKTIF KEPADA ANAK SEKOLAH MINGGU (Sebuah Pedoman Sederhana)

PENGANTAR
Pelayanan Sekolah Minggu (SM) adalah dasar dari seluruh pelayanan gereja. Demikian juga dengan GKPI yang meletakkan dasar pelayanan kepada anak-anak. Karena anak-anak adalah masa depan gereja dan juga penerus warga Kerajaan Allah. Itu sebabnya guru SM memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan iman anak-anak. Kita tahu bersama bahwa Anak Sekolah Minggu kelak akan menjadi gereja yang akan datang.

Hanya saja, para pelayan gereja kurang memberi perhatian kepada pelayanan SM. Hal ini disebabkan merasa bahwa pelayanan kepada anak-anak adalah tugas para guru SM. Selain itu lebih memberi kesibukan pada pelayanan mimbar dan pembinaan orang dewasa. Padahal tanpa disadari kebiasaan orang dewasa ditentukan mulai dari tingkah laku pada masa kecil. Untuk itu sebagai Pendeta kami sangat mengucapkan terimakasih kepada seluruh Guru-guru Sekolah Minggu, yang telah rela memberi perhatian kepada anak-anak Sekolah Minggu.

Mengapa Kita Mengajar Anak-Anak?.
Pertanyaan ini sebenarnya adalah pertanyaan mendasar kepada kita guru Sekolah Minggu sebelum kita memahami kenapa kita menjadi guru SM. Hal itu dimulai dari:

Dilarang Parkir

Seorang Pendeta bersama seorang Penatua mempunyai janji untuk bertemu dengan salah seorang anggota jemaat di kantornya, di salah satu gedung bertingkat di pusat bisnis kota. Seperti biasa, pada jam-jam sibuk sangat sulit mencari tempat parkir.

Setelah beberapa kali berkeliling seputar blok itu tanpa hasil, terpaksa pak Pendeta memarkir mobilnya di pinggir jalan bertanda huruf P disilang alias dilarang parkir. Sebelum meninggalkan mobilnya dia menulis di secarik kertas lalu diletakkan di kaca depan. Bunyinya:

Perjuangan Seekor Anjing Tua

Ada seekor anjing milik seorang petani. Sudah bertahun-tahun anjing itu mengabdi pada tuannya. Dengan setia ia menemani tuannya bekerja di sawah dan mengusir ternak lain yang datang ke kebun. Karena usianya yang sudah cukup tua, anjing itu menjadi semakin lemah. Siang hari itu sang anjing mencari-cari makanan di sekitar sumur tua namun tanpa sadar kakinya terperosok ke dalam sumur dan ia masuk ke dalamnya. Saat mengetahui apa yang terjadi pada anjingnya, petani itu berpikir bahwa anjing itu sudah tidak berguna lagi karena sudah tua dan sakit-sakitan, dipelihara juga tidak ada untungnya. Karena alasan itulah si petani bermaksud menguburnya saja hidup-hidup di dalam sumur tua yang tidak begitu dalam itu. Dari pada bersusah-payah mengangkatnya, lebih baik ia panggil keluarganya untuk menimbuni anjing itu.


Cara Membuat Teks Bergerak

Untuk membuat blog lebih hidup/bervariasi, salah satu cara dengan membuat teks bergerak atau berjalan. Apakah di “main”, “sidebar” dari blog. Untuk membuatnya sangat mudah yakni dengan membuat printah efek marquee default. 


Contoh 1

<marquee>Selamat Datang</marquee>

Contoh diatas adalah perintah marquee yang tanpa embel-embel lainnya. Seumpama anda ingin menempatkan dalam halaman yang lebarnya sekian atau tingginya sekian, maka perlu ditambahin embel embel width: lebar dan height: tinggi, dsb. Ganti "selamat datang" dengan kata-kata yang anda sukai.

Contoh 2

Senin, 03 Oktober 2011

BERGEREJA: Antara Pelayanan & Persahabatan

PELAYANAN: Sebagai Sebuah Budaya Tandingan
Kata pelayan, pelayanan, atau melayani kini telah menjadi kata yang terlalu banyak dipakai di kalangan gerejawi. Tak jarang ia berkurang, hilang atau malah sesat makna. Dalam kehidupan gereja, mereka yang mendapat predikat sebagai pelayan Tuhan atau hamba Tuhan ternyata malah dalam praktiknya memperoleh posisi terhormat dan pertama.

Seorang pendeta, misalnya, selalu pada saat yang sama disapa sebagai pelayan Tuhan dan diperlakukan sebagai seorang tuan. Antara idealisme dan realisme ternyata tak sinambung.

Pemakaian kata pelayan dan pelayanan dalam kehidupan gereja memang sudah tua usianya, tak lain karena kata ini memang sangat banyak dipergunakan di dalam Alkitab sendiri. Namun, kita perlu memahami dengan kritis bahwa pada umumnya Alkitab berbahasa Indonesia memakai kata “pelayan” sebagai sebuah eufemisme bagi kata “budak,” yang berasal dari kata Yunani doulos.

Cara Memuat 'Artikel Terkait Lainnya' Dalam Postingan

Tutorial berikut ini akan sangat berguna bagi pengunjung blog Anda untuk memudahkan mereka melihat tiap postingan yang Anda tulis. Tutorial ini akan manampilkan tulisan-tulisan yang Anda posting dengan LABEL yang sama.

Untuk membuatnya ikutilah tutorial berikut ini:


1. Login ke blog anda

2. Masuk menu 'Desain'

3. Klik: ‘Rancangan

4. Klik : ‘Edit HTML

5. Centang kotak 'Expand Widgets Template' di bagian kanan atas

6. Cari kode ini <data:post.body/>

7. Copy-Paste script berikut ini di bawah kode <data:post.body/> tadi.

Agama Yang Benar

Di sebuah warung kopi, dua orang petani berdebat tentang kebenaran agama mereka masing-masing. Tampak kedua orang yang berdebat itu sudah mulai terbawa emosi. Perdebatan mereka di dengar oleh seorang petani lainnya.

Beberapa saat kemudian petani lain itu berseru dengan suara nyaring, “Hei..  kawan, sudah lebih 40 tahun aku selalu membawa padiku ke penggilingan  disana.” Sambil menunjuk sebuah tempat penggilingan padi tidak jauh dari mereka. Lalu ia melanjutkan, “Ada dua jalan untuk sampai di penggilingan itu. Tapi kawan, tidak pernah sekalipun juga pemilik penggilingan itu bertanya padaku; dari jalan mana aku datang. Ia cuma tanya, “Apa padimu ini baik?”

By: Brian Cavanaugh
--------------
Renungan:
Terlalu sering fanatisme dan fundamentalisme agama membelenggu kita. Kita terpenjara oleh pemahaman yang keliru tentang hidup beragama. Kita menganggap kebenaran itu hanya milik agama kita, tanpa peduli kebenaran yang dimiiki oleh agama-agama lain. Sehingga menimbulkan kebencian kita terhadap mereka yang memeluk agama lain.
Agama bukan hanya sekedar teori belaka, ia pada hakekatnya adalah praktis. Jadi agama bukan untuk diperdebatkan tetapi dilaksanakan. Saya juga sependapat dengan Brian Cavanaugh, saat kita meninggal dunia kelak, saya yakin Allah tidak bertanya, “Dari agama mana kamu datang?” tapi Dia mungkin akan bertanya, “Apakah kelakuanmu baik?”

Yakobus 2:17
“Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”

Matius 7:21
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”

HAL YANG SERING DITANYAKAN PARA BLOGGER

Berikut ini adalah jawaban atas beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan blogger.

MEMULAI

Di beranda Blogger, klik "Ciptakan Blog Anda" lalu buatlah Akun Google. Perhatikan bahwa Anda mungkin telah memiliki Akun Google jika sebelumnya telah menggunakan produk Google seperti orkut, Grup Google, Gmail, dan produk lainnya - jika demikian, lanjutkan dan masuklah. Selanjutnya, pilih nama tampilan dan setujui Persyaratan Layanan Blogger. Setelah semuanya disiapkan, Anda siap untuk mulai membuat blog!

Setelah Anda membuat akun Blogger, masuklah ke www.blogger.com dan klik "Buat Blog". Pada Langkah 2, masukkan judul dan alamat (URL) untuk blog Anda. Ketik huruf di kotak verifikasi kata untuk membuktikan bahwa Anda benar-benar manusia, lalu klik "Lanjutkan". Pada Langkah 3, Anda dapat memilih kerangka blog; nantinya, inilah tampilan blog untuk pembaca Anda. Selanjutnya, Blogger membuat blog baru Anda, yang tampil di alamat yang Anda pilih pada Langkah 2.

Di Dasbor, klik "Entri Baru" di samping blog yang ingin Anda poskan entri. Mulailah dengan memberikan judul pada entri (opsional), lalu masukkan entri tersebut. Setelah selesai, klik tautan "Pratinjau" untuk melakukan pratinjau bagaimana tampilan blog setelah dipublikasikan. Setelah Anda merasa puas dengan entri Anda, klik "Publikasikan".

HEALING MINISTRY

Pelayanan Pemulihan Luka Batin Dimulai dari Keluarga

Banyak orang melakukan pemulihan fisik saja, tanpa menyadari bahwa rupanya ada luka yang tertinggal, yaitu hati yang hancur, sedih atau kecewa. Pertanyaannya, apakah kita sungguh membutuhkan pemulihan di luar pemulihan fisik saja? Dan apakah pelayanan pemulihan perlu dilakukan oleh gereja?

Pemulihan Dalam Alkitab
Ternyata pelayanan pemulihan telah dilakukan sejak zaman Perjanjian Lama. Sebut saja Naaman yang harus mandi di sungai yang kotor. Bukankah Elisa telah dipakai Tuhan untuk memulihkan fisik Naaman, namun juga batinnya? Kalau saja Naaman tidak menyukai sungai yang kotor itu, belum tentu ia rela membenamkan dirinya sebanyak 7 kali.

Atau Musa, saat Miriam kena kusta. Ia memang tidak memberikan obat-obatan karena pada waktu itu belum ada obat untuk pengobatan penyakit kusta, tetapi ia berdoa agar Tuhan menyembuhkannya. Lebih jauh dari itu, Musa mengampuni kesalahan Miriam. Pengampunan yang dilakukan dengan tulus dari dalam hatinya, didengar dan diterima oleh Tuhan. Sehingga akhirnya Miriam bukan hanya pulih, melainkan sembuh total. Bagi seorang yang kena kusta, hal sembuh merupakan kemustahilan. Itu berarti Miriam sekaligus disadarkan bahwa kesalahannya yang telah diperhitungkan Tuhan, kini dihapus dengan tanda kesembuhan fisiknya.

Elia juga memulihkan anak si janda Sarfat yang tidak lagi ada napasnya. Elia berseru kepada Tuhan dan mengunjurkan badannya di atas anak itu sebanyak 3 kali sehingga ia pulih/hidup kembali (1 Raj. 17). Seperti kita ketahui, mukjizat yang terjadi di dalam Alkitab bukan untuk menunjukkan kehebatan kuasa dari si Pemulih, tetapi semua bertujuan agar Nama Tuhan Dimuliakan. Dan Alkitab membuktikan bahwa sungguh, Nama-Nya semakin dikenal dan ditinggikan. Sikap hati yang meninggikan Allah itulah yang menunjukkan adanya pemulihan jiwa seseorang.

Minggu, 02 Oktober 2011

DI MANAKAH ORANG-ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA BERADA? (Sebuah Studi Mengenai Intermediate State)

PENDAHULUAN
Perjanjian Baru mengajarkan bahwa orang-orang yang telah mati akan dibangkitkan pada waktu kedatangan Kristus kedua kali. Pertanyaan yang segera muncul atas pengajaran Alkitab ini adalah, "Di manakah mereka selama kurun waktu antara kematian mereka dan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali?" Dengan perkataan lain, "Di manakah jiwa mereka menunggu selama waktu itu?" Wajar bila kita berpikir bahwa mereka ada di suatu tempat di dalam periode antara kematian dan kebangkitan mereka. Masa atau keadaan itu disebut dengan istilah "intermediate state". Istilah ini diciptakan oleh para teolog untuk menjelaskan dengan tepat ruang dan waktu yang bersifat sebagai antara dan sementara. Kata sifat "intermediate" mengacu pada suatu kurun waktu tertentu sedangkan kata benda "state" berarti suatu kondisi manusia di bawah keadaan tertentu. Jadi, konsepsi ini secara keseluruhan menyatakan keadaan orang-orang mati dalam masa antara kematian dan kebangkitan mereka, dalam hal ini juga mencakup pertanyaan-pertanyaan yang timbul seperti: Dalam kurun waktu itu, di manakah orang-orang yang sudah meninggal dunia menunggu? Apakah mereka masih hidup? Apakah mereka sadar dan tahu siapa diri mereka? Apa yang mereka lakukan? Apakah mereka sudah menerima hukuman atau pahala, atau masih dalam keadaan netral: tanpa hukuman atau pahala? Lalu bagaimana dengan roh atau jiwa mereka? Pertanyaan-pertanyaan yang penting ini dapat muncul begitu saja dalam diri kita. Tentu jawaban pertanyaan ini dapat memberikan kepada kita suatu pengharapan yang besar atau sebaliknya, kekecewaan yang mendalam. Sayangnya, kebanyakan kita tidak mempunyai pengertian yang jelas tentang doktrin ini. Sehubungan dengan hal ini Millard J. Erickson berkata, ada dua alasan mengapa banyak orang Kristen tidak mampu secara efektif melayani orang yang sedang berkabung. Pertama, karena secara relatif Alkitab tidak berbicara banyak tentang doktrin intermediate state. Alasan kedua, adanya kontroversi teologis yang berkembang di dalam doktrin ini.1)

Artikel ini adalah suatu usaha untuk menyelidiki apa yang sesungguhnya Alkitab katakan tentang pengajaran Intermediate State. Tujuannya adalah guna mendapatkan pengertian yang lebih jelas tentang hal tersebut sehingga kita mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan penting yang datang dari mereka yang memerlukan kepastian dan kekuatan di tengah-tengah dukacita mereka. Alur penulisan artikel ini adalah sebagai berikut:

Sabtu, 01 Oktober 2011

Mazmur 78:32-35 (Khotbah Epistel)

JAS MERAH

Pendahuluan.
Judul di atas adalah salah satu petikan dari ucapan Bung Karno yang terkenal  yang berarti, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah!” Sejarah merupakan identitas bagi seseorang, sebuah kelompok maupun sebuah bangsa. Jadi bila seseorang melupakan sejarahnya itu berarti dia melupakan identitasnya, asal-muasalnya. Dari sejarah masa lalu orang belajar untuk memperbaiki masa depannya. Maka tepatlah apa yang dikatakan orang bijak, “pengalaman adalah guru yang baik.”

Mazmur 78 ini adalah salah satu di antara empat nyanyian nasional yang agung dalam kitab Mazmur. Tiga lainnya adalah Mazmur 105, 106 dan 136. Tema utamanya adalah pengalaman kelepasan Israel dari Mesir. Tujuan Mazmur ini adalah untuk mengulangi cerita awal bangsa ini, supaya angkatan kemudian dapat diperingatkan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.